iklan
Cerita Pendek Humor.
Nyaris Tak Terdengar
Udara siang ini cukup lumayan panas, Ario tengah asik memanen keringat dengan sapu tangan dekilnya.
"Aduh, nih angkot lama amat ya?!" gerutu Ario, seorang pemuda tanggung, berbadan kerempeng.
"Sabar, Mase!" sela perempuan yang sedari tadi duduk bersebelahan, sambil sesekali mengibaskan rambutnya.
"Eh, sapa kamu? Nyambung-nyambung aja, huh!" balas Ario sewot.
Tak lama kemudian angkutan tiba, dan berhenti tepat di depan mereka, yah walau kondisinya cukup lumayan sesak. Namun mau tidak mau, Ario dan orang yang sama-sama menunggu angkutan pun naik.
"Maaf, numpang lewat, Bu!"
"Ita, gak usah basa-basi, lewat saja sana!" gumam Ibu setengah baya, yang berdandan menor ala-ala artis ketoprak itu.
Angkot melaju dengan cepat, berzig zag ria, di antara ramainya jalan raya. Namun di tengah suasana dalam angkutan umum yang pengap, dan tentunya berbaur bau keringat, tiba-tiba ...
"Oaek!"
"Huek!"
"Cuih!"
Suara-suara itu riuh, memecah emosi penumpang angkot di siang yang panas itu.
"Woi! Siapa yang kentut!" teriak supir yang ikut mau muntah.
Penumpang saling tatap, mencari jawaban, pada sudut mata para penumpang lainnya, berharap mata itu mau berbicara, untuk mengakui perbuatan tuannya.
Hening, tidak ada yang berani ngaku. Ya, mungkin saja takut lah, ya! Secara di dalam angkot sudah pada mendidih darahnya, akibat bau kentut yang kelewat parah seperti bau comberan.
Akhirnya penumpang sampai juga di terminal pemberhentian terakhir, mereka bergegas turun, ada yang muntah, ada yang berludah, komplit pokoknya. Dih, jijik ya!
"Woi, itu yang kentut belum bayar!" teriak supir angkutan umum itu tiba-tiba.
"Eh, bang! Tadi aku bayar pakai uang limapuluhan!" refleks, Ario nyeletuk, untuk ngebantah tuduhan supir.
"Oh, jadi kamu pemilik bau kentut ajaib itu!" ucap sopir sambil melotot.
"Loh, abang njebak saya?" eh, Ario malah nyolot tuh.
"Tidak, saya penasaran saja, siapa sih pelaku pengentutan di angkot saya, dan ternyata kamu!"
Ario beranjak pergi, meninggalkan beberapa pasang mata, yang seolah menguliti dirinya.
"Sial! Pinter juga tuh sopir angkot!" gerutu Ario, sambil pergi berlalu, menahan malu.
Baca juga: cerita-pendek-kisah-cinta.
230219 DBaniK ☕ 👈
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tamu Prosa Blog Dbanik
Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...
-
Resep Tahini Brownies Halo sobat blogger semua, kita jumpa lagi di kesempatan ini ya, dan kali ini saya akan memberikan resep tahini ...
-
Resep Membuat Glotak Makanan Khas Tegal Kali ini saya akan membagi resep glotak, makanan khas Tegal yang tentunya sangat lezat dan ni...
-
Kumpulan Flash Fiction Contoh. Di Ruang Tunggu. Aku terdiam meskipun duduk bersebelahan dengan Ayah. Bukan karena aku tak sayang,...
No comments:
Post a Comment