(Prosais) Kopi dan Kesendirianku.

iklan

(Prosais) Kopi dan Kesendirianku.

(Sebuah Prosa) Kopi dan Kesendirianku.


(Sebuah Prosa) Kopi dan Kesendirianku.

Ini yang kesekian kalinya aku duduk termangu. Merangkum serpihan kisah yang telah terlanjur beranak pinak. Menjelma kidung di lembah sunyi, di mana aku berpijak untuk saat ini.

Aku lelah bergulat bersama semu, semstinya tidak ada yang patah, jatuh, terluka, dan merasa mati di tengah gemerlap fana. Jika menyudahi cerita, saat endingnya belum terselesaikan.

Harus berapa lama lagi aku demikian?

Membiarkan secangkir kopi menanti inginku. Melumatnya mesra tanpa ada beban, kemudian kami saling menceritakan kisah-kisah heroik para petani kopi, hingga mereka mampu menghadirkan kau di atas mejaku.

Sekarang semua sudahlah tergerus kisah. Aku bersamamu, kopi. Namun hati dan pikiranku tak pernah ada di hadapmu. Kita sama-sama satu ruang dan waktu, namun sudah tak seindah dulu.

Aku bercerita tentang kepedihan, kopi bercerita tentang aroma.

Kita sudah tidak seiring sejalan, namun antara kita saling mengerti, saling memahami satu sama lain, hingga keheningan pun menjadi semakin larut, melewati waktu yang terus saja berlalu.

Bagiku, kesepian adalah keindahan tersendiri. Ketika semuanya sudah tidak seindah masa lalu, yang terpenting aku masih saja bercengkerama bersama kopi, melewatkan kisah-kisah yang mulai terkubur.

Sepi tidaklah sehoror yang orang - orang katakan, kesedihan tidaklah serumit apa yang mereka katakan, selagi aku masih bisa merawat luka dengan ketabahan, bukan dengan emosi yang bisa saja semakin melarutkan diri pada kenestapaan.

Pic: StockSnap/pixbay.com

07/12/2018

No comments:

Post a Comment

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...