rujakangkung: Esai

iklan

Showing posts with label Esai. Show all posts
Showing posts with label Esai. Show all posts

Belajar Fiksi Mini


Belajar Fiksi Mini
Pic: Adege/pixabay


Selamat belajar FM yaa...


Pertama-tama yang perlu kalian ketahui adalah, mengenal terlebih dahulu apa itu FM?


Sudah saya tulis di hari kemarin, tentang apa sih FM itu? Sebelum kita melangkah jauh, karena FM tidak segampang seperti kalian membuat sebuah cerita pada umumnya.


Sudah saya katakan, jika FM adalah cerita yang terlihat fiksi, namun sebenarnya tidak. Sebab FM harus memegang teguh apa itu logika! Jadi tidak membuat cerita yang ngaco, atau di luar nalar, meskipun ketika kalian membaca sebuah FM, kalian akan banyak menemukan semacam ketidak nalaran, padahal itu nalar dan masuk logika.


FM adalah seni bercerita, meskipun singkat dan padat, namun sebenarnya memiliki cerita yang bisa di cerna dan tentunya masuk akal.

Baca juga: kumpulan-fiksi-mini.

Seperti contohnya FM di bawah ini.


ANGIN RIBUT. Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tungang langgang.


Bisa dikatakan, jika FM tersebut tidak masuk akal, namun jika kita bedah satu persatu, maka semua pun akan bisa dicerna.


Baiklah kita bedah.


Dari judulnya ANGIN RIBUT.


Judul adalah sebuah jembatan dalam sebuah FM, agar sebuah cerita yang terbentuk tidak melebar ke mana-mana.


ANGIN RIBUT.


Adalah sejenis kejadian alam, seperti halnya angin puting beliung, angin topan, angin puyuh dan lain sebagainya.


Namun penggunaan yang cerdas di tempatkanlah ANGIN RIBUT sebagai sebuah judul. Lalu di sambung dengan isi, yang seperti menerangkan sebuah kejadian, atau terjadi keributan, yaitu dengan sebuah isi yang menguatkan judulnya.


Isi: Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.


Ini yang dinamakan isi menguatkan judul, sehingga membentuk image, bahwa seolah - olah angin sedang ribut, seperti halnya ributnya manusia, atau cekcok.


Sedang judul sebagai jembatan untuk menghasilkan apa itu yang dinamakan puntiran, sebab dalam sebuah FM harus ada puntiran untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, yang tentunya itu sudah menjadi ciri khas dari FM.


ANGIN RIBUT. Kami seharian sibuk menenangkannya, sementara puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.


Ini hanya bercerita tentang kejadian angin ribut yang sesungguhnya.


"menenangkannya" adalah bentuk suatu usaha orang-orang, entah dengan jalan berdoa dan lain sebagainya.


"Rumah lari tunggang langgang" ini adalah penggambaran ketika banyak rumah yang roboh, bahkan atapnya bertebangan.


Jadi FM tersebut adalah menggambarkan kejadian yang nyata, namun di puntir sedemikian rupa, untuk membentuk sebuah pola bercerita dengan bergenre FM.



Sederhana kan sobat?



Selamat belajar yaa...





02/02/2019 DBaniK

Rezeki Mutlak Urusan Allah.

Rezeki Mutlak Urusan Allah.
Pic: Nattana23/pixabay


Rezeki Mutlak Urusan Allah.


Menjalani hidup memang gampang-gampang susah, bisa dibilang seperti sebuah puzzle yang terlihat mudah untuk dilihat, namun ternyata sulit saat kita coba untuk menerapkannya. Butuh kerja keras, butuh ketelitian dan tentunya butuh kesabaran.


Ada apa sih dengan hidup kita?


Baca juga: menyiasati keuangan yang pas-pasan.

Banyak, banyak hal yang ada pada hidup dan kehidupan kita, yang tentunya akan melibatkan pihak - pihak yang secara disengaja maupun yang tidak disengaja. Seperti contohnya seorang pedang, seorang pedagang tentunya hanya berpikir, jika dia menggelar dagangan dan kemudian akan banyak pembeli yang datang. Ini sebuah sudut yang mengatasnamakan kesengajaan orang atau pembeli yang memang butuh untuk datang lalu membeli barang dagangannya.


Tentu saja ini benar adanya, namun terkadang kita juga tidak sadar, jika orang yang tidak kita harapkan juga akan datang ke lapak penjual, karena sebenarnya ada sesuatu hal, atau boleh dibilang adanya unsur ketidak sengajaan. Misalnya seperti ini, ada orang yang pergi ke pasar, sedangkan niatnya hanya akan membeli sesuatu yang dia butuhkan, namun karena lain hal, tiba-tiba dia ingin membeli barang yang ada dilapak lain dan justru bukan barang yang sebenarnya menjadi tujuannya.


Apakah hal itu merupakan suatu unsur kesengajaan?


Tentu tidak!


Lalu apa yang menggerakan orang tersebut tiba-tiba menjadi merubah keputusannya, padahal niat dari rumah adalah bukan untuk membeli barang yang tadi dibeli. Ini yang patut kita cermati, jika kita kadang sering mengesampingkan hal-hal seperti itu, karena kita memang tidak tahu atau bisa jadi tidak mau tahu.


Lantas siapa yang menggerakan hati orang tersebut, jika secara otomatis merubah apa yang sudah menjadi niatnya sejak dari rumah?


Tentunya kita harus lebih mendasar ketika berpikir perihal rezeki. Sebab kita sadar betul, jika rezeki memang sudah diatur sama Allah dengan sedemikian hebatnya, maka Allah bisa merubah apapun kehendak kita, jika memang itu sudah menjadi ketentuan-Nya. Begitu hebatnya Allah mengaturnya, sehingga tidaklah pantas jika apa yang kita dapatkan tidak dibarengi dengan rasa syukur kepada-Nya.


Kita sebagai ciptaan-Nya, tidak sepatutnya sombong akan apa yang kita dapatkan, sebab Allah lah yang telah memberikan rezeki kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Yang harus kita lakukan adalah, mensyukuri atas rezeki yang sudah diberikan kepada kita, agar terjauh dari sifat kufur.



Aamiin...



28/01/2019

Ikan dan Kail.


Ikan dan Kail.
Pic. ZeeNBee/pixabay


Halo sobat semua, sebagai seorang yang sudah menginjak usia dewasa, tentunya kita juga sudah semestinya mencari penghidupan, karena memang harus seperti itu adanya.

Kita jelas tidak mungkin akan terus bergantung kepada orangtua kita, meskipun orangtua kita mampu sekali pun, sebab mencari rizki memang sudah menjadi kewajiban bagi kita yang sudah menginjak usia dewasa, atau memang sudah masuk sebagai orang yang seharusnya mencari penghidupan.

Adapun diri kita juga seharusnya tahu akan diri sendiri, sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain, agar setidaknya mampu menghidupi diri sendiri, bukan malah menjadi beban bagi orang lain, meskipun itu kedua orangtua kita sendiri.

Namun jika kita yang ternyata memperoleh posisi atau kemapanan dalam hal pekerjaan, kita juga bisa memberikan bantuan atau solusi kepada sahabat maupun kerabat kita yang memang sedang membutuhkan pekerjaan, kita bisa saja memberi bantuan secara materi, namun sewajarnya saja, agar tidak menjadi suatu kebiasaan bagi sahabat atau kerabat kita, dan itu bukan berarti kita kejam, namun setidaknya kita bisa mencegahnya agar tidak bergantung kepada orang lain.

Sebuah pepatah yang sangat bijak sekali menurut saya, ketimbang memberikan ikan mendingan memberikan seseorang itu kail, sebab dengan memberikan kail, sama saja kita memberikan seseorang bisa mendapatkan ikan yang lebih banyak lagi. Mantap sekali kan pepatahnya? Dan yang terpenting adalah makna di balik pepatah tersebut.

Saya sangat setuju sekali dengan pepatahnya, dan lebih baik memang di implementasikan kepada orang yang suka meminta bantuan secara materi kepada kita, dengan memberikan sebuah kail, maka seseorang menjadi lebih tahu bagaimana sulitnya mencari ikan, namun kalau berhasil, maka akan menjadi berkah tersendiri, sebab seseorang tersebut memiliki dua keuntungan, yaitu ilmu sekaligus hasil tentunya.

Dengan memberikan kail kepada orang yang sering meminta ikan, akan membuat dia lebih bersemangat ketika dia sudah bisa merasakan betapa enaknya mencari ikan sendiri, tanpa harus terus menerus bergantung kepada orang lain, maka ketika ada seseorang yang serupa dia, maka dia pun begitu pula kepada orang tersebut, dan begitu seterusnya.

Dengan memberikan kail kepada orang yang selalu meminta ikan kepada, adalah cara yang sangat benar sekali, sebab tidak akan menjadikan seseorang menjadi ketergantungan dengan selalu mengharapkan uluran tangan dari orang lain, dan justru menumbuhkan rasa lebih bertanggung jawab, sebab merasa telah diberikan pegangan (kail) sehingga ia pun akan berusaha dengan sebaik-baiknya.

Dengan cara memberikan kail kepada orang yang selalu meminta ikan, itu sangat bagus untuk mengajarkan indahnya berbagi, namun berbagai dengan memberikan pekerjaan, sehingga untuk kedepannya seseorang itu bisa juga berbagi dengan orang lain yang membutuhkan bantuan atau pekerjaan, jika kita selalu memberikan bantuan dalam bentuk materi, maka materi itu hanya akan mengatasi sementara masalahnya, maka cara yang terbaik ya berikan pekerjaan atau dengan istilahnya sebuah kail.

Terima kasih sudah mampir di blog saya sobat 🙏



04/01/2019


(Esai) Jangan Remehkan Pion!


(Esai) Jangan Remehkan Pion!

Jangan Remehkan Pion.

Buat kalian yang suka dengan permainan catur tentu sudah hapal bidak catur itu apa saja. Bidak catur meliput; pion, benteng, kuda, mantri, patih dan raja, kesemuanya adalah bidak catur yang akan siap dimainkan di atas papan catur dengan lawan yang sama namun beda warna, yaitu hitam dan putih.

Buat kalian yang sekadar bermain, atau bukan seorang penyuka permainan tersebut, tentu akan memandang rendah apa itu yang dinamakan pion, yaitu bidak catur yang seringkali dianggap rendah atau tidak memiliki nilai pada sebuah permainan.

Hal itu sangatlah wajar, sebab kita tidak mampu menyelami dengan baik tentang permainan catur tersebut, sehingga kita dengan gampangnya mengorbankan tiga sampai empat pion demi mendapatkan satu kuda. Tidak ada yang salah selagi di belakang kita memiliki strategi serangan yang bagus, dan nantinya membuat lawan mati, meskipun sudah banyak pion yang kita korbankan. Namun jika sebaliknya?

Begitulah kita yang selalu memandang rendah pada bidak catur yang satu itu, kita terlalu memerhatikan milik kita yang dianggap berharga tanpa mau menyadari akan hal - hal kecil yang bisa saja memengaruhi kita. Seperti halnya pion tersebut, yang kita biarkan habis hanya untuk memenuhi sebuah ambisi.

Tidak jarang dalam permainan catur yang berakhir dengan raja dan dua atau tiga pion tersebut, maka tugas pion adalah melindungi raja, hingga pion pun bisa berubah menjadi kuda, menteri, benteng bahkan bisa menjadi patih! Hal itu menunjukkan, jika hakikatnya pion memiliki hak yang sama dengan para bidak catur yang dianggap tinggi kedudukannya.

Jadi kita tidak boleh memandang rendah kepada apapun yang terlihat rendah, sebab pada hakikatnya kedudukan kita sama di mata Tuhan Sang Pencipta, yang membedakannya adalah amal ibadah kita, bukan harta, pangkat maupun kedudukannya.

Tidak ada hal apapun yang tidak luput dari Tuhan, sebab semuanya sudah di atur sedemikian rupa hebatnya, kita hanyalah bidak - bidak yang memerankan di atas panggung yang bernama kehidupan, jika kita memahami hakikatnya hidup, maka kita akan jauh dari perasaan yang memandang rendah orang lain, sebab apa - apa yang kita miliki adalah titipan-Nya, jadi tidak ada yang patut untuk kita sombongkan kepada orang lain.


06/12/2018.

(Esai) Apa Penyebab Dari Kegagalan Usaha Kita?



(Esai) Jalan Boleh Sama, Tapi Hasil Belum Tentu Sama..

(Esai) Apa Penyebab Dari Kegagalan Usaha Kita?


Sobat blogger semua pecinta kuliner, pecinta literasi dan pecinta kedamaian, selamat bertemu lagi dengan saya.

Kali ini saya tidak akan membahas tentang kuliner seperti biasanya, meskipun menggunakan gambar utama bumbu dapur, namun gambar tersebut memang memiliki kaitan dengan apa yang akan saya sampaikan tentunya.

Sobat blogger semua, seperti halnya kita tahu, jika sebuah usaha, atau sebuah perjuangan tentu belum pasti mendapatkan hasil yang sama, hasil yang setimpal dengan apa yang sudah kita kerahkan. Bahkan antara diri sendiri dengan orang lain, juga demikian pula.

Seringkali kita beranggapan, jika apa yang kita lakukan sudah maksimal, seperti apa yang orang lain lakukan, orang yang kita anggap berhasil dengan cara yang kita ikuti, namun pada kenyataannya kita tidak seberhasil orang tersebut, orang yang sudah kita contoh. Kemudian kita beranggapan jika kita memang lemah, kita memang tidak bakat atau anggapan-anggapan yang justru melemahkan diri kita sendiri.

Kita tidak boleh menghakimi diri kita sendiri dengan hal-hal yang demikian, karena itu akan semakin melemahkan, dan justru menjadikan sebuah bumerang yang akan melumpuhkan. Kemudian kita akan semakin terpuruk di antara keluh kesah, bukan malah mencari penyebabnya. Tentu sangat disayangkan bukan?

Seperti halnya bumbu sebuah sambal, yang terdiri dari cabe merah, bawang merah, terasi garam, gula merah dan lain sebagainya. Kita bisa saja menggunakan bahan baku yang sama persis, namun pada hasil akhirnya, antara sambal buatan kita dengan sambal buatan orang lain, seringkali memiliki rasa yang berbeda. Kenapa bisa demikian? Itu memang sudah sangat wajar, karena kita memiliki rasa yang berbeda, maka apa yang kita hasilkan pun seringkali berbeda rasa.

Seperti halnya juga sebuah usaha, ketika kita melihat teman kita yang memiliki usaha yang maju pesat, meskipun teman kita hanya berjualan ayam goreng misalnya, dan dengan bumbu yang mungkin saja tidak terlalu istimewa, namun teman kita bisa berhasil dengan usahanya, sedangkan kita yang berusaha mengikuti jejaknya, yaitu sama-sama menjual ayam goreng, namun hasilnya tidak seperti usaha teman kita. Itu sudah seringkali terjadi sobat semua, karena setiap orang memiliki hoki, memiliki rezeki yang berbeda - beda, meskipun apa yang dilakukan itu sama.

Lantas apa yang harus dilakukan jika hal seperti itu menimpa kepada kita?

Kita hanya perlu bersabar, tawakal, berupaya lebih giat lagi, dan berdoa tentunya. Atau bisa juga memang rezeki kita bukan dibidang yang tengah kita tekuni, maka banyak sekali orang yang memiliki beberapa kegiatan, atau pekerjaan, atau usaha untuk mencari titik yang tepat, seperti halnya mencari batu loncatan untuk memilih mana yang lebih sesuai dengan kita, mana yang lebih memberikan kita keuntungan.

Kita hidup memang diwajibkan untuk mencari penghidupan, karena kita memiliki kewajiban untuk menafkahi, setidaknya menafkahi diri kita sendiri, agar tidak menjadi beban buat orang lain, apalagi buat kita yang memang menjadi tulang punggung, maka kewajiban mencari nafkah adalah wajib hukumnya.

Kita boleh melihat kesuksesan orang lain, kita boleh meniru atau mengikuti jejaknya, karena kita memiliki hak yang sama. Namun ketika kita tidak seberhasil orang tersebut, maka sebaiknya kita menggali ke dalam diri kita sendiri, mungkin saja kita kurang maksimal, mungkin saja belum rezeki kita, atau bisa juga itu memang bukan jalan rezeki kita.

Rezeki mutlak urusan Tuhan, namun kita wajib bergerak untuk mendapatkannya, kita tidak bisa hanya berpangku tangan, sebab rezeki memang harus dijemput. Dan Tuhan juga sudah memberikan banyak sekali pintu-pintu rezeki, jadi ketika kita tidak bisa seberhasil teman kita, teman yang kita ikuti jalannya, mungkin itu memang bukan pintu masuk untuk kita mengambil rezeki, tetapi kita memiliki pintu rezeki yang lainnya.

Tuhan selalu memberikan kita hak yang sama, meskipun dengan jalan yang berbeda.

Pic: esudroff/pixbay.com

02/12 /2018



Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...