Cerita Pendek
Judul : Kisah Di Desa Tembakao
Surya sedang gelisah memikirkan kekasihnya Sriwedari, pasalnya sudah berhari - hari tak ada kabar berita. SMS tidak dibalas, telpon tak pernah diangkat, jadi wajar kalau Surya resah dan gelisah.
Djarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Surya belum juga terlelap. Pikirannya melayang tidak karuan, rindu memang ternyata berat.
Di desa Bentoel yang begitu tenang, di mana Sriwedari tinggal, tengah ada kesibukan yang tidak seperti biasanya, usut punya usut ternyata Dji Sam Soe Ayahanda dari Sriwedari sedang mengadakan persiapan untuk pesta pernikahan putri kesayangannya yaitu Sriwedari.
Kabar tentang rencana pernikahan Sriwedari pun akhirnya sampai juga ke telinga Surya. Bagai tersambar petir di siang bolong, saat kabar itu sampai di telinganya, jelaslah Surya marah besar.
"Kang Tuton! Apa benar berita yang sampean katakan?!"
"Weladalah..., ya bener to! Kan ini aku yang bawa, bukan burung! Jadi ini bukan kabar burung, iya to?"
Darah Surya sudah naik ke ubun-ubun dan rasanya mau muncrat saja, untung ia memakai topi, jadi aman lah.
"Ini ndak bisa dibiarkan! Apa Om Djie Sam Soe ndak tahu, jika Sriwedari anaknya itu cinta mati sama aku?!"
"Wes, sampean ke sana saja, tanyakan kenapa semua ini terjadi." Tuton memberikan usulan.
"Kalau sampai betul, maka desa Bentoel akan aku porak porandakan!"
"Mbok ya sabar, jangan pakai emosi begitu to, Sur!"
Surya segera melangkah pergi dengan emosi, ia tidak terima jika kekasihnya akan dinikahkan dengan orang lain, sekali pun itu bapaknya Sriwedari, Surya tidak takut.
Surya pergi meninggalkan desa Tembakao tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, untuk menuju ke desa Bentoel yang jaraknya sekitar lima kilo meter.
Kemarahan Surya pun sudah sampai ke telinga pihak keluarga Sriwedari, mereka segera menyuruh warga untuk membuat pertahanan di sekitar desa, mereka semua tahu jika Surya memiliki ilmu yang cukup tinggi.
Dalam setiap perkelahian, Surya selalu djaya tak terkalahkan, bahkan soal kekayaan juga dia tidak sembarangan, selain memiliki banyak usaha, Surya juga memiliki Gudang garam yang cukup besar di desanya, jadi apalagi alasan Ayah Sriwedari melarangnya.
Surya sudah berada di depan gerbang desa Bentoel, ia berdiri dengan gagah, menghadapi puluhan orang meskipun Surya sendirian.
"Aku mau tahu! Alasan apa yang membuat Ayah mau menikahkan Sriwedari dengan orang lain?!"
Dengan lantang Surya bertanya kepada Ayah Sriwedari.
"Sriwedari mau aku nikahkan dengan Malboro! Dia lebih ganteng, lebih keren dan lebih kaya dari kamu!"
Sontak Surya marah, mukanya mulai memerah. Ia berharap menjadi Hulk, namun sayangnya tidak bisa.
Seluruh orang yang ada di depannya ia hajar hingga lari tunggang langgang, sekarang tinggal Ayahanda kekasihnya yang tersisa.
Namun tidak beberapa lama kemudian ada seseorang datang dengan kuda putihnya.
"Malboro, tolong ayah!"
Akhirnya Surya tahu siapa lelaki yang bernama Malboro, yang akan menggantikan posisinya di samping Sriwedari.
"Oh, jadi ente yang bernama Malboro?!"
"Iya...! Memang kenapa kisanak?!"
Tidak butuh banyak basa-basi, mereka akhirnya bertempur untuk memperebutkan Sriwedari dan disaksikan calon Ayah mertua.
Pertarungan begitu sengit, rupanya mereka sama - sama digjaya, ilmu mereka sama kuatnya, hingga belum ada satupun yang tumbang. Namun tiba-tiba di tengah - tengah pertempuran, mereka dikejutkan oleh teriakan Sriwedari yang begitu melengking karena minta tolong.
"Sial...! Mau kau bawa ke mana calon istriku, Minak Jinggo!"
Teriak Surya dan Malboro serempak.
Tapi sayangnya Minak Jinggo tidak menghiraukan mereka, ia melesat cepat ke awan dengan membawa Sriwedari.
Tamat.
NB : ini hanya kisah Fiktif semata, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat dalam cerita, ini benar-benar tidak disengaja.
12/09/2018.
No comments:
Post a Comment