Cerpen Singkat - Boneka Badut Pemberian Ayah.
Adi senang sekali, sepulang dari luar kota Ayah membelikan boneka badut. Boneka itu sangat mirip sekali seperti manusia, pasti harganya mahal.
"Ayah, sebenarnya Adi ingin robot-robotan, tapi melihat boneka badut ini, saya suka sekali!"
Raut bahagia wajah anak itu nyata terlukis, berulangkali ia memeluk boneka baru tersebut.
"Kamu kan tidak punya teman di rumah, makanya Ayah membelikan boneka badut itu."
Malam pun tiba, keluarga Adi sudah berada di meja makan. Hidangan kali ini cukup istimewa, mungkin karena Ayah baru pulang dari tugasnya di luar kota, setelah beberapa minggu lamanya.
"Makan yang banyak ya, Nak."
Mama Adi memang terkenal lembut, iya tidak pernah membentak atau memarahi anak semata wayangnya. Namun Adi tidak manja, walau kedua orangtuanya begitu menyayanginya.
"Ayah, malam ini Adi mau tidur bersama Teddy!" ujarnya senang.
"Teddy? Siapa dia, Nak?"
"Itu, boneka badut yang Ayah berikan tadi pagi."
"Sudah, Nak. Makanlah dulu."
Mereka pun asik menyantap makan malam, keluarga itu memang terlihat bahagia. Tidak pernah sekali pun terdengar ada keributan dalam rumah tangganya.
* * * *
Pukul sebelas malam Adi terbangun, ia seperti mendengar isak tangis di kamarnya. Lampu pun segera dinyalakan, ia berharap bisa mengetahui dari mana arah tangis itu datang.
"Hei, itu kan Teddy?"
Adi terperanjat, Teddy berada di kursi yang berada di meja belajarnya. Adi yakin betul jika semalam ia membawa boneka itu di atas kasurnya.
"Teddy! Ini tidak mungkin!"
Adi segera lari keluar kamar dan menjerit histeris. Tidak lama kemudian kedua orangtuanya pun keluar.
"Ada apa, Nak?"
"Teddy, Ma! Teddy bisa menangis!"
Dengan tergagap Adi menjelaskan apa yang baru saja ia saksikan kepada kedua orangtuanya. Mereka pun segera masuk ke kamar anaknya untuk memastikan.
"Itu Teddy di atas kasurmu, Nak. Tidak ada apa-apa kok."
"Tidak! Tadi Teddy duduk di kursi itu, Ayah!"
Adi coba meyakinkan kepada kedua orangtuanya bahwa apa yang dilihatnya tadi benar-benar terjadi.
"Sudahlah, Nak. Mungkin kamu terlalu sering nonton film hantu, jadi terbawa suasana."
Mama coba menenangkan anaknya, sambil mengusap rambut ikalnya. Adi terdiam, ia tidak bisa meyakinkan kedua orangtuanya, jika yang tadi dilihat adalah benar-benar adanya.
Adi kembali sendiri di dalam kamar, boneka badut itu tergeletak di atas kasurnya dengan posisi badan memunggunginya. Adi terus menatap Teddy, matanya hampir tidak berkedip, ia masih yakin sekali jika tadi itu benar terjadi, bukan hayalan ataupun halusinasi semata.
"Tolong Ayah, Nak!"
Adi terbelalak, boneka itu berbalik dan mengeluarkan suara. Keringat dingin pun mengucur dengan deras, ia tak mampu bergerak lagi.
"Ini Ayah, Nak."
Suara itu persis sekali dengan suara Ayahnya, Adi bergeming. Ia ingin sekali berteriak tapi tak bisa.
"Ayah terkena kutukan. Bunuh Ayah yang ada di kamar bersama Mamamu, maka Ayah akan lepas dari kutukan ini."
Setelah ucapan tersebut, tiba-tiba Adi bisa bergerak. Ia kembali lari keluar kamar.
Di ruang tengah Adi berpikir seribu kali, apa benar yang diucapkan Teddy boneka badut itu.
Adi lari masuk ke kamar orangtuanya, tanpa berpikir panjang ia langsung berusaha mencekik Ayahnya. Ayah terkejut, lalu segera menepis tangan anaknya.
"Apa yang kamu lakukan, Nak?"
Tanya Ayah seraya memegang tubuh Adi yang terus memberontak hebat, Mama menjerit histeris.
* * *
Adi terbangun dengan napas terengah-engah, keringatnya membasahi sekujur tubuhnya.
"Syukurlah, saya cuma bermimpi." ujarnya Adi sambil mengusap dadanya.
Tak beberapa lama kemudian.
"Adi, aku Ayahmu, Nak!"
Suara Teddy si boneka badut itu benar-benar nyata di sebelahnya.
Tamat
NB: ini adalah cerita Fiksi belaka, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.
14/09/2018.
No comments:
Post a Comment