iklan
Kumpulan Coretan Prosa
Kleang ...
Daun kering terjatuh dan terlepas dari koloninya.
"Satu lagi saudara kita gugur, Kang."
Tak ada gaduh, bukankah berat daun yang terjatuh, tak mampu membuat gaduh. Seperti halnya jatuhnya embun di pagi hari.
"Kita memiliki arti, Kang. Sebab, kita akan memberikan banyak manfaat, bagi bumi, saat tubuh kita hancur, melebur berkalang tanah."
Alam telah merepihnya ...
Lewat waktu ...
Melalui angin ...
Pun kejadian yang tak pernah terduga ...
Seba, tak ada yang mampu mengelak, ketika kita dijatuhkan takdir.
270319 ☕ π DBaniK
Anak-Anak Rindu Harus Tahu
Bawakan aku kabar tentang bahagia. Sebab, aku sudah cukup menderita, mengasuh anak-anak rindu yang kau titipkan, Nimas.
Malam menjadi hal yang paling rumit, antara rebah dan rengek. Mana yang harus terlebih dahulu kutunaikan?
Aku hanya ingin sepenggal kalimat indah, bisa berupa sebait sajak tentang kepulangan, misalnya? Saat gundah tengah menggenang di hati, dan airnya kerap jatuh melalui pelupuk.
Kapan-kapan, anak-anak rindu akan kuajak, untuk menemuimu. Bercengkerama, menghabiskan sisa malam, meskipun tanpa jamah.
Setidaknya ia bisa mengerti, betapa perihnya menahan rindu. Betapa sakitnya membayangkan seraut wajah, di antara risau yang hampir tiris, di ujung pahatan jarak, yang jejaknya nyaris sirna.
240319 ☕π DBaniK
Jika Kelak
Misalkan aku kembali kepada asal. Apakah masih mau, kau simpan rasa yang kutitipkan kepadamu, Nimas?
Semayamkan ia pada pusara jiwa-mu, menaburinya dengan doa-doa, yang terpanjatkan, pada simpuhmu.
Katakan kepada ia, sebagai belahan lain jiwa-mu, bahwa, aku tak akan pernah tergantikan, meskipun ia singgah pada relungmu.
Kelak ...
Kematianmu akan menjadi indah. Sebab, aku tetap menunggumu, menautkan rasa yang terjeda maut.
220319 ☕ π DBaniK
Baca juga: kumpulan-prosa.
Kita
Jika secangkir kopi saja bisa menenangkan aku, apalagi denganmu, Nimas.
Seraut wajah yang jatuh di palung hati, merajai di setiap arahku melangkah.
Cuma engkau!
Bukan yang lainnya!
Sebelah jiwaku, hadir pada senja nan basah, di bawah temaram langit, yang bergegas pergi menjemput malam.
Di sanalah, pertama kita se-ia se-kata, dalam rasa. Untuk menjadi sepasang kita.
230319 ☕π DBaniK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tamu Prosa Blog Dbanik
Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...
-
Resep Tahini Brownies Halo sobat blogger semua, kita jumpa lagi di kesempatan ini ya, dan kali ini saya akan memberikan resep tahini ...
-
Resep Membuat Glotak Makanan Khas Tegal Kali ini saya akan membagi resep glotak, makanan khas Tegal yang tentunya sangat lezat dan ni...
-
Kumpulan Flash Fiction Contoh. Di Ruang Tunggu. Aku terdiam meskipun duduk bersebelahan dengan Ayah. Bukan karena aku tak sayang,...
No comments:
Post a Comment