Kumpulan Contoh Flash Fiction

iklan

Kumpulan Contoh Flash Fiction


Kumpulan Contoh Flash Fiction

#Flash_Fiction

Judul: Cinta Badi

Seperti biasa, aku melirik gadis manis di sebelah bangku. Sudah menjadi kewajiban, tak melirik tak indah hariku.

Siapa coba yang tak terbius kecantikan Tuti, gadis berlesung pipi, rambut tergerai indah. Duh, gila!

Novian juga, dia tak mau kalah. Mata tajamnya sesekali melirik ke arah bangku itu, sial! Woi, kamu sudah punya Titi. Apa masih kurang?! Kesal sih, tapi begitulah Tuti, banyak mendapat perhatian cowok - cowok di SMA tempatku menimba ilmu.

"Tut, tadi sewaktu pelajaran matematika, kulihat kau terus-terusan melirik ke arah bangkunya Badi," tanya Pujo saat jam istirahat.

"Kamu memperhatikan aku, Jo?" balas Tuti dengan tatapan aneh.

"Oke, oke. Tadi aku tidak sengaja kok, pas lihat kamu, eh pasti kamu lagi nengok ke arah bangkunya Badi, kamu naksir Badi ya?" ledek Pujo.

"Udah, Jo. Kasihan Badi, jangan jadikan ia bahan untuk bercanda!" timpal Tuti ketus.

"Cie ... cie, beneran cinta nih sama Badi!"

Pujo semakin menjadi. Agung, teman sebangkunya segera menengahi.

"Jo. Badi sudah berpulang ke sisi-Nya. Tolong jangan jadikan ia bahan candaanmu."

Suasana hening, serempak mereka melihat ke arahku, namun hanya bangku kosong yang mereka lihat, bangku yang dulu menjadi tempat terindah, untuk mencuri pandang.

                                                        ~Selesai~



NB : ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan, ini benar-benar tidak disengaja.



 25/01/2018. 

__________________________________



Kumpulan Contoh Flash Fiction

Judul : Pinjam Tubuhmu Sebentar 



Gadis kecil berusia sekitar sepuluh tahunan itu duduk di trotoar, terlihat sesekali ia menengok ke arah seberang jalan. Wajahnya sayu, baju yang dikenakan tampak dekil.

Sepertinya ada yang ia tunggu, karena dari raut wajah gadis itu tampak gelisah. Keringat di sekujur badannya menandakan jika tubuhnya tengah tidak sehat.

"Siapa yang kamu tunggu, Nak?"

Suara lembut perempuan setengah baya di depannya cukup membuat gadis kecil itu kaget.

"Ibu saya," ujarnya lemah.

Perempuan itu menatap dalam gadis itu, tak sadar airmata keluar dari pipinya. 

"Kamu lapar, Nak?"

Perempuan setengah baya itu coba melanjutkan perbincangan, ia bisa merasakan apa yang gadis itu rasakan, sebab wajah gadis kecil itu tampak pucat.

"Saya menunggu Ibu yang sedang membeli nasi," ujarnya lagi.

"Ayo aku traktir kamu makan sepuasnya, Nak."

Perempuan itu meraih tangan gadis kecil itu, kebetulan tidak jauh dari tempat itu ada sebuah restoran mewah.

"Ibu tidak malu mengajak saya masuk?"

Gadis kecil itu menghentikan langkahnya, ia tak pernah sekali pun masuk ke dalam restoran semewah itu. Uang hasil ngamen di lampu merah hanya cukup untuk membeli nasi bungkus dengan Ibunya, sisanya mereka tabung untuk keperluan lain.

"Tidak, Nak. Ibu tidak malu, ayo kita masuk."

Perempuan setengah baya itu terus menatap gadis kecil di depannya, yang dengan lahap menyantap hidangan yang baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya.

"Boleh aku membawa pulang untuk Ibu," tanya gadis itu sambil menunduk sedih.

"Pesan saja, Nak. Berapa pun kamu mau."

Tak lama kemudian mereka pun keluar dari restoran tersebut dan kembali ke tempat di mana gadis kecil itu menunggu ibunya.

"Nak, ambilah uang ini. Belilah obat, sepertinya kamu tengah sakit, sisanya bisa kamu simpan untuk keperluanmu."

Mata gadis kecil itu terbelalak, segepok uang ratusan ribu itu berada tepat di depan matanya.

"Ini terlalu banyak, Ibu. Apa ini tidak salah?"

Perempuan setengah baya itu mendekap tubuh gadis kecil itu, ia elus rambutnya yang panjang tak terurus, kemudian mencium keningnya.

"Terimalah, Nak. Ibu akan sangat senang, jika kamu mau menerima."

Perempuan setengah baya itu meletakan uang itu di pangkuan gadis itu.

"Pulanglah, Ibumu sudah menunggumu di rumah." ujar perempuan setengah baya tersebut.

Mereka pun berpisah di perempatan jalan, gadis kecil itu mencium tangan perempuan setengah baya tersebut. Perempuan setengah baya itu memperhatikan gadis itu, hingga hilang di tikungan.

"Aku ibumu, Nak. Ibu pinjam tubuh perempuan ini, untuk mengobati rasa laparmu. Jaga diri baik-baik, karena kamu hanya akan menemui jazad ibu saja di rumah."

Entahlah, apa yang membuat Ibu dari gadis kecil itu meninggal dunia, saat akan membelikan nasi bungkus untuk anak tercintanya.



NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja. 



11/03/2018

__________________________________



Kumpulan Contoh Flash Fiction

Judul: Prankkk...!!! Cermin Itu Pecah! 



Dia menenggelamkan lagi kedalam lamunannya, lagi, lagi dan lagi. Ini sudah kesekian kalinya aku melihat, ada rasa iba acap kali melihat ia begitu. Aku prihatin, hanya nasihat yang bisa kulontarkan, untuk sekadar menyadarkan bahwa, apa yang dilakukan itu merupakan kesia-siaan semata. 

Hidup tak ubahnya seperti kapal, jika badai datang, pasti kita akan merasakan guncangan, itulah gunanya kita pegang erat kemudi, agar mampu mengendalikan ombak. Bukankah hidup memang seperti itu, karena Tuhan pasti akan menguji semua ciptaan-Nya, seteguh apakah imannya pada Tuhan, karena memang demikian adanya hidup. Tak ada satu pun manusia yang berjalan di muka bumi ini dengan mulus, tidak ada!

Seperti pagi ini, ia masih sama, mengurung diri dalam lamunan, menutup segala celah, hingga sinar pun sudah tak lagi bisa menembus dinding jiwanya. 
"Kau nyaris gila!" ujarku. Ia tajam menatap, aku terdiam. 
"Sekali lagi kau ucapkan, aku habisi kau!" seringainya sudah tidak kukenal lagi. 

Aku tatap, ia menatap. 
"Maumu apa?! Kau senang seperti ini terus?! Kau biarkan harapan-harapan yang ada di kepalamu musnah ya!" bentakku keras. 

Dia mengawasiku, aku pun sama, sesaat hening. Desah napas itu, desah tak sewajarnya, dan aku menjadi sangat khawatir.

"Bangun! Kamu harus bangkit!" aku teriak sekuat tenaga, berharap itu bisa membangunkannya.

Entahlah, tatapan macam apa yang dihadirkan olehnya, dan aku semakin takut, takut dan takut.

"Enyah kau!"

Prang! Cermin itu pecah, ia menghilang. Aku lari meninggalkan kamar sempit dan pengap, yang sudah seminggu kuhuni bersama ribuan dilema.



13/01/2018.



Semua kisah flash fiction di atas adalah kisah fiktif belaka, semoga bisa menjadi bacaan yang menghibur, dan kalian bisa juga membaca kisah - kisah fiktif lainnya di blog ini.



Terima kasih 🙏



31/12 /2018 

No comments:

Post a Comment

RUJAK TEPLAK KULINER TEGAL ASLI

Namanya rujak teplak Memiliki bahan-bahan yang jelas banyak sekali mengandung unsur serat dan tentunya juga menyehatkan, karena tidak ...