rujakangkung: flash fiction

iklan

Showing posts with label flash fiction. Show all posts
Showing posts with label flash fiction. Show all posts

Flash Fiction - Ulang Tahun Nia


Flash Fiction - Ulang Tahun Nia



Ulang Tahun Nia


Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, lelaki itu terlihat gelisah, sepertinya ada yang membuatnya terburu-buru. Sudah berapa kali saja ponselnya berdering, ada panggilan masuk, maupun pesan singkat.

Sengaja lelaki itu tak membalas atau mengangkat panggil tersebut, bukankah ini juga sedang perjalanan menuju ke rumah, dan ia tak mau membuang waktu, yang dipikirkan adalah, bagaimana caranya agar cepat sampai di rumah.

"Ah, semoga ini keburu! Aku tak ingin mengecewakan anakku, seperti tahun kemarin. Gara-gara sibuk kerja, tahun lalu aku tak bisa hadir di tengah kebahagiaan Nia, di hari ulang tahunnya." Gumam lelaki berusia sekitar limapuluh tahunan tersebut.

Langit mulai terlihat remang, rupanya pergantian hari tengah berlangsung. Jalanan juga terlihat sepi. Ini jalan yang tak biasa dilewati, sebab, lelaki itu sengaja memilih jalan tersebut, selain sepi, jelas tidak akan terkena macet.

Ciiit ...!

Lelaki itu menghentikan mobilnya. Di depan ada seorang perempuan setengah baya sedang berdiri, dengan melambaikan tangan, tanda jika wanita tersebut butuh tumpangan.

"Maaf, bolehkah saya menumpang sampai ke depan sana?" ujar perempuan itu sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.

"Baiklah, Bu. Silakan! Bukankah, kita searah."

Tidak beberapa lama kemudian, mobil kembali melaju. Lelaki itu agak lega, karena ada teman bicara, setidaknya ia tidak kesepian di perjalanan tersebut.

"Maaf, ibu dari mana dan mau kemana?" lelaki itu coba membuka percakapan.

"Saya, dari rumah saudara, dan ini akan pulang ke rumah." jawab perempuan itu tanpa ekspresi.

Sepertinya lelaki itu tengah berpikir keras. Sebab, di tempat perempuan tadi menghentikan mobilnya, tak ada satupun perkampungan.

"Ah, maaf. Apa, di sekitar tempat ibu tadi naik, apa ada perkampungan?" lelaki itu coba untuk meyakinkan perasaannya sendiri.

"Tidak ada." Jawab perempuan itu dingin.

"Terus .... Ibu, kenapa bisa ada di tempat tadi?"

"Siapa sih yang berani membuat rumah di sekitar jalan ini?"

Pertanyaan Ibu tadi terdengar aneh di telinga lelaki itu, sebentar saja ia coba untuk melirik ke arah perempuan yang ada di sampingnya, wajahnya tampak tidak menyeramkan. Ia coba untuk membuang prasangka buruk, jika perempuan yang di sampingnya adalah makhluk astral.

"Maksud perkataan ibu tadi apa, ya?" lelaki itu coba untuk mengorek keterangan.

"Apa, kamu tak mendengar desas-desus tentang jalanan ini?"

"Maaf, saya baru lewat di jalan ini, karena memang sengaja, demi memburu waktu, dan tentunya tidak kena macet."

"Pantas."

Perempuan itu berbicara tanpa ada ekspresi. Menakutkan? Iya!

"Bisa sedikit saja diceritakan, Bu." Pinta lelaki itu.

"Banyak korban jiwa di jalan ini, dengan mengalami kecelakaan tunggal." Ujarnya.


cerita-pendek-kisah-cinta.


Lelaki itu menyadari, jika kecelakaan tunggal bisa saja terjadi, karena jalan ini terlihat mulus, di samping jalan juga banyak pohon-pohon besar, jadi ada kemungkinan, pengendara akan tancap gas, tersebab kondisi lengang, dan itu yang mungkin membuat mobil lepas kendali, karena sopir ngantuk, lalu mobilnya menabrak salah satu pohon besar yang ada di sepanjang jalan ini.

"Kira-kira, apa penyebabnya, Bu?" kurang puas dengan analisanya sendiri, lelaki itu pun coba untuk mencari tahu jawabannya.

"Menurut cerita orang, sih. Katanya, setelah pengendara mobil itu, menerima tawaran perempuan setengah baya, untuk ikut menumpang mobilnya."

Di rumah, tepat pukul sepuluh malam, acara ulang tahun salah seorang gadis yang tengah menginjak remaja sudah selesai.

"Ayah tak menepati janji lagi, aku benci ayah, Ma!"

"Entahlah, Nak. Tadi ponselnya bisa dihubungi. Tapi sekarang tidak."

                        Tamat


28-03-2019 ☕👈 DBaniK

Kumpulan Cerita Flash Fiction


Kumpulan Cerita Flash Fiction
Pic: ThomasWolter/pixabay

#Flash_Fiction


Mawar Bukan Nama Sebenarnya


Perempuan itu bernama Mawar, ia sesenggukkan ketika banyak media seperti, koran dan majalah menyoroti tubuhnya, bahkan berbagai media televisi juga.

Kembali ia teringat sepuluh jam yang lalu, saat kekasih yang paling dicintai datang bersua ke rumah, untuk mengajak jalan-jalan menikmati indahnya kota kami.

Berbekal restu orangtua, Mawar pun pergi bersama, Paimin. Lelaki yang bakal jadi suaminya. Itu memang sudah janji paten, yang pernah Paimin ucapkan kepadanya.

Entah kenapa, saat di suatu tempat yang paling romantis dalam sejarah berpacarannya, kekasih hatinya malah memutuskan hubungan, dengan alasan, bahwa Paimin bukan lelaki yang baik buat dirinya.

Jelas, Mawar kalap. Ia maki Paimin sepuasnya, perempuan itu kesal bukan kepalang, madu yang ia punya sudah berkali-kali di hisap, sekarang dirinya mau dicampakkan begitu saja.

Mawar yang bukan nama sebenarnya itu ngamuk bagai kerasukan setan. Entahlah, kejadian selanjutnya tak mampu diingatnya lagi.

Di depan televisi, Mawar hanya bisa menangis, melihat jasadnya begitu ramai dibicarakan orang, dengan luka-luka yang begitu mengenaskan.

"Kamu kah yang mendorongku ke jurang, Mas?" ujarnya terisak.




DBaniK 30/06 /2017


Baca juga: kumpulan-puisi.



Kumpulan Cerita Flash Fiction

#Flash_Fiction

PINTU PUN TERBUKA

Pintu pun kubuka perlahan, aku tak ingin membuat seisi rumah terbangun.

Aku lanjut masuk ke dalam kamar, semua masih sama, hanya ada sedikit yang berubah saja, yaitu letak tempat tidur yang berpindah posisi.

Ada apa ini, kenapa rumahku sepi, apa seluruh penghuninya lagi pada keluar?

Kurebahkan tubuhku, rasa capek tak mampu kubendung, iya, aku lelah. Perjalanan dengan seseorang yang baru kukenal itu benar-benar membuatku lelah.

Kutatap langit-langit kamarku, entah kenapa mataku susah terpejam, padahal lelah sekali hari ini.

Deg!

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, iya, aku teringat sesuatu yang membuatku terperangah.

"Apa aku masih hidup? Bukankah rumah ini beserta seisinya telah musnah terbakar!"

Just fiction



Tegal 08/03 /2018



Kumpulan Cerita Flash Fiction


#Flash_Fiction

Di Pinggiran Kota

Di sebuah restoran mewah, seorang anak kecil berbadan kurus, berbaju dekil, tengah asik mengamati orang-orang yang dibilang berduit, sedang bersantap ria.

Matanya tak pernah lepas menatap, di salah satu meja paling dekat dengan tempat ia duduk, di sebuah pot bunga besar, yang terbuat dari semen dan pasir. Dan kebetulan berada di antara pintu masuk.

Sesekali ia menelan ludah, lalu kembali melanjutkan untuk memperhatikan keluarga yang terlihat kaya itu. Mereka memesan begitu banyak makanan, hingga meja terlihat penuh, padahal di meja itu cuma ada empat orang, namun porsi yang dipesan sepertinya cukup untuk enam orang.

Anak kecil itu begitu tabah, tak sedikit pun beranjak. Ia tak menengadahkan tangan, padahal banyak orang berlalu lalang di depan tempatnya duduk, ada karung plastik juga gancu kecil, mungkin saja anak itu hanya seorang pemulung.

Tak lama kemudian, keluarga itu selesai menyantap makanan yang ada di meja, namun masih terlihat jelas, jika masih banyak sisa-sisa lauk yang ada, tidak mungkin juga habis, kan memang sudah terlihat sekali, porsi yang dipesan itu melebihi jumlah keluarganya.

Anak kecil berbaju lusuh itu pun beranjak dari duduknya, lalu ia pergi meninggalkan restoran mewah tersebut, sesekali ia usap perut tipisnya, mungkin dia menahan lapar, karena seharian berjalan mencari barang yang bisa ia jual kembali di pengepul barang bekas.

"Nak, berhenti!"

Dia menoleh, panggilan itu datang dari seorang pedagang kaki lima, yang kebetulan mangkal dekat dengan restoran itu.

"Kamu lapar, Nak?" tanya lelaki setengah baya itu. Mungkin saja beliau memperhatikan tingkah bocah itu.

"Tidak, Pak." jawabnya lirih.

"Tadi kulihat kau mengelus perutmu, ayo makan bersamaku, biar aku yang bayar," ujarnya.

"Terima kasih, Pak. Biar saya makan bersama keluarga di rumah, biar kami sama-sama makan nasi dan lauk yang sama dengan adikku," jawabnya tanpa ekspresi.

"Tapi, Nak. Kau tampak ingin sekali makan di tempat itu, tadi bapak memperhatikanmu." timpal pedagang kaki lima itu lagi.

"Iya, tapi dengan menelan ludah, saya sudah cukup kenyang, Pak." kata anak kecil itu.

Bapak penjual kaki lima itu melongo, jawaban yang tak pernah ia duga, keluar dari anak sekecil itu, yang sudah jelas-jelas ia tak mampu untuk masuk ke restoran itu, Bapak itu cuma bisa terdiam. Begitu hebatnya didikan orangtua anak tersebut, meski dalam keterbatasan hidup, namun tangannya tetap tak mau menengadah demi mencari belas kasihan.

"Maaf, kok bapak bisa melihatku?" ujar anak itu, sesaat kemudian tubuhnya lenyap. Betapa semakin terperanjatnya lelaki pedagang kaki lima tersebut.



Tegal 10/01/2018

NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


DBaniK

Kisah Flash Fiction


Kisah Flash Fiction

Aku Kembali Hening


Baca juga: kumpulan-flash-fiction

Ini sudah hampir sebulan lelaki itu mendiamkanku. Tidak seperti biasanya, ia menatapku dengan mata elangnya, mata yang begitu tajam, namun meneduhkan.


"Ah, Roy! Aku kangen semua itu."


Sudah beberapa hari ini lelaki itu tidak menatapku. Rindu? Jelas! Aku rindu sekali. Meskipun kami hanya menatap sekilas, namun itu sudah mampu mengobati rinduku.


"Roy, mau sampai kapan kau pergi? Aku sudah tidak tahu, bagaimana caranya menyimpan rindu ini."


Krieet ...!


Pintu pun terbuka. Aku kaget! Ah, rupanya lelaki itu sudah pulang! Tapi siapa perempuan yang bersamanya?


"Ini kontrakanmu, Sayang?"


"Iya, May. Di sinilah aku ngontrak, selama kerja di kota ini. Dan sekarang, kita sudah sah tinggal serumah di sini."


"Iya, Sayang."


Perempuan itu pun tiba-tiba menatap lukisan perempuan dengan menggunakan kebaya, seperti pada zaman dahulu.


"Ini lukisan perempuan yang sering kau ceritakan ya? Bagus, sih. Tapi sudah terlalu usang, bagaimana jika kita ganti dengan lukisan pemandangan, Sayang?"


"Terserah kamu, Sayang!"


Jujur, aku menangis. Saat lelaki bermata elang itu menurunkan dan melemparkan aku ke dalam gudang yang begitu gelap.




DBaniK 06/02/2019

Contoh Flash Fiction


Contoh Flash Fiction

Di Suatu Tempat

"Siapa namamu?"

Perempuan di bawah pohon itu terkesiap, rupanya ada lawan bicara, setelah sekian lama hening.

"Aku?"

"Iya, kamu!"

Perempuan di bawah pohon itu coba menggaruk rambutnya, entahlah! Mungkin hanya sekadar trik untuk menutupi rasa bingungnya.

"Entahlah, orang-orang memanggilku, Mawar! Sejak jasadku ditemukan di tepian danau seminggu silam."

Hening.

Daun-daun semboja kering luruh, rupanya senja ini bayu lumayan kencang berembus.


NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.




02/02/2019 DBaniK


Baca juga: kumpulan-cerita-fiksi.


Contoh Flash Fiction


Senja Di Tepi Danau



Aku suka sekali dengan senja, semburat jingganya di ufuk barat selalu membuatku ingin selalu menunggu, di tepi danau.


Kilau cahaya yang membias di atas air danau yang tenang, ditingkahi kecipak suara ikan yang menari riang, sungguh pemandangan yang teramat kurindu.


Aku tak pernah jemu berlama-lama di sini, hingga waktu ke waktu dan bahkan tahun pun sudah berganti. Biar saja keluarga dan handai tolan tak menemukan jenazahku, bukankah di sini aku sudah merasa nyaman.




NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.




Tegal 11/01/2018

Kumpulan Contoh Fiksi Mini


Kumpulan Contoh Fiksi Mini




Kumpulan fiksi mini retwit dari tahun ke tahun, semoga bisa menjadi bahan belajar untuk mengenal fiksi mini.

  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini




  Kumpulan Contoh Fiksi Mini



  Kumpulan Contoh Fiksi Mini



  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini








  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini








  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





Fiksi Mini adalah cerita pendek yang ada di Twitter, dahulu di awal kemunculannya, fiksi mini terdiri dari 140 karakter saja, namun seiring berkembangnya Twitter dengan menambahkan karakter menjadi 280 karakter, maka fiksi mini pun mengikuti.






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini








  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini




Namun biar bagaimana pun, fiksi mini semakin sedikit karakternya, justru semakin bagus, sebab fiksi mini adalah sejenis cerita yang tidak bertele-tele.






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini



Baca juga: kumpulan-cerita-fiksi.



  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





Fiksi mini adalah sebuah cerita yang menggabungkan fiksi dan nyata, namun sebenarnya itu nyata, karena tujuan dari menambahkan fiksi adalah untuk membuat sebuah plintiran untuk menghasilkan twish.





  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





  Kumpulan Contoh Fiksi Mini





  Kumpulan Contoh Fiksi Mini








  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini






  Kumpulan Contoh Fiksi Mini







Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga cuplikan fiksi mini tersebut bisa menjadi referensi untuk belajar.







31/01/2019

Flash Fiction (Cinta Tiga Segi)

Flash Fiction (Cinta Tiga Segi)


Cinta Tiga Segi 


Aku tersenyum kalau mengingat - ingat masa dulu, saat aku jatuh cinta kepada suami dari seseorang yang sekarang menjadi temanku, kisah yang menurutku lucu juga untuk diceritakan kembali, namun bukan kepada temanku tersebut.


Untung saja Lastri tidak tahu soal ini, karena aku juga tidak ingin dia tahu sampai kapanpun, biar tidak terjadi perselisihan dengan dia tentunya.


Ceritanya begini;
Sudah setahun aku menjalin suatu hubungan perasaan yang tak seharusnya, namun entah mengapa aku begitu merasa nyaman sekali, hingga aku sering lupa daratan dibuatnya.


Mas Adi namanya, lelaki itu sudah beristri dan juga sudah mempunyai dua orang anak, aku tahu persis semuanya, namun sangat sulit sekali untuk menolak hadirnya rasa cinta ini, rasa yang seharusnya tidak tumbuh dan kubiarkan bersemi. Aku tahu persis betapa sakitnya jika diduakan, tapi untuk meninggalkan apalagi melupakan Mas Adi, aku tidak bisa, karena aku sudah terlanjur sayang dan cinta sama dia.


Cinta sudah terlanjur bersemi, cukup sulit untuk membunuhnya. Maka kubiarkan saja rasa itu kian rimbun dan subur memenuhi hatiku, toh aku menikmati semua prosesnya.


Pagi ini, Mas Adi datang. Aku bahagia sekali. Namun rasa bahagia itu tak bertahan lama, lelaki itu datang bersama seorang perempuan cantik, berkulit putih mulus. Hancur sudah perasaanku.


"Ma, aku datang bersama, May. Calon Ibu dari anak-anak kita, biar anak-anak ada yang merawat," ujar lelaki itu, sambil menabur bunga di atas pusara Lastri, yang kebetulan makamnya bersebelahan denganku.


Aku benar-benar marah, pengen teriak dan tentunya histeris, lelaki itu ternyata sudah memiliki calon pengganti Lastri, padahal aku sudah begitu menaruh harapan kepada lelaki itu.


"Mas, Andi! Kamu kejam!" jeritku sambil berlalu pergi dengan perasaan yang begitu sakit, sakit sekali rasanya.



NB: Ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama dan tokoh, ini benar-benar tidak disengaja.





BACA JUGA: kumpulan flash fiction

20/01/2019

Kumpulan Contoh Fiksi Mini.


Kumpulan Contoh Fiksi Mini.

Kumpulan Contoh Fiksi Mini.

RT @DwiSuhendra4: BATAL LIBURAN. Kesal. Adik kembali mengurung diri dalam botol.


RT @DwiSuhendra4: PINTU DI KETUK. Ini sudah yang keseratus kali. Aku tak mengijinkan tubuhku kembali.


RT @DwiSuhendra4: MALAM PERGANTIAN TAHUN. Kami berkumpul dan tertawa bersama, sambil bercerita kematian masing-masing.


RT @DwiSuhendra4: DI LERENG GUNUNG. Awalnya kukira kabut biasa. Setelah kusingkap, ada nyawa Adik yang telah lama hilang.


RT @DwiSuhendra4: PERTUKARAN PELAJAR. Ayah menyiapkan visa. Ibu mengemasku.


RT @DwiSuhendra4: TERJARING RAZIA. Kupu-kupu malam itu segera berubah jadi ulat.


RT @DwiSuhendra4: SAAT GERHANA TERJADI - Di rumah pacar, aku tengah berperang melawan diri sendiri untuk tidak melolong.


RT @DwiSuhendra4: JANGAN LUPA TUTUP PINTUNYA, NAK. Ibu masih trauma kami terbunuh lagi.


RT @DwiSuhendra4: SURAT KALENG. Saat kubuka, ia memakiku.


RT @DwiSuhendra4: DI TAMBAH SEDIKIT PARUTAN KELAPA MUDA. Kerupuk kulit nenek terasa nikmat.


RT @DwiSuhendra4 : TIDAK ADA KABAR BURUNG. Sejak Ayah memutuskan berhenti berkicau.


RT @DwiSuhendra4: PEREMPUAN CANTIK BERBAJU MERAH. Dia terus menatapku. Salah tingkah, kugenggam hatiku agar tak jatuh.


RT @DwiSuhendra4: KEHILANGAN NYAWA. Takut dimarahi. Adik tidak berani pulang.


RT @DwiSuhendra4: JATUH MISKIN. Lelaki itu tidak mengaduh. "Sudah biasa," katanya.


RT @DwiSuhendra4: SUDAH SORE. Pembeli pun sepi. Ibu segera mengemas senyum anak-anaknya sebelum pulang.


RT @DwiSuhendra4: PERTUNJUKAN WAYANG TELAH USAI. Para pemain pun hilang di balik jerubu.


RT @DwiSuhendra4: TIDUR KAMI MENJADI BERKUALITAS. Semenjak Ayah mampu membelikan mimpi - mimpi indah.


RT @DwiSuhendra4: BATAL MUDIK. Ayah tak menemukan kampung yang cocok untuk kami.


RT @DwiSuhendra4: PEREMPUAN CANTIK BERBAJU MERAH. Dia terus menatapku. Salah tingkah, kugenggam hatiku agar tak jatuh.


RT @DwiSuhendra4 : TIDAK ADA KABAR BURUNG. Sejak Ayah memutuskan berhenti berkicau.


RT @DwiSuhendra4: SURAT KALENG. Saat kubuka, ia memakiku.


RT @DwiSuhendra4: "BIASAKAN BILANG PERMISI, NAK!" Terlambat. Aku sudah masuk ke dalam badannya lagi.


RT @DwiSuhendra4: BENDUNGAN JEBOL. Tak menyia-nyiakan waktu, kami pun bergegas mencari Ayah dan Ibu di pasar ikan.


RT @DwiSuhendra4: BANGUNAN LIAR. Saat ku dekati, ia lari.


RT @DwiSuhendra4: GELAGATNYA MENCURIGAKAN. Dari sudut matanya, aku terus mengintainya.

Terima kasih sudah berkunjung di blog saya, semoga Fiksi Mini tersebut bisa menjadi referensi anda untuk belajar atau mengenal apa itu Fiksi Mini.




 Baca juga: kumpulan flash fiction



11/01/2019

Kumpulan Flash Fiction.


Kumpulan Flash Fiction

#Flash_Fiction

Judul : Janji Bertemu

Lelaki itu sudah tampak gagah dengan baju kemeja putih bergaris hitam, celana jeans ketat melekat rapi, tak lupa juga ia bawa jaket untuk berjaga-jaga barangkali saja angin malam ini terasa dingin.

Di sebuah cafe yang sudah terkenal namanya di kota tempat ia tinggal, menjadi tujuannya. Suasana tampak romantis, dengan penerangan redup serta alunan musik jazz membuat suasana terkesan romantis.

Di meja nomor lima yang kebetulan berada di sudut telah ia pesan siang tadi. Wajahnya terlihat bahagia. Mungkin saja seseorang terspesialah yang akan datang menemuinya malam itu.

"Maaf, Bapak mau pesan apa?"

Dua gelas juice lemon dan dua porsi steak daging pun dipesannya. Lelaki itu sesekali melihat arloji yang melkngkar di pergelangan tangan kirinya.

Pesanan sudah siap di atas meja, lelaki tampak tenang. Tak lama kemudian ia beranjak untuk menyeret kursi di depannya.

"Maaf, Bapak. Ada yang bisa saya bantu?"

Suara pramusaji itu mengejutkannya. Lelaki itu tetap tenang.

"Oh, tidak. Terima kasih."

"Tapi, Pak. Bapak sudah tiga jam duduk di sini dan pesanan yang dipesan pun belum Bapak santap."

Pramusaji itu terlihat kebingungan, namun lelaki itu tetap saja menunjukkan wajah yang tenang.

"Sebentar, Mbak. Ada yang saya tunggu." ujar lelaki itu.

"Ini sudah hampir tutup, Pak. Pengunjung sudah pada pulang, tinggal Bapak saja di sini."

Pramusaji itu meyakinkan lelaki itu.

"Mbak, boleh saya makan sebentar. Kekasihku sudah berada di depanku."

Hening. Tiba-tiba saja lampu penerangan di cafe itu mati. Pemilik cafe dan abak buahnya panik.

Suara piring, sendok dan garpu itu terdengar nyaring, lelaki itu rupanya tetap menikmati makan malamnya bersama sang kekasih. Tak lama kemudian suara dentingan sendok dan garpu pun lenyap seiring lampu cafe yang menyala.

"Di mana lelaki itu?" pekik pramusaji yang sedari tadi tidak beranjak dari depan meja lelaki itu.


NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.


@DBanik02418




Kumpulan Flash Fiction

Judul : DIARY MOCA.

"Sudah, Moca! Hentikan anganmu!"

"Pussy, kamu gak akan pernah ngerti, dan tak akan ngerti sampai kapan pun." ucapnya lirih. Entahlah, Moca dan kucingnya seperti punya kedekatan batin, bahkan suara meong si Pussy dapat ia artikan.

"Hmm, aku ingin punya Pangeran, Pussy! Kau tahu kan, usiaku sudah tujuh belas tahun? Itu artinya, aku butuh pacar!" Moca mengerling manja.

Moca menuliskan keinginannya pada diary tua miliknya, yang ia temukan di gudang belakang, yah walau buku itu sudah tampak berjamur, tapi entah kenapa ia begitu menyayangi, bahkan merahasiakan keberadaan buku diary itu dari kedua orang tuanya.

"Kamu, lihat pussy! Pangeran yang aku tulis di sini!" Ujarnya girang.

"Dia, berkulit putih, bermata teduh, dan tampan tentunya." Moca mengerlingkan mata belo'nya.

"Terserah kamu, aku sudah tak perduli lagi!" Pussy tampak tidak suka dengan cerita sahabatnya itu.

"Nanti malam tinggal memohon sama peri hitam, beres!" Gumamnya bersemangat.

Malam pun tiba, Moca beranjak pergi ke gudang belakang tempat ia menemukan diary itu, diary yang sudah banyak memberinya keinginan-keinginannya, diary yang secara ajaib bisa merubah hidupnya secara drastis.

"Peri, apa kau ada di sini?" Ujarnya di dalam gudang tua.

"Yah, ada apa? Apa lagi yang kau inginkan, Nak?" Suara perempuan yang cukup mengerikan terdengar jelas dari balik lemari kuno, yang tak pernah Moca tahu apa isinya.

"Seperti biasa, Peri. Ada yang aku inginkan." ucapnya memastikan.

Singkat kata, Moca menceritakan apa yang ia inginkan, Peri itu mengiyakan.

Ritual pun dilakukan, tepat jam satu malam, tidak seperti biasanya, kali ini ia merasakan kantuk yang begitu hebat. Dan setelah itu Moca kehilangan seluruh ingatannya.

Dua tahun pun berlalu, rumah Moca tampak lengang, hanya ada seorang ibu yang tengah duduk di teras rumahnya. Aku sebagai tetangga merasa iba, melihat keadaannya. Maka aku hampiri saja dia

"Bu, sedang apa?" Tanyaku penuh hati-hati.

"Aku, menunggu anakku, Nak." jawabnya datar.

"Moca? Memang dia kemana?"

"Entahlah, sejak dia masuk ke gudang tua itu, dia tak pernah kembali! Ibu hanya menemukan boneka yang mirip sama wajah anakku, dan satu lagi boneka lelaki ini, Nak!" Ibu itu meneteskan air mata, boneka yang Ibu ceritakan pun nampak sudah lusuh, karena banyak terkena tetesan air matanya.

Setelah pamit pulang, aku sempatkan sejenak menatap kedua boneka itu. Aku terkejut bukan kepalang, kedua boneka itu sama-sama mengeluarkan air mata.

NB : Ini hanya cerita Fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, nama tokoh maupun tempat, ini benar-benar tidak disengaja.



20/02/2017





Kumpulan Flash Fiction

#Flash_Fiction

Singgasana

Aku bahagia, punya orangtua yang sangat penyayang, punya adik perempuan lucu dan menggemaskan.

Rumah yang kuhuni tak sebesar kepunyaan Andre, tak semegah milik Antony, namun kudapatkan semua di rumah kecil milik kedua orangtuaku. Hari-hari serasa menyenangkan, suara pecahan tawa adik, suara lembut Ibu, petuah-petuah Ayah, begitu asik mewarnai.

Aku pernah bertengkar sama adik, mungkin itu tak akan kuulang lagi, seisi rumah tahu, jika adik mempunyai kursi khusus, yang tidak boleh siapa pun duduk di situ, entahlah, Angeli begitu memfavoritkan kursi kayu tersebut, padahal tidak bagus-bagus amat, namun seakan kursi itu sudah menjadi singgasana tersendiri buat dia.

Dasar konyol kamu, Dik. Apa bagusnya coba? Di ruang tamu ada satu set kursi, lebih empuk, lebih nyaman jika untuk duduk. Ah, dasar bandel. Sebelah kaki kursi itu juga sudah ada paku yang kendur, kamu marah besar waktu Ayah akan membetulkannya, kamu rela menangis sekuat tenaga, agar kursi itu tetap demikian adanya. Dasar bandel, namun lucu juga, keunikanmu malah menjadi hiburan tersendiri buat kami, menjadi bahan candaan di saat aku suntuk.

Kini aku berdiri tepat di depan singgasana milik Angeli, kuamati kursi yang terbuat dari kayu jati itu. Aku penasaran saja, ada apanya sih? Lalu aku dudukki. Sekitar lima menit, coba kurasakan sensasi apa yang membuat adikku begitu mengistimewakannya.

"Kakak! Jangan duduk di kursi adik!"

Jantungku nyaris copot, Angeli menatapku tajam. Aku bergeming.

"Dik, kamu kan sudah meninggal?!" pekikku.

Tegal 22/01/2018.


Kumpulan Flash Fiction di atas hanyalah kisah fiktif semata, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.

Sekian dan terima kasih 🙏




Baca juga: kumpulan puisi.

01/01 /2019.

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...