rujakangkung

iklan

Contoh Flash Fiction


Contoh Flash Fiction

Di Suatu Tempat

"Siapa namamu?"

Perempuan di bawah pohon itu terkesiap, rupanya ada lawan bicara, setelah sekian lama hening.

"Aku?"

"Iya, kamu!"

Perempuan di bawah pohon itu coba menggaruk rambutnya, entahlah! Mungkin hanya sekadar trik untuk menutupi rasa bingungnya.

"Entahlah, orang-orang memanggilku, Mawar! Sejak jasadku ditemukan di tepian danau seminggu silam."

Hening.

Daun-daun semboja kering luruh, rupanya senja ini bayu lumayan kencang berembus.


NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.




02/02/2019 DBaniK


Baca juga: kumpulan-cerita-fiksi.


Contoh Flash Fiction


Senja Di Tepi Danau



Aku suka sekali dengan senja, semburat jingganya di ufuk barat selalu membuatku ingin selalu menunggu, di tepi danau.


Kilau cahaya yang membias di atas air danau yang tenang, ditingkahi kecipak suara ikan yang menari riang, sungguh pemandangan yang teramat kurindu.


Aku tak pernah jemu berlama-lama di sini, hingga waktu ke waktu dan bahkan tahun pun sudah berganti. Biar saja keluarga dan handai tolan tak menemukan jenazahku, bukankah di sini aku sudah merasa nyaman.




NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.




Tegal 11/01/2018

Belajar Fiksi Mini


Belajar Fiksi Mini
Pic: Adege/pixabay


Selamat belajar FM yaa...


Pertama-tama yang perlu kalian ketahui adalah, mengenal terlebih dahulu apa itu FM?


Sudah saya tulis di hari kemarin, tentang apa sih FM itu? Sebelum kita melangkah jauh, karena FM tidak segampang seperti kalian membuat sebuah cerita pada umumnya.


Sudah saya katakan, jika FM adalah cerita yang terlihat fiksi, namun sebenarnya tidak. Sebab FM harus memegang teguh apa itu logika! Jadi tidak membuat cerita yang ngaco, atau di luar nalar, meskipun ketika kalian membaca sebuah FM, kalian akan banyak menemukan semacam ketidak nalaran, padahal itu nalar dan masuk logika.


FM adalah seni bercerita, meskipun singkat dan padat, namun sebenarnya memiliki cerita yang bisa di cerna dan tentunya masuk akal.

Baca juga: kumpulan-fiksi-mini.

Seperti contohnya FM di bawah ini.


ANGIN RIBUT. Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tungang langgang.


Bisa dikatakan, jika FM tersebut tidak masuk akal, namun jika kita bedah satu persatu, maka semua pun akan bisa dicerna.


Baiklah kita bedah.


Dari judulnya ANGIN RIBUT.


Judul adalah sebuah jembatan dalam sebuah FM, agar sebuah cerita yang terbentuk tidak melebar ke mana-mana.


ANGIN RIBUT.


Adalah sejenis kejadian alam, seperti halnya angin puting beliung, angin topan, angin puyuh dan lain sebagainya.


Namun penggunaan yang cerdas di tempatkanlah ANGIN RIBUT sebagai sebuah judul. Lalu di sambung dengan isi, yang seperti menerangkan sebuah kejadian, atau terjadi keributan, yaitu dengan sebuah isi yang menguatkan judulnya.


Isi: Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.


Ini yang dinamakan isi menguatkan judul, sehingga membentuk image, bahwa seolah - olah angin sedang ribut, seperti halnya ributnya manusia, atau cekcok.


Sedang judul sebagai jembatan untuk menghasilkan apa itu yang dinamakan puntiran, sebab dalam sebuah FM harus ada puntiran untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, yang tentunya itu sudah menjadi ciri khas dari FM.


ANGIN RIBUT. Kami seharian sibuk menenangkannya, sementara puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.


Ini hanya bercerita tentang kejadian angin ribut yang sesungguhnya.


"menenangkannya" adalah bentuk suatu usaha orang-orang, entah dengan jalan berdoa dan lain sebagainya.


"Rumah lari tunggang langgang" ini adalah penggambaran ketika banyak rumah yang roboh, bahkan atapnya bertebangan.


Jadi FM tersebut adalah menggambarkan kejadian yang nyata, namun di puntir sedemikian rupa, untuk membentuk sebuah pola bercerita dengan bergenre FM.



Sederhana kan sobat?



Selamat belajar yaa...





02/02/2019 DBaniK

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...