September 2018

iklan

Resep Membuat Sambal Kacang.



Resep Membuat Sambal Kacang.

RESEP MEMBUAT SAMBAL KACANG


Halo sobat, bagaimana nih kabarnya? Semoga tetap sehat wal afiat yaa... 

Apakah kalian sudah masak hari ini? 

Yang sudah masak, saya boleh dong dibagi! Hahahah... 

Kalian suka yang praktis tidak? Kalau suka, bikin sambel kacang saja sobat, selain mudah untuk membuatnya, sambel kacang juga bisa awet untuk beberapa hari, jadi bisa kita gunakan kapan saja. 

Sambal kacang juga bisa dimakan dengan apa saja, seperti tahu goreng, tempe goreng, bisa juga untuk bikin rujak kangkung, jadi bisa menjadi alternatif banyak menu. 

Baiklah, mari kita bikin sambel kacangnya ya sobat, namun seperti biasa, kita siapkan dulu bahan-bahannya. 


Bahannya ialah:

Kacang tanah yang sudah dikupas

cabai rawit dan cabai merah secukupnya 
              
Bawang putih 

Gula jawa atau gula merah 

Kencur ( bagi yang suka ya, tidak memakai juga tidak apa-apa) 


Jeruk nipis ( perasa dan ambil airnya saja) 
              
Asam jawa

Terasi 

Garam 
              
Kentang ( direbus) 
              
Daun jeruk 

Cara pembuatannya:

Goreng kacang, bawang putih, cabe dengan menggunakan minyak secukupnya saja, jika sudah matang tambah bumbu yang lainnya lalu di tumbuk sampai halus, memakai blender juga tidak apa-apa. Tumbuk sampai benar-benar merata ya sobat, setelah merata bisa kita simpan di wadah, dan simpan di lemari es. 

Kita bisa menggunakan secukupnya saja, karena bentuknya padat, maka kita bisa mencampurnya dengan air matang, ambil sesuai kebutuhan lalu aduk dengan air matang tersebut dan siap disajikan dengan menu tambahannya. 


Begitulah sobat, semoga bermanfaat yaa dan selamat mencoba.


1/10/2018. 

Kuliner Kroket dan Cara Membuatnya.

Kuliner  Kroket dan Cara Membuatnya.

Halo sobat semua, apa kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya...


Bagaimana, apakah kalian sudah punya menu camilan buat keluarga di rumah? Kalau belum, mari kita sama-sama membuat camilan, kali ini kita membuat kroket sayur ya...
Kroket dengan isi sayur sangat bagus untuk dikomsumsi, karena ada wortel di dalamnya, jadi banyak vitamin juga kan sobat! Ya sudah, mari kita ke dapur yuk sobat...
Baiklah, mari kita siapkan terlebih dahulu bahan - bahannya.


Bahan dasar utama:

- kentang 1/2kg
- wortel yang dipotong kecil - kecil.
- daun seledri dirajang halus.
- tepung terigu secukupnya
- telur
- tepung roti

Nah sekarang siapkan bumbu-bumbunya.

Bumbu:

- bawang merah dan bawang putih dihaluskan.
- lada bubuk
- garam
- gula
- roico ayam

Jika sudah disiapkan, mari kita action ya sobat...

Pertama:

Goreng kentang sampai masak lalu setelah masak, kentang tersebut kita hancurkan sampai lembut dan khalis.

masukan irisan wortel dan daun sledri berserta bumbunya.

Kemudian kita uleni hingga adonan terasa kalis.

Beri tepung secukupnya, kalau mau di tambah telur juga boleh, sesuaikan dengan selera saja ya.

Kemudian kocok telur di wadah terpisah.

Adonan yang tadi kita bentuk sesuai selera, mau bulat atau lonjong, lalu basahi dengan kocokan telur sebelum di masukan ke tepung roti, biar nempel. Jika sudah baru kita goreng hingga matang.

Setelah matang, kita tiriskan dan sajikan selagi panas ya.

Sekian ya sobat, semoga bermanfaat.


28/09/2018. 

Flash Fiction Contoh - Mungkin Dengan Begini Kamu Bahagia



Maybe this way, we are happy.

As usual, tonight they spend the night chatting in the room. Tell stories about what is happening, and they experience life from morning to evening.

"How's Papa's business today?"

Sumiati tried to open the question, Paimin also moved to move position, so that she could face the wife Sumi she loved.

"Fine, Ma. How's the business? Is it alright?"

"Thank God, Pa. Mama's business is also fine. In fact, it shows even better development!"

Paimin hugged Sumiati's slender body which she used to call Sumi. Sumiati looked very comfortable when Paimin's burly hands hugged in his body.

"What about our children? Don't they ask for strange things today?"

"Oh no, Pa. Andre was crying because he asked for pizza, even though my mom was in business, she finally kept quiet. Maybe she was crying."

Sumiati smiles a smile, her face seems to be remembering - remembering the incident this afternoon when Andre cried.

"How about it? Did you pay for the tuition?"

"Already, Pa. It's all done."

They have two children, one girl and one male, Nia is in the second grade of middle school while Andre is in grade 3. They are happy enough to live their lives.

"Ma'am, buy a luxury house at the end of the alley, right? Said the owner of the house, it will only be released at a price of 1m! That's cheap, isn't it? Ma?"

"Em ... yeah. But should we buy a car first, Pa! Nia is in high school, it will definitely need a vehicle to go everywhere later!"

Paimin got up from bed, he took a cup of coffee that had been prepared by Sumiati since.

"Your coffee is always delicious, Sum!"

A few copies of the coffee had entered the stomach, Paimin returned to a position like that.

"Yes, Pa. That's expensive coffee! Mama bought it in Lampung, when there was an event on the streets of socialite mothers!"

"Wow, you really understand my favorite coffee!"

Paimin pinched Sumiati's nose gently, then she immediately brought her face closer to kissing his wife's forehead.

"You're a loyal wife, Sum. I'm proud to have you!"

"Ah Papa! Mama's flattered!"

Sumiati's face looked happy because of Paimin's praise, they really loved each other, even though everything they had gone through together. They have lived for a long time, but they have never quarreled, at least just a small quarrel, like about Andre who is naughty and always defended by Paimin, or about Nia who likes to whine for pizza.

Paimin and Sumiati never quarreled, they and their families were always harmonious, living together under the roof of the overpass. And their children never go to school.


27/09/2018. 

Resep Membuat Cupcake.Sederhana.

Resep Membuat  Cupcake.Sederhana.

Hello everyone, we meet again.

Snacks do not have a death, buddy, from time to time cakes are getting more variants, and the business is said to be dry or wet snacks even more rampant.

This can actually be a business opportunity for us, if we want to use it, because it's easy to do at home, and how to sell it can also be via online.

Now there are so many housewives who take advantage of these opportunities, because the results can also be additional money for shopping too. But many also make it a hobby, because making cookies or cooking is a very enjoyable activity.


Condensed Milk Cupcake.

The ingredients:

- 45ml of vegetable oil

- 3 yellow eggs + 1 whole egg

- 50 grams of flour

- 30 ml of sweetened condensed milk

- 3 eggs

- 85 grams of sugar

- 1/2 tsp lemon juice

Let's take action, friend.

Heat the oil to a boil, then lift it first, add the flour to flour by using whiks, then add the egg yolks and eggs that are still intact one by one, then stir while putting the sweetened thick milk and stirring until evenly distributed.

Then we prepare it in another place or container, which is beaten with white eggs
until it is frothy, put sugar and lemon juice and shake until it blends.

Mix the white egg mixture into the egg yolk mixture before stirring thoroughly until evenly distributed.

Pour into the cup that we have prepared and then bake
use for approximately 45 minutes (note: use fire setting 120)

After 45 minutes, raise the fire to 150 until the cake is brown, if it is cooked, turn off the oven and leave it in for a few minutes, then remove it, and the cake is ready to serve.


So, buddy, hopefully useful ...


28/09/2018. 

Keberadaan Warung Kecil Di Tengah Perkembangan Zaman.

Keberadaan Warung Kecil Di Tengah Perkembangan Zaman.

Keberadaan Warung Kecil Di Tengah Perkembangan Zaman.

Perkembangan zaman sudah begitu pesatnya, bagi yang tidak mengikuti perkembangan zaman maka akan tertinggal, karena begitu cepatnya perubahan - perubahan yang terjadi.

Dengan maraknya teknologi yang sudah dibuat oleh manusia, yang tujuannya untuk mempermudah pekerjaan pun sudah banyak yang terealisasi.

Semua bisa dilakukan dengan mudah, seperti halnya dengan keberadaan telpon genggam yang fungsinya sudah semakin sangat terasa sekali, dulu telpon genggam hanya untuk mediasi percakapan, sekarang sudah semakin banyak atau bertambah fungsinya.

Seluler atau telepon genggam sudah bisa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya menghasilkan, seperti dengan maraknya jual beli online, dan masih banyak lagi usaha yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan telepon genggam.

Jika kita tidak pintar - pintar memanfaatkan teknologi, maka kita akan ketinggalan zaman, apalagi sekarang semuanya sudah begitu nyata, seperti adanya usaha - usaha yang sukses dengan cara melakukan sistem pesan antar dengan memanfaatkan teknologi tersebut.

Oh iya sobat, ini ada cuplikan cerita dari saya, selamat membaca.

Tahukah kamu, Bro! Dulunya warung Emak itu ramai sekali. Tiap hari ada saja pecahan tawa di serambinya, tiap hari ada saja cerita yang hilir mudik di telinga saya, sebab warung Emak banyak pelanggan yang kadang suka bercengkerama terlebih dahulu, sebelum atau sesudah membeli sesuatu di warung.

Masih teringat, saat warung Emak masih ramai, setiap malam ada aja orang yang mengetuk pintu, karena ingin membeli kebutuhan seperti kopi, rokok, camilan dan lain sebagainya, sebab desa kami memang padat penduduk, apalagi seringkali banyak orang yang pada ngeronda atau sekadar ngobrol hingga larut malam, jadi wajar saja kan?

Di desa kami memang ada banyak warung sembakau, namun warung milik Emak yang terbilang paling komplit, selain tempatnya juga lumayan lebar di samping rumah dan hanya terhubung dengan ruang tamu menggunakan pintu di samping kanan, sehingga bisa menampung banyak barang dagangang, kalau warung lainnya kebanyakan hanya memanfaatkan serambi rumah atau ruang tamu untuk berjualan.

Warung Emak pun sudah terkenal hingga desa - desa sebelah, jadi ada saja tetangga desa yang kadang ikut nimbrung belanja di warung Emak, dan dari penghasilan dari warung, Emak mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi, anak Emak ada empat termasuk aku, dan semuanya kuliah.

Sekarang kami semua sudah berumah tangga, hanya setahun sekali saja kami berkumpul di rumah Emak, bukan kami tak sayang Emak, namun karena kami semua kebetulan bekerja di perantauan semua, jadi wajar saja jika kami jarang pulang, karena alasan pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan.

Emak memang hidup sendiri, sebab Ayah sudah meninggal sejak kami masih kecil, namun di rumah ada Mbok Iyem yang hingga sepuh masih setia berada di rumah bersama Emak, jadi Emak tetap ada yang menjaga, dan mengurusnya, meskipun sebenarnya kasihan juga, namun mau bagaimana lagi, sebab semua itu terhalang masalah pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan.

Kebutuhan Emak kami yang menanggung semenjak kami semua bekerja, Emak tinggal duduk manis saja, karena kami tidak ingin beliau capek ngurus warung sendirian. Namun sebelum semua itu terjadi, Emak pernah mengalami masa - masa sulit, dan waktu itu kami juga belum bisa membagi rejeki kepada beliau, karena memang belum ada yang untuk berbagai kepada Emak.

Warung Emak perlahan mengalami penurunan daya beli, dari hari ke hari warung semakin sepi saja, apalagi orang - orang yang masih memiliki hutang di warung sudah pada pindah belanja, entah karena menghindari, entah karena sudah munculnya mini market dan toko modern lainnya.

Maraknya toko online yang bisa belanja dengan santai di rumah, hanya dengan memilih menu belanja di ponsel, lalu tinggal menunggu pesanan datang, itu juga sangat berpengaruh dengan Emak, sebab warung Emak juga menyediakan baju-baju muslim, kerudung atau hijab yang dulunya juga laris, namun sekarang tinggal cerita.

Banyak warung - warung kecil yang tumbang duluan, sebab orang - orang menjadi lebih suka belanja ke tempat yang lebih kekininan dan sering ada discount harga. Emak masih bertahan waktu itu, sebab stok barang Emak memang banyak, jadi masih bisa untuk bertahan, meskipun Emak kerap curhat kepada kami anak - anaknya perihal kekhawatirannya.

Bersyukur kami sebagai anak - anaknya diberikan dan dimudahkan rezekinya, sehingga kami memutuskan agar Emak menutup saja warunnya, dan kami anak - anaknya yang akan bergantian mengirim uang untuk semua keperluan Emak di kampung. Dan akhirnya warung ditutup, Emak sudah tidak memikirkan lagi tentang keadaan warung yang makin sepi pembeli, warung itu sekarang juga sudah beralih fungsi menjadi sebuah gudang, untuk menyimpan segala kenangan indah yang dulu pernah ada, dan akan diganti dengan kenangan indah yang lebih baik lagi.


NB : ini hanya cerita fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


27/09/2018.


Resep Kue Singkong Pelangi.

Resep Kue Singkong Pelangi.
Resep Kue Singkong Pelangi. 

Halo sobat semua, kita bertemu kembali yaa...

Kita ke dapur lagi yuk manteman, kita action lagi di di dapur untuk membuat kue Singkong Pelangi.

Kue singkong pelangi merupakan jajanan tradisional kita, selain enak kue ini juga sangat mudah untuk dibuat, dan bahannya juga sangat mudah didapatkan juga, jadi tidak susah kan?

Baiklah, mari kita pergi ke dapur namun jangan lupa siapkan terlebih dahulu bahan - bahannya ya sobat.

Ini bahan-bahannya:

1kg singkong di parut

1/4 gula pasir

1btr kelapa parut

Pewarna makanan

Garam

Air hangat 2 gelas sedang

Cara membuatnya:

Campur singkong yang sudah di parut, sedikit kelapa parut, gula pasir dan garam.

Beri pewarna sesuai dengan apa yang kita inginkan yaa.

Siapkan loyangnya.


Selanjutnya kita kukus saf persaf dengan warna yang berbeda kurang lebih 1 jam.

Jika sudah matang kita angkat dan sisa parutan kelapa tadi kita taburkan di atas kue Singkong Pelangi yang siap akan kita hidangkan.

Selesai dan siap untuk disantap bersama keluarga.

Mudah bukan sobat?

Terima kasih buat yang sudah mampir di blog saya, semoga bermanfaat.


28/09/2018. 

Cerita Singkat - Dengan Judul: Kisah Kasih.

Cerita Singkat - Dengan Judul: Kisah Kasih.


Flash Fiction


Cerita Singkat - Dengan Judul: Kisah Kasih.

Tepat jam sembilan malam aku sampai di rumah. Tubuhku terasa penat sekali. Tugas kantor hari ini teramat banyak, mengingat hampir tutup tahun.

Di atas meja sudah ada secangkir kopi, namun sudah dingin. Iya, aku tidak sempat memberi kabar kepada Kasih, karena memang kesibukan yang teramat sangat. Tak lama kemudian mandi menjadi pilihan pertamaku, selain gatal, badan juga terasa gerah.

Kasih sudah duduk di ruang tengah selepas aku mandi, sepertinya ia mendengar suara kecipak air saat aku mengguyur tubuh.

"Pulang jam berapa tadi, Mas?"

Kasih membuka percakapan, matanya terlihat menyelidik.

"Tadi jam sembilan. Maaf, di kantor lagi banyak kerjaan, Sih." ujarku sambil mengenakan kaos tanpa lengan.

"Lembur ya?" tukasnya.

"Iya, biasa mau akhir tahun, laporan mesti dipersiapkan sedini mungkin, biar tidak kelabakan nantinya." jawabku dan mengambil posisi duduk di samping istriku.

"Ada yang ingin kubicarakan, Mas."

"Bicara saja, Sih." kuraih cangkir kopi yang sudah tidak panas itu, mungkin saja bisa sedikit mengobati rasa kantuk ini.

"Mau dipanaskan kopinya?"

"Tidak usah," tukasku lalu meneguk setengah isi cangkir.

Kasih menatapku, sepertinya ada rasa ragu ketika mau mengatakan sesuatu. Mungkin saja ia melihat lelah pada diriku, hingga ada rasa tidak enak? Entahlah.

"Mas."

"Iya."

Aku menatap wajah perempuan berkulit sawo matang, bermata indah, berambut ikal sebahu itu. Perempuan yang mampu membuatku mati-matian mengejarnya, perempuan dengan predikat cantik pada masanya. Ah, sekarang pun kamu masih tetap cantik.

"Iya, Sih. Katakan saja." kuraih tangan Kasih, untuk menguatkan niatnya mengutarakan apa yang akan ia utarakan.

"Amelia harus masuk TK tahun ini."

Deg. Dada ini bergemuruh, namun aku mencoba untuk tetap tenang di hadapan perempuan yang teramat kucintai.

"Tadi waktu kuajak anak kita jalan-jalan, ia merengek minta sekolah, gara-gara melihat Anik memakai seragam."

Aku terdiam. Kasih menunduk, entah apa yang ada di pikirannya.

"Tahun kemarin kamu melarangku memasukannya ke PAUD, aku terima, Mas. Namun kali ini anak kita harus sekolah!"

Tatap mata Kasih seperti mengulitiku, tak ada yang bisa terucap dari mulut ini, selain menghela napas berulang kali. Kopi dingin itu pun telah habis kutenggak, untuk sekadar memberi efek segar pada otak.

"Mas!"

Suara Kasih meninggi, kini aku yang tertunduk lemah. Rasa kantuk dan penat sontak hilang, berganti rasa yang lebih miris.

"Iya."

Kuberanikan diri menatap Kasih, seperti tahun kemarin, aku sudah siap dengan apa yang akan terjadi.

"Kasih, apa kamu masih belum bisa menerima, jika anak kita sudah tiada?"

NB : ini hanya cerita fiktif belaka dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


22/09/2018. 

Flash Fiction Contoh - Dengan Judul: Kepulangan.

Flash Fiction Contoh - Dengan Judul: Kepulangan.

Flash Fiction Contoh - Dengan Judul: Kepulangan.


Maunya sih aku menghibur kesedihan Ibu dengan bernyanyi, agar ada senyum tersungging di bibirnya, bibir yang sudah tidak pernah lagi mengenakan pewarna, hingga tampak pucat saat kami kelelahan karena harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju rumah dari tempat kami menggelar dagangan.


Ibu selalu mengajak aku untuk turut ke pasar, sebab memang tidak ada yang menjagaku jika Ibu pergi menjual daun singkong, Ayah sudah lama pergi meninggalkan kami karena sakit keras dan tidak mampu untuk pergi berobat ke rumah sakit. Untung saja ada pekarangan di belakang rumah, jadi kami bisa menanam singkong dan tumbuhan lainnya yang bisa dijual untuk kelangsungan hidup kami.


"Malam ini kita makan lauk daun singkong lagi ya, Nak? Kamu tidak apa-apa kan?"


Aku menggeleng tanda tidak ada masalah, sebab walaupun sebenarnya bosan namun dengan tidak merengek minta yang macam - macam setidaknya aku bisa membuat Ibu tersenyum.


"Ibu sebenarnya ingin membelikan kamu ikan, atau telor, Nak. Namun dagangan kita tidak habis, malah ini masih banyak, daun singkong pun sudah pada layu."


Aku sedih, kutatap wajah Ibu yang nampak sekali oleh gurat - gurat kepedihan, wajah yang terlihat tulus melakukan apa saja untuk aku.


"Sudahlah, Nak. Jangan tatap Ibu seperti itu."


Ibu mengelus rambutku, rambut yang jarang terkena sisir, karena kami selalu berangkat di pagi buta dan pulang pun tergantung barang yang kami jual, jadi kami jarang sekali memerhatikan penampilan, yang terpenting mandi lalu bergegas untuk mengais rezeki.


Aku sebenarnya tidak tega melihat Ibu terus - terusan menderita, makanya aku tidak pernah menuntut Ibu untuk mencari sekolahan untukku, aku tak ingin Ibu semakin berat menjalani hidup yang memang sudah teramat berat ini.


"Nak, kelak kau harus sekolah. Ibu tidak mau kau terus - terusan seperti ini, kamu harus pintar agar kelak bisa mudah mencari pekerjaan."


Langkah Ibu terhenti, ia jongkok dan memegang pundakku. Aku menunduk dan menggeleng, itu tandanya aku tidak mau, tidak setuju dengan usulan Ibu.


"Kelak Ibu harus pergi meninggalkan kamu, Nak. Sebab takdir tidak ada yang tahu, Ibu ingin kau bisa mandiri nanti, jika Ibu meninggal."


Ibu menangis, ia memeluk erat tubuhku, aku tak kuasa menahan semua ini. Dadaku begitu bergemuruh, aku ingin berteriak mengeluarkan kepedihan yang sudah menumpuk di dadaku.


"Semoga Tuhan tetap memberikan Ibu kesehatan, agar bisa menjaga dan merawatmu sampai kau dewasa."


Usiaku sudah sebelas tahun, namun aku tetap tidak ingin sekolah, sebab kepedihan hidup kami pun tidak tahu kapan berakhirnya, jadi lebih baik aku seperti ini, tetap bersama Ibu, tetap berada di dekat perempuan yang sudah begitu menyayangi aku, hingga kelak aku yang akan gantian mencari uang untuk kehidupan kami sehari-hari, aku ingin Ibu kelak hanya akan berada di rumah untuk menunggu aku pulang, dengan membawa apa - apa yang mampu membuat perempuan yang kucintai itu bahagia dan bangga memiliki anak seperti aku, walau aku tidak bisa bicara.



18/09/2018.

FUNGSI LAIN DARI ES BATU.

FUNGSI LAIN DARI ES BATU.

Ijin Share Untuk Berbagi Manfaat.

FUNGSI LAIN DARI ES BATU.

Keajaiban Meletakkan Es Batu di Tengkuk Leher 
yang Tidak Banyak Orang Tahu

Ketika sedang sakit, sebaiknya jangan buru-buru pergi ke dokter atau mengkonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping.
Karena sebenarnya banyak metode-metode tradisional dan alami untuk mengatasi berbagai penyakit tanpa menimbulkan efek samping.

Tahukah Anda, bahwa ada suatu tempat di tubuh manusia, di mana jika Anda menempelkan es batu pada titik tersebut selama beberapa saat, dapat sangat berdampak positif terhadap kesehatan Anda.

Tempat tersebut adalah titik tekanan yang terletak di dasar tengkorak tepat di bawah punggungan bawah batok tengkorak di atas leher, atau titik dimana leher dan kepala terhubung.

Dalam ilmu Akupunktur Cina titik tersebut dikenal dengan nama Feng Fu, yang artinya “rumah angin”.

Menurut pengobatan tradisional Cina, metode titik Feng Fu tidak untuk mengobati penyakit. Bahkan, ia membawa tubuh kembali pada keseimbangan fisiologis alaminya, memberikan stimulasi emosional yang positif dan meremajakan seluruh tubuh.

Inilah Keajaiban yang Akan Terjadi Jika Anda Menempelkan Es Batu pada Titik Feng FuCobalah melakukan terapi tersebut ketika badan Anda terasa lelah atau kepala terasa pusing, maka Anda akan menemukan diri Anda menjadi ringan, lebih berenergi dan perasaan lelah atau penyakit pun seolah menghilang.

Beberapa penderita migrain pun bahkan telah merasakan manfaatnya dan membuktikan sendiri, bahwa melakukan terapi menggunakan metode ini ternyata jauh lebih cepat dan efektif mengatasi migrain dibandingkan dengan konsumsi obat-obatan.

Satu-satunya hal yang perlu Anda lakukan untuk melakukan terapi ini hanyalah menempatkan es batu pada titik Feng Fu dan tahanlah disana selama 10 hingga 20 menit. Pada awalnya mungkin Anda akan merasa dingin selama 30-40 detik, tapi perlahan-lahan titik tersebut akan mulai menghangat.

Menempelkan es batu pada titik Fung Fu berkhasiat untuk:

1. Mengatasi sakit kepala dan migrain
2. Meringankan sakit gigi dan nyeri sendi
3. Menciptakan efek relaksasi
4. Membangkitkan energi dan mengusir kelelahan
5. Meningkatkan kualitas tidur Anda
6. Memperbaiki sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular Anda
7. Mengatasi Asma
8. Mencegah sering pilek dan hidung meler
9. Mengatasi gangguan neurologis dan perubahan degeneratif pada tulang belakang
10. Memperbaiki sistem pencernaan
11. Menyembuhkan infeksi saluran pencernaan dan infeksi menular seksual
12. Mengatasi gangguan pada saluran pencernaan, obesitas dan malnutrisi
13. Mengatasi gangguan kelenjar tiroid
14. Membantu masalah arthritis, hipertensi dan hipotensi
15. Menghilangkan selulit
16. Mengatasi gangguan menstruasi, impotensi, frigiditas, endokrin, infertilitas.
17. Mengatasi gangguan psiko-emosional, stres, kelelahan kronis, depresi, insomnia.

Luar biasa sekali bukan?
Sayangnya terapi dengan metode Feng Fu ini masih belum banyak diketahui oleh banyak orang, oleh karena itu sebarkanlah supaya orang lain juga dapat merasakan manfaatnya.

"Semoga Bermanfaat"

Ijin Share 🙏

Flash Fiction Contoh - Kopi Di Atas Meja Kayu.


Flash Fiction Contoh - Kopi Di Atas Meja Kayu.

Setelah berlelah-lelah kesana kemari akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah, lalu menunggu istriku membuatkan secangkir kopi hitam, kopi bikinan dia sungguh nikmat, takaran gula dan kopinya itu pas!

Aroma kopi memang selalu membuatku senang, walau belum diminum, hmm ... apalagi kalau pas diaduk itu kopi Lampung yang biasa aku pesan lewat teman, wah ... menghadirkan keinginan untuk cepat menyesapnya!

Kopi sudah berada tepat di depanku, di sebuah meja kayu yang sengaja aku taruh di pojok ruangan, entah kenapa tempat itu begitu asik saja untuk sekadar bersantai, padahal di tengah ada satu set sofa empuk, namun aku lebih suka di tempat itu.

Istri duduk di sofa sambil sesekali memindahkan chanel televisi, itu memang sudah menjadi kebiasaan dia kalau sudah berada di depan pesawat televisi, aku saja suka pusing kalau nonton bareng sama dia.

Tapi aku suka dan cinta sekali sama istriku, dia itu tipe orang yang setia, mengabdikan dirinya kepadaku dengan sungguh - sungguh, aku beruntung sekali mempunyai istri seperti dia. Rasa syukurku kepada Tuhan tak pernah lelah kupanjatkan.

Aku dulu sempat tidak mengira jika dia begitu sayang dan setianya kepadaku, namun aku sekarang benar - benar yakin jika kesetiaannya tak diragukan lagi, hingga secangkir kopi pun selalu ada di setiap pagi, walau aku sudah berpulang meninggalkan dunia yang fana ini, pergi meninggalkan istri tercintaku.

"Menikahlah, jika kau ingin menikah lagi, Sum."

                                     ~Selesai~


NB : ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.



17/09/18

Cerita Singkat - Perempuan Di Dalam Cermin.

Cerita Singkat - Perempuan Di Dalam Cermin.








Cerita Singkat - Perempuan Di Dalam Cermin.


Sudah seminggu keluarga kami pindah ke rumah itu, sebuah rumah yang tidak begitu mewah namun cukup menyenangkan, sebab bangunannya masih terlihat kokoh meski sudah tua, dan pemandangan di sekitar pun tampak asri, jauh dari keramaian kota seperti rumah kami sebelumnya.

Kami hanya tinggal bertiga, Ayah, Ibu dan aku, kebetulan kedua kakakku sudah berumah tangga, jadi mereka pun sudah pada memiliki rumah sendiri, tinggal aku yang masih sendiri, menemani kedua orangtuaku yang sudah lanjut usia.  

Kami memutuskan pindah ke kota yang jauh dari keramaian karena Ayah dan Ibu sudah tidak bekerja lagi, mereka ingin menghabiskan masa tuanya dengan suasana yang tenang, menikmati masa - masa pensiun tanpa hiruk pikuk seperti di kota sebelumnya kami tinggal. 

"Ayah, aku menemukan cermin di gudang belakang, bentuknya kuno, aku suka sekali! Biar kupasang di kamar ya?"  

Cermin kuno dengan bingkai bermotif ukiran tersebut terlihat bagus sekali, dengan kubersihkan memakai air dan sedikit sabun saja cermin itu sudah tampak bagus.  

"Nah, kamu di sini saja ya!"  Aku pun memasangnya di depan ranjang tidurku, biar praktis kalau mau bercermin, tidak terlalu jauh saja.  

Malam pun tiba, kami bertiga menikmati masakan yang sudah di siapkan oleh Mbok Inem, perempuan yang sudah ikut keluarga kami semenjak aku masih kecil, perempuan itu sangat setia sekali terhadap keluarga kami, hingga waktu kedua orangtuaku pensiun dan menyuruh Mbok Inem untuk berhenti barangkali ingin pensiun juga agar bisa lebih dekat dengan anak-anaknya di kampung pun beliau tidak mau, Si Mbok lebih memilih tetap ikut dengan kami.  

Malam telah larut, tubuhku penat sekali, seharian ini memang banyak kerjaan yang harus diselesaikan, yaitu beres - beres rumah, tak ayal jika malam ini tidurku lelap sekali.   

Pukul satu pagi aku terbangun, entah kenapa kamarku seperti gaduh oleh suara - suara yang tidak jelas, seperti ada suara teriakan, kadang tangisan. 

Aku begidik! Lampu kamar pun segera kunyalakan, namun suara - suara itu tiba-tiba saja hilang bersama lampu yang menyala. Kusapu sekeliling, semua wajar saja tidak ada yang aneh, aku hanya berpikir jika apa yang aku rasakan hanya halusinasi saja, tak beberapa lama kemudian aku keluar untuk menuju ke dapur, aku merasa haus sekali.   


Sekembalinya dari dapur aku terperanjat, lampu di kamarku mati, aku ingat betul jika aku tidak mematikannya, lalu coba kunyalakan kembali, lampu itu tidak mau menyala, padahal semua lampu di rumah ini sudah diganti dengan yg baru, jadi tidak mungkin kalau lampunya konslet. 

"Hei...! Siapa kamu?"   

Dalam suasana yang remang - remang aku melihat ada seseorang yang berada di depan cermin, ia berdiri menghadap cermin. 

Aku coba menyalakan kembali lampu tersebut namun sama, tidak mau menyala!   "Hei... apa itu, Ibu?"   

Penasaran, aku segera mengambil ponsel dan menyalakan senter yang ada di ponselku.   "Kamu siapa?"   

Perempuan itu menyeramkan sekali, wajahnya seperti sungguh membuatku ketakutan, aku pun coba berteriak sekuatnya, namun tidak bisa.   

"Kembalikan cermin ini ke tempat semula!"   

Suara perempuan itu sungguh menakutkan sekali, lututku mulai lemas, aku pun terjatuh. 

Sebelum pingsan aku sempat melihat perempuan itu masuk ke dalam cermin tersebut.                           

                                                           Selesai  


NB: ini hanya cerita fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.  


16/09/2018. 

Cerpen Singkat - Boneka Badut Pemberian Ayah.


Cerpen Singkat - Boneka Badut Pemberian Ayah.


Cerpen Singkat - Boneka Badut Pemberian Ayah. 

Adi senang sekali, sepulang dari luar kota Ayah membelikan boneka badut. Boneka itu sangat mirip sekali seperti manusia, pasti harganya mahal.


"Ayah, sebenarnya Adi ingin robot-robotan, tapi melihat boneka badut ini, saya suka sekali!"


Raut bahagia wajah anak itu nyata terlukis, berulangkali ia memeluk boneka baru tersebut.


"Kamu kan tidak punya teman di rumah, makanya Ayah membelikan boneka badut itu."


Malam pun tiba, keluarga Adi sudah berada di meja makan. Hidangan kali ini cukup istimewa, mungkin karena Ayah baru pulang dari tugasnya di luar kota, setelah beberapa minggu lamanya. 


"Makan yang banyak ya, Nak." 


Mama Adi memang terkenal lembut, iya tidak pernah membentak atau memarahi anak semata wayangnya. Namun Adi tidak manja, walau kedua orangtuanya begitu menyayanginya. 


"Ayah, malam ini Adi mau tidur bersama Teddy!" ujarnya senang. 


"Teddy? Siapa dia, Nak?" 


"Itu, boneka badut yang Ayah berikan tadi pagi."


"Sudah, Nak. Makanlah dulu." 


Mereka pun asik menyantap makan malam, keluarga itu memang terlihat bahagia. Tidak pernah sekali pun terdengar ada keributan dalam rumah tangganya. 

   * * * *

Pukul sebelas malam Adi terbangun, ia seperti mendengar isak tangis di kamarnya. Lampu pun segera dinyalakan, ia berharap bisa mengetahui dari mana arah tangis itu datang. 

"Hei, itu kan Teddy?" 

Adi terperanjat, Teddy berada di kursi yang berada di meja belajarnya. Adi yakin betul jika semalam ia membawa boneka itu di atas kasurnya. 

"Teddy! Ini tidak mungkin!" 

Adi segera lari keluar kamar dan menjerit histeris. Tidak lama kemudian kedua orangtuanya pun keluar. 

"Ada apa, Nak?" 

"Teddy, Ma! Teddy bisa menangis!" 

Dengan tergagap Adi menjelaskan apa yang baru saja ia saksikan kepada kedua orangtuanya. Mereka pun segera masuk ke kamar anaknya untuk memastikan. 

"Itu Teddy di atas kasurmu, Nak. Tidak ada apa-apa kok."

"Tidak! Tadi Teddy duduk di kursi itu, Ayah!" 

Adi coba meyakinkan kepada kedua orangtuanya bahwa apa yang dilihatnya tadi benar-benar terjadi. 

"Sudahlah, Nak. Mungkin kamu terlalu sering nonton film hantu, jadi terbawa suasana."

Mama coba menenangkan anaknya, sambil mengusap rambut ikalnya. Adi terdiam, ia tidak bisa meyakinkan kedua orangtuanya, jika yang tadi dilihat adalah benar-benar adanya. 

Adi kembali sendiri di dalam kamar, boneka badut itu tergeletak di atas kasurnya dengan posisi badan memunggunginya. Adi terus menatap Teddy, matanya hampir tidak berkedip, ia masih yakin sekali jika tadi itu benar terjadi, bukan hayalan ataupun halusinasi semata. 

"Tolong Ayah, Nak!" 

Adi terbelalak, boneka itu berbalik dan mengeluarkan suara. Keringat dingin pun mengucur dengan deras, ia tak mampu bergerak lagi. 

"Ini Ayah, Nak."

Suara itu persis sekali dengan suara Ayahnya, Adi bergeming. Ia ingin sekali berteriak tapi tak bisa.

"Ayah terkena kutukan. Bunuh Ayah yang ada di kamar bersama Mamamu, maka Ayah akan lepas dari kutukan ini."

Setelah ucapan tersebut, tiba-tiba Adi bisa bergerak. Ia kembali lari keluar kamar. 

Di ruang tengah Adi berpikir seribu kali, apa benar yang diucapkan Teddy boneka badut itu. 

Adi lari masuk ke kamar orangtuanya, tanpa berpikir panjang ia langsung berusaha mencekik Ayahnya. Ayah terkejut, lalu segera menepis tangan anaknya. 

"Apa yang kamu lakukan, Nak?"

Tanya Ayah seraya memegang tubuh Adi yang terus memberontak hebat, Mama menjerit histeris. 

 * * *

Adi terbangun dengan napas terengah-engah, keringatnya membasahi sekujur tubuhnya. 

"Syukurlah, saya cuma bermimpi." ujarnya Adi sambil mengusap dadanya. 

Tak beberapa lama kemudian. 

"Adi, aku Ayahmu, Nak!" 

Suara Teddy si boneka badut itu benar-benar nyata di sebelahnya. 


                                                         Tamat

NB: ini adalah cerita Fiksi belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


14/09/2018.

Cerpen Singkat - Dengan Judul: Sahabat.



Cerpen Singkat - Dengan Judul: Sahabat.

Cerpen Singkat - Dengan Judul: Sahabat. 


Pertemuan dengan ketiga sahabatku itu benar-benar unik, kami yang tadinya saling tidak mengenal akhirnya menjadi akrab, dulu kami sering nongkrong di sebuah cafe yang berada di kota kami, dan ketiga temanku itu juga sama, namun kami tidak saling mengenal.


Kejadian yang begitu besar pernah terjadi di cafe tersebut, saat itu aku tengah menunggu kekasihku untuk makan malam. Aku tidak berangkat bersama, karena kekasihku kebetulan sedang berada di luar bersama teman kuliahnya, jadi aku memutuskan untuk menunggu saja kedatangannya.

Andre lelaki berpawakan sedang itu duduk berada di kursi tempat aku menunggu kekasihku, ia tengah asik menikmati malam yang begitu romantis dengan seorang perempuan bergaun pink.


Leo duduk di kursi sebelah kiriku, ia juga sama, tengah asik menikmati hidangan yang dipesan, spaghetti yang begitu menggoda perutku, kekasih Leo lumayan cantik, sepertinya sebelas duabelas dengan kekasihku.


Bily berada di sebelah kursi yang diduduki Leo, Bily sepertinya juga sedang menunggu kekasihnya, ia tampak gelisah dengan sesekali melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, wajahnya tampak tegang, mungkin saja ia resah terlalu lama menunggu kedatangan kekasihnya.


Kami betul-betul tidak mengenal satu sama lain, kami di cafe itu juga dengan perasaan yang berbeda, hingga akhirnya terjadi sesuatu yang mengejutkan, tiba-tiba cafe itu terbakar hebat! Entah kenapa api itu begitu cepat menyambar apapun yang berada di cafe.

Pengunjung cafe pun panik, kebetulan saat itu sedang ramai pengunjung, sedangkan pintu keluar cuma satu, jadi kami saling berdesak-desakan untuk keluar dari cafe tersebut. Suara teriakan pun tak terhindar, karena pengunjung wanita yang begitu paniknya menghadapi situasi seperti saat itu. Aku juga panik sekali ketika itu.

* * * * * * * * * *

"Kita sudah berapa tahun ya berteman seperti ini?" ujar Leo malam itu. 


"Baru setahun, Bro! Lupa ya?" Bily pun menimpali. 


"Masih saja kau ingat peristiwa itu? Aku sih sudah coba melupakannya." Andre tampak begitu tenang sekali. 


Andre memang yang paling terlihat tenang, meski ia menyaksikan kematian calon mempelainya, perempuan yang hampir menjadi istrinya. 


Kalau aku cenderung diam, aku memang bukan type orang yang mudah bergaul, karena aku itu pendiam, namun mereka tidak mempermasalahkan sikap diamku tersebut. Aku senang mereka tetap mau berteman denganku. 


"Kita ke cafe itu yuk!" aku basa-basi mengajak mereka ke cafe yang pernah terbakar hebat itu. 


"Buat apa? Toh cafe itu juga sudah dibangun kembali, terus apa yang akan kita kenang coba?" 


Leo menyanggah, mungkin saja ia masih trauma meski untuk sekedar berkunjung kembali ke tempat itu. 


"Iya, ngapain juga? Sudah kita nongkrong di sini saja!" 


Bily pun setuju dengan keputusan Leo, aku terdiam. Aku tidak mungkin memaksa mereka, lagi pula aku kan bisa datang sendiri jika memang mau mengenang kejadian itu. 


Kejadian yang begitu serasa cepat sekali, kejadian yang akhirnya merenggut nyawa kami berempat, dan beberapa nyawa korban lainnya, termasuk kekasihnya Andre. 


                                                       Sekian 


NB : ini hanya kisah Fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat dalam cerita, ini benar-benar tidak disengaja.

14/09/2018.

(Cerpen Singkat) Orang Ke Tiga.



(Cerpen Singkat) Orang Ke Tiga.

(Cerpen Singkat) Orang Ke Tiga. 

Pernah suatu hari kita berbincang, saat kita tengah bersua di satu malam yang tidak terlalu bersahabat, sebab ada mendung yang bergelayut resah di kelam langit kota tempat kita bertemu, sesekali ada sambaran kilat yang pecah menyebar, membuat angkasa sejenak bercahaya.

Kau duduk di depanku saat itu, menghadap tepat ke wajahku yang terpapar cahaya temaram lampu kota, aku sendiri tidak pernah bisa mengartikan apa itu senyum yang kau berikan padaku malam itu, aku selalu berharap itu bukan senyum bermuatan cinta, aku sudah cukup memiliki May, sebagai cinta terakhirku.

Kita memang seringkali bertemu, namun aku hanya sebagai tempat kau bercerita tentang semua kelu kesah yang kau hadapi, selepas suamimu pergi meninggalkanmu, kau marah! Kau lampiaskan kekesalan demi kekesalan pada waktu temu yang kita sepakati. Bukan untuk sebuah kencan, namun murni sebagai sarana kamu melampiaskan semuanya tentang Dion mantanmu.

Istriku tidak pernah tahu akan hal ini, bukan karena aku mau menghianatinya, bukan aku ingin menyakitinya, tapi aku lebih menjaga perasaannya, aku tidak akan memberi tahu sebab aku ingin hubunganku baik - baik saja, dan aku juga menganggap perempuan itu benar-benar hanya butuh teman curhat, itu saja tidak lebih. Hingga tak sadar semua berlangsung begitu cukup lama, dan semua masih dalam kondisi yang terkendali.

Tahun kedua adalah masa - masa sulit yang kuhadapi, di mana hati ini muncul gejolak yang begitu hebatnya, rasa yang terlahir dari temu - temu yang sering kami lakukan, dan akhirnya pada suatu hari, perempuan itu mencintaiku, dengan terang-terangan tanpa tedeng aling-aling.

"Mas, aku mencintaimu!"

Aku terdiam, mulutku mulai kelu, ini yang aku takutkan dan akhirnya terjadi, di taman itu awal kita berjumpa sudah kukatakan, agar ia tak menyimpan bara asmara untukku, dan aku berulangkali mengatakan itu kepadanya, namun apa? Malam itu kau dengan wajah memelas mengatakan seluruh isi hatimu.

"Aku sudah beristri, dan kau tahu itu!"

Ia menggeleng tanda tidak peduli dengan apa yang aku katakan, aku kelimpungan mendapati situasi seperti itu, kuhempaskan asap rokok setinggi mungkin, kuhirup lagi asap rokok yang ada di sela-sela jemariku. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana, ingin rasanya aku berlari sejauh mungkin saat itu, namun ia pun tengah berada dalam kondisi jiwa yang rapuh.

"Kita jalani saja seperti ini, Mas. Aku tidak akan menuntut lebih, aku tahu kau sayang sekali sama istrimu."

Apa aku harus berteriak menyalahkan ketololanku ini, jika pertemuan demi pertemuan, kenyamanan demi kenyamanan yang aku berikan kepadanya, pastilah akan melahirkan perasaan seperti apa yang sebenarnya tidak aku inginkan.

"Baiklah, aku terima. Dengan catatan, kau tetap mencari pengganti Dion mantan suamimu."

"Aku setuju, Mas."

"Ingat, jangan pernah berharap lebih dari aku, sebab aku tidak mungkin pergi meninggalkan orang yang aku cintai demi kamu."

Kau mengangguk, lalu menatapku dengan senyuman yang akhirnya aku tahu maknanya, jika kau sebenarnya sudah lama menyimpan perasaan itu terhadapku, hanya saja kau masih mampu menahan untuk tidak mengatakannya kepadaku. Namun sekarang semuanya sudah sangat jelas, dan aku pun akhirnya mengerti.

Kita akhirnya mengikrarkan diri menjadi sepasang kekasih, pada malam yang begitu larut, lewat pecahan tawa-tawa kecil yang keluar dari ponsel, hingga waktu ke waktu dan akhirnya kita pun menggila. Sebab aku semakin larut masuk ke dalam hubungan yang tak seharusnya terjadi, meski tidak berbuat yang tak senonoh karena kita sepakat untuk saling menjaga itu, namun perhatianku kepadanya mengalahkan perhatianku terhadap istri yang setiap hari berada di dekatku, suami macam apa aku ini!

Aku tersentak saat kau menginginkan untuk hidup bersama, menginginkan adanya pernikahan, sebab katamu aku begitu berarti untukmu.

"Tidak! Aku katakan tidak!"

Percakapan yang cukup memanas via ponsel seperti biasanya, pada malam - malam yang sepi dan lengang tanpa ada siapa pun, hanya ada percakapan antara aku dan dia, hingga tak jarang telinga terasa panas akibat terlalu lama menempelkan ponsel di telinga.

"Aku tidak bisa lepas darimu, Mas!"

"Ini diluar kuasaku! Aku tidak tahu harus ngapain?!"

"Kita menikah, Mas!"

"Tidak, aku tidak mau, meski aku mencintaimu, namun rasanya tidak mungkin aku meninggalkan istriku!"

Perdebatan demi perdebatan pun akhirnya menjadi warna yang kelam pada setiap malam - malamku, aku menjadi dihantui ketakutan demi ketakutan jika tiba-tiba istriku tahu, ah aku benar-benar stres dibuatnya!

"Kita selesaikan saja, aku memutuskan untuk melupakanmu!"

Dia menangis sesenggukan, suaranya sangat begitu jelas terdengar melalui ponsel yang tengah kubiarkan tergeletak di atas meja dengan posisi masih menyala, hingga tangismu usai dan ponsel itu mati dengan sendirinya.

Sekian lama aku masih merawat luka yang telah kau sebabkan, meski berat namun ini harus terjadi, aku tidak ingin membiarkan cintamu terus tumbuh dan rimbun di hatiku, aku tak mau kau menutup seluruh rasa cintaku kepada istri yang sudah kumiliki, aku ingin tetap mencintaimu, namun bukan untuk memiliki, dan aku selalu berharap agar kau cepat menemukan seseorang yang begitu menyayangimu, dan tentunya itu bukan aku.


NB : ini hanya kisah Fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat dalam cerita, ini benar-benar tidak disengaja.


14/09/18.

Cerita Singkat - Kisah Di Negeri Tembako.

Cerita Singkat - Kisah Di Negeri Tembako.

Cerita Pendek

Judul : Kisah Di Desa Tembakao 

Surya sedang gelisah memikirkan kekasihnya Sriwedari, pasalnya sudah berhari - hari tak ada kabar berita. SMS tidak dibalas, telpon tak pernah diangkat, jadi wajar kalau Surya resah dan gelisah.

Djarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Surya belum juga terlelap. Pikirannya melayang tidak karuan, rindu memang ternyata berat.

Di desa Bentoel yang begitu tenang, di mana Sriwedari tinggal, tengah ada kesibukan yang tidak seperti biasanya, usut punya usut ternyata Dji Sam Soe Ayahanda dari Sriwedari sedang mengadakan persiapan untuk pesta pernikahan putri kesayangannya yaitu Sriwedari.

Kabar tentang rencana pernikahan Sriwedari pun akhirnya sampai juga ke telinga Surya. Bagai tersambar petir di siang bolong, saat kabar itu sampai di telinganya, jelaslah Surya marah besar. 

"Kang Tuton! Apa benar berita yang sampean katakan?!"

"Weladalah..., ya bener to! Kan ini aku yang bawa, bukan burung! Jadi ini bukan kabar burung, iya to?" 

Darah Surya sudah naik ke ubun-ubun dan rasanya mau muncrat saja, untung ia memakai topi, jadi aman lah.

"Ini ndak bisa dibiarkan! Apa Om Djie Sam Soe ndak tahu, jika Sriwedari anaknya itu cinta mati sama aku?!"

"Wes, sampean ke sana saja, tanyakan kenapa semua ini terjadi." Tuton memberikan usulan.

"Kalau sampai betul, maka desa Bentoel akan aku porak porandakan!"

"Mbok ya sabar, jangan pakai emosi begitu to, Sur!"

Surya segera melangkah pergi dengan emosi, ia tidak terima jika kekasihnya akan dinikahkan dengan orang lain, sekali pun itu bapaknya Sriwedari, Surya tidak takut.

Surya pergi meninggalkan desa Tembakao tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, untuk menuju ke desa Bentoel yang jaraknya sekitar lima kilo meter.

Kemarahan Surya pun sudah sampai ke telinga pihak keluarga Sriwedari, mereka segera menyuruh warga untuk membuat pertahanan di sekitar desa, mereka semua tahu jika Surya memiliki ilmu yang cukup tinggi.

Dalam setiap perkelahian, Surya selalu djaya tak terkalahkan, bahkan soal kekayaan juga dia tidak sembarangan, selain memiliki banyak usaha, Surya juga memiliki Gudang garam yang cukup besar di desanya, jadi apalagi alasan Ayah Sriwedari melarangnya.

Surya sudah berada di depan gerbang desa Bentoel, ia berdiri dengan gagah, menghadapi puluhan orang meskipun Surya sendirian.

"Aku mau tahu! Alasan apa yang membuat Ayah mau menikahkan Sriwedari dengan orang lain?!"

Dengan lantang Surya bertanya kepada Ayah Sriwedari.

"Sriwedari mau aku nikahkan dengan Malboro! Dia lebih ganteng, lebih keren dan lebih kaya dari kamu!"

Sontak Surya marah, mukanya mulai memerah. Ia berharap menjadi Hulk, namun sayangnya tidak bisa.

Seluruh orang yang ada di depannya ia hajar hingga lari tunggang langgang, sekarang tinggal Ayahanda kekasihnya yang tersisa.

Namun tidak beberapa lama kemudian ada seseorang datang dengan kuda putihnya.

"Malboro, tolong ayah!"

Akhirnya Surya tahu siapa lelaki yang bernama Malboro, yang akan menggantikan posisinya di samping Sriwedari.

"Oh, jadi ente yang bernama Malboro?!"

"Iya...! Memang kenapa kisanak?!"

Tidak butuh banyak basa-basi, mereka akhirnya bertempur untuk memperebutkan Sriwedari dan disaksikan calon Ayah mertua.

Pertarungan begitu sengit, rupanya mereka sama - sama digjaya, ilmu mereka sama kuatnya, hingga belum ada satupun yang tumbang. Namun tiba-tiba di tengah - tengah pertempuran, mereka dikejutkan oleh teriakan Sriwedari yang begitu melengking karena minta tolong.

 "Sial...! Mau kau bawa ke mana calon istriku, Minak Jinggo!"

Teriak Surya dan Malboro serempak.

Tapi sayangnya Minak Jinggo tidak menghiraukan mereka, ia melesat cepat ke awan dengan membawa Sriwedari.

Tamat.




NB : ini hanya kisah Fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat dalam cerita, ini benar-benar tidak disengaja.



12/09/2018.  

Flash Fiction Contoh -Mungkin Kamu Yang Salah!

Flash Fiction Contoh -Mungkin  Kamu Yang Salah!


Flash Fiction Contoh -Mungkin  Kamu Yang Salah! 



"Hei...! Di sini rimbun sekali kakak! Kemarilah...!"

Dia begitu bersemangat, entah apa yang ada di dalam pikirannya, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke tempat tersebut.

"Turunlah, Nak! Kita akan ke tempat yang lebih baik. Bukan di situ!"

Rombongan pun berhenti, mereka mengamati salah satu temannya yang sedang asik bergelantungan.

"Kau piki aku sedang bergelantungan ya? Aku dalam bahaya...!"

Rombongan itu panik, ternyata apa yang mereka pikirkan salah.

"Lalu apa yang harus kami lakukan?!"

Tampak kepanikan di raut salah satu anggota rombongan yang sedang sibuk dengan takdirnya, sangat nyata ketakutan itu terpancar.

"Bagaimana pun caranya, aku tak peduli! Cepat tolong aku!"

Ada beberapa anggota rombongan yang mencoba naik hendak menolong, sebagian lagi sibuk memikirkan cara yang baik untuk menolong temannya tersebut.

Terlambat.

"Jangan kucek matamu!"

Teriakan terakhir itu terdengar sangat miris, seluruh anggota rombongan menatap sedih.

"Satu lagi kawan kita mati...," ujar salah satu anggota rombongan yang ada di bawah.

Rombongan semut itu pun segera pergi meninggalkan salah satu temannya yang telah mati. Itu murni kesalahan temannya, mereka sudah melarang keras agar ia tak bermain di antara rimbun alis dan bulu mata manusia, namun ia tetap kekeh.

"Jika ada remahan roti yang lebih nikmat, kenapa harus mencari sesuatu pada tubuh manusia, dasar bodoh!"

Mereka semakin jauh meninggalkan bangkai temannya, yang masih menempel di antara jari-jari manusia yang telah mengakibatkan kematiannya.


                                                               selesai

NB: Ini hanya cerita fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tokoh, ini benar-benar tidak disengaja.



12/09/2018

Flash Fiction Contoh - Di Antara Bakung.



Flash Fiction Contoh - Di Antara Bakung.

Flash Fiction Contoh - Di Antara Bakung. 

Di antara bunga bakung dia meletakkan tatapan kosongnya, kecipak air yang dimainkan puluhan ikan tawar itu tetap tak membuatnya bergeming.

Senja sudah lengser, malam mulai turun dari timangan, berjalan perlahan untuk bermain bersama gemintang menghabiskan waktu, meskipun bulan sepertinya alfa hadir malam ini.

"Pulanglah. Hari hampir gelap."

Dia masih terdiam, mungkin saja tak mendengar ucapan dari arah belakangnya, atau memang sedang tidak berhasrat untuk diajak bicara.

"Apa kau mau melewatkan malam di tepi danau ini?"

Ia berusaha membujuknya, namun sia-sia saja. Yang diajak bicara benar-benar tidak mau peduli.

"Biarkan aku di sini."

"Sampai kapan?"

"Entahlah...!" 

Meski berbicara, namun wajahnya tak berpaling, pandangan itu masih sama, kosong di antara bunga bakung yang tampak subur tumbuh di danau tersebut.

"Apa kau tidak rindu dengan rumah, saudara dan keluargamu?"

Angin senja sudah berlalu, meninggalkan keheningan kepada sepasang gelisah, di tepi danau sunyi, tanpa temaram cahaya pun.

Kecipak ikan begitu riuh, mungkin saja mereka menemukan mangsanya. Mangsa yang memang sudah dipersiapkan alam, sebagai bentuk eko sistem yang begitu luar biasanya, sehingga bumi ini bisa berjalan dengan baik, Maha Besarnya Allah...

"Sekarang hari sudah gelap, apa kau masih tetap mau di sini?"

Hening itu pecah lagi, meski hanya sesekali saja mereka berbicara, namun hening tetaplah hening, sebab tak ada lagi siapa - siapa, selain mereka.

"Kau mau mengantarkan aku pulang?"

"Yakin kau mau pulang?"

Ada sedikit keraguan yang hinggap saat ia mendengar jawaban tersebut, namun bukankah ini yang sedari tadi diinginkannya, agar dia pulang, dan meninggalkan danau. 

"Iya, aku akan pulang saja."

"Jika benar begitu, ayo aku antar kau pulang!"

Kumbang jantan itu mempersilakan dia duduk di punggungnya, meskipun ia tidak begitu yakin akan mampu membawanya terbang, sebab sayapnya juga patah satu.

"Kita punya dua sayap jika terbang bersama!"

Mereka pun pergi meninggalkan danau tersebut, danau tempat mereka sama-sama kehilangan sayap, karena tersambar ikan - ikan yang ada di danau tersebut, saat mereka tengah asik bermain di antara bunga bakung.


                                                              selesai 


NB: Ini hanya kisah fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


12/09/2018. 

Resep Membuat Garang Asem..

Resep Membuat Garang Asem


RESEP MEMBUAT GARANG ASEM ISI AYAM.

 Bahan - bahannya adalah :

 - 1/2 kg ayam, dipotong sesuai selera ya

 - 5 tomat yang ijo saja, dipotong dadu
- Daun bawang, diiris - iris
 - 3 siung bawang merah, diiris tipis-tipis
 - 3 siung bawang putih, diiris tipis-tipis
 - Santan, mau pakai santan kara juga bisa, 65ml + air secukupnya
 - Daun salam
 - Cabe rawit sesuai selera
 - Garam
 - Gula
 - Penyedap rasa secukupnya
 - Minyak untuk menumis
 - Daun pisang untuk membungkus
 - Lidi atau bisa juga pakai tusuk gigi
 - Plastik bening untuk pelapis

Resep Membuat Garang Asem

* Nah sekarang Bumbu halusnya ya

 - 3 siung bawang putih
 - 1 sdt merica

** Mari Kita Mulai Membuatnya

 - Lumuri ayam dengan air jeruk nipis, diamkan 15 menit, kemudian dicuci bersih.

 - Tumis bumbu halus, bawang merah, bawang putih, setelah harum masukan ayam, aduk dan diamkan sampai ayam setengah matang.

 - Tambahkan tomat, daun bawang, santan, gula, garam, penyedap rasa, diaduk- aduk terus biar santan gak pecah sampai matang, matikan kompor.

Kemudian kita siapkan daun pisang dan plastik bening. 
daun salam, ayam, kuah dan cabai rawit, dibungkus jadi satu, lalu kita semat dengan lidi atau tusuk gigi, dan kita kukus.

Kemudian kita tunggu sampai matang, kalau sudah matang, maka ambil dan pindah ke tempat penyajian, dan garang asem siap di santap. 

Baiklah sobat, kiranya cukup di sini dulu, selamat mencoba yaa...


02/09 /2018. 

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...