Aku Kembali Hening
Baca juga: kumpulan-flash-fiction
Ini sudah hampir sebulan lelaki itu mendiamkanku. Tidak seperti biasanya, ia menatapku dengan mata elangnya, mata yang begitu tajam, namun meneduhkan.
"Ah, Roy! Aku kangen semua itu."
Sudah beberapa hari ini lelaki itu tidak menatapku. Rindu? Jelas! Aku rindu sekali. Meskipun kami hanya menatap sekilas, namun itu sudah mampu mengobati rinduku.
"Roy, mau sampai kapan kau pergi? Aku sudah tidak tahu, bagaimana caranya menyimpan rindu ini."
Krieet ...!
Pintu pun terbuka. Aku kaget! Ah, rupanya lelaki itu sudah pulang! Tapi siapa perempuan yang bersamanya?
"Ini kontrakanmu, Sayang?"
"Iya, May. Di sinilah aku ngontrak, selama kerja di kota ini. Dan sekarang, kita sudah sah tinggal serumah di sini."
"Iya, Sayang."
Perempuan itu pun tiba-tiba menatap lukisan perempuan dengan menggunakan kebaya, seperti pada zaman dahulu.
"Ini lukisan perempuan yang sering kau ceritakan ya? Bagus, sih. Tapi sudah terlalu usang, bagaimana jika kita ganti dengan lukisan pemandangan, Sayang?"
"Terserah kamu, Sayang!"
Jujur, aku menangis. Saat lelaki bermata elang itu menurunkan dan melemparkan aku ke dalam gudang yang begitu gelap.
DBaniK 06/02/2019
No comments:
Post a Comment