Flash Fiction Contoh - Di Antara Bakung.
Di antara bunga bakung dia meletakkan tatapan kosongnya, kecipak air yang dimainkan puluhan ikan tawar itu tetap tak membuatnya bergeming.
Senja sudah lengser, malam mulai turun dari timangan, berjalan perlahan untuk bermain bersama gemintang menghabiskan waktu, meskipun bulan sepertinya alfa hadir malam ini.
"Pulanglah. Hari hampir gelap."
Dia masih terdiam, mungkin saja tak mendengar ucapan dari arah belakangnya, atau memang sedang tidak berhasrat untuk diajak bicara.
"Apa kau mau melewatkan malam di tepi danau ini?"
Ia berusaha membujuknya, namun sia-sia saja. Yang diajak bicara benar-benar tidak mau peduli.
"Biarkan aku di sini."
"Sampai kapan?"
"Entahlah...!"
Meski berbicara, namun wajahnya tak berpaling, pandangan itu masih sama, kosong di antara bunga bakung yang tampak subur tumbuh di danau tersebut.
"Apa kau tidak rindu dengan rumah, saudara dan keluargamu?"
Angin senja sudah berlalu, meninggalkan keheningan kepada sepasang gelisah, di tepi danau sunyi, tanpa temaram cahaya pun.
Kecipak ikan begitu riuh, mungkin saja mereka menemukan mangsanya. Mangsa yang memang sudah dipersiapkan alam, sebagai bentuk eko sistem yang begitu luar biasanya, sehingga bumi ini bisa berjalan dengan baik, Maha Besarnya Allah...
"Sekarang hari sudah gelap, apa kau masih tetap mau di sini?"
Hening itu pecah lagi, meski hanya sesekali saja mereka berbicara, namun hening tetaplah hening, sebab tak ada lagi siapa - siapa, selain mereka.
"Kau mau mengantarkan aku pulang?"
"Yakin kau mau pulang?"
Ada sedikit keraguan yang hinggap saat ia mendengar jawaban tersebut, namun bukankah ini yang sedari tadi diinginkannya, agar dia pulang, dan meninggalkan danau.
"Iya, aku akan pulang saja."
"Jika benar begitu, ayo aku antar kau pulang!"
Kumbang jantan itu mempersilakan dia duduk di punggungnya, meskipun ia tidak begitu yakin akan mampu membawanya terbang, sebab sayapnya juga patah satu.
"Kita punya dua sayap jika terbang bersama!"
Mereka pun pergi meninggalkan danau tersebut, danau tempat mereka sama-sama kehilangan sayap, karena tersambar ikan - ikan yang ada di danau tersebut, saat mereka tengah asik bermain di antara bunga bakung.
selesai
NB: Ini hanya kisah fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.
12/09/2018.
No comments:
Post a Comment