rujakangkung

iklan

Belajar Menulis Prosais.


Belajar Menulis Prosais.


Judul: Tentang Kabar

Aku ingin mendengar kabar tentang angin yang lamat - lamat melumat tubuh, menggerakkan perlahan anak - anak rambut, dan tidak jarang menina bobokan raga yang penat.

Suara kecipak air sungai yang terpijak anak - anak pencari bahagia, dengan gaung tawanya yang mampu melupakan peradaban zaman yang sebenarnya tengah menggilas.

Aku rindu...

Bawa aku ke sana, Puan.

Ajarkan kembali rasa syukur, dan kembali berdamai dengan yang nyaris punah.

Untuk kelak kita duduk di antara belantaranya, hingga aku rebah untuk selamanya.



 28/09/2018





Belajar Menulis Prosais.

Judul: Pagi dan Kenangan.

Pagi yang telah lalu dan seonggok kenangan bersamamu, masih rapi tersimpan di kepala dan hati ini.

Sejuk itu masih kuhirup ketika aku tengah melamunkan kamu, hingga setapak demi setapak langkahmu pun masih jelas membekas di sanubari.

Kau berikan senyuman meski rautmu terlihat kuyu, lantaran itu adalah pagi terakhirmu untuk aku, sebab kita harus meneruskan langkah - langkah kita yang belum mampu untuk tetap beriringan.

Ada airmata menggelayut di sudut matamu, laksana embun yang nyaris jatuh dari cengkeram dedaunan padi yang terhampar hijau, namun kau coba menghapus dengan kedua tangan halusmu.

Kau juga harus tahu, jika ada getar yang berbeda ketika kita mulai melangkah untuk saling menjauh, jika setiap langkah yang kau pijakan, adalah sayatan - sayatan kecil yang terasa begitu mencabikku.

Pagi itu masih kuhirup aromamu, meskipun tanpa parfum, tetapi engkau tetap meninggalkan wangi di akhir cerita yang pernah kita ukir bersama.

NB : ini hanya puisi saja, bukan kisah nyata saya, sebab kisah itu terlalu pahit jika harus di alami, seperti kisah cinta yang pada akhirnya meski terpisah dan entah waktu akan menyatukan rasa tersebut entah tidak. Memang cinta tak harus memiliki, namun akan lebih indah jika cinta itu mampu diraih, dan bisa bersama mengarungi mahligai kehidupan, hingga waktu yang akan mengakhiri semuanya.

Juli - 21 - 2018\




Belajar Menulis Prosais.

Judul: Malam Ini Tanpamu.



Sendiri aku mengukur jarak, di lengang waktu yang tengah kucumbu, pada gelap malam di punggung ramadan.

Kita baru saja menciptakan jarak, untuk mengukur seberapa rindu yang akan terlahir, dari rasaku juga rasamu.

Aku bersama sepi, kau bersama entah. Sebab kita tak saling berbicara perihal apa yang akan kita lakukan, setelah rindu terlahir.

Kita sama-sama belajar merasakan sunyi, tanpa ada aku juga tanpa ada kau, padahal malam begitu ingin kita dekap.

Ego telah kita letakan kepada pasrah, sebab kita sudah enyahkan itu! Dan kita telah sama-sama belajar untuk itu.

Kita mampu, lalu kita terus mencoba! Melahirkan jarak - jarak untuk membuat kita semakin kuat satu sama lain, sebab kita tahu, kelak kita pun akan terpisah waktu.

Kita hanya sedang belajar ikhlas, lewat rindu yang sengaja kita lahirkan sebelum waktunya, dan kita pun telah sama-sama tahu, bagaimana menyikapi rasa itu.

Aku kuat, kau pun begitu adanya, sebab kita tidak mau terlihat lemah saat sendiri tengah menyergap, kita bisa melewati itu semua.

Aku masih di sini, memikirkan jarak yang baru saja aku tempuh, dan aku pun berharap, jarak tak akan pernah memalingkan kita kepada rasa.

20/05/18




Belajar Menulis Prosais.

Judul: Risalah Hati

Aku ingin menuliskan lagi tentang bunga - bunga yang tumbuh pada musim yang tidak semestinya. Ia begitu saja merajai pada hamparan yang nyaris tandus.

Entah dari mana ia mendapat air untuk menguatkan akar - akarnya, yang kemarin menjalar menelusup masuk hingga kuat mencenkeram.

Semestinya ia mati dalam kering, sekarat dalam dahaga, tapi ia malah berkembang dan menjuntai pada ketidak nyanaanku.

Masih kupikirkan lagi bagaimana ia tumbuh, lalu merimbun meneduhkan dirinya sendiri, meski aku tidak pernah menyiapkan rindang untuknya.

Pernah aku hela ketika ia masih merupa tunas, kucampakan tanpa tetetsan embun pun agar ia jera, namun aku salah! Ia begitu kuat untuk hidup.

Sungguh aku di antara percaya dan tidak! Sebab hadirnya tidak pernah ada dalam benak yang kutenggelamkan, pada kedalaman rasa yang seharusnya tidak mampu tersentuh oleh siapapun.

Aku terlambat mengantisipasi tumbuhnya, hingga kian hari kian kuat saja seluruh akarnya mencenkeramku, lalu aku pun limbung padahal sebelumnya aku kuat.

Pergolakan menjadi begitu kuat, saling berbalas asumsi satu sama lain, antara harus melemahkan atau menumbuhkan lebih rimbun bunga - bunga kertas yang seharusnya musnah.

Hingga akhirnya aku harus dengan paksa membakar seluruhnya, agar ia tak terus menerus mendesakku, agar bunga - bunga itu tidak semakin membuat aku mabuk kepayang.

Kau kulumat hingga seluruhmu sirna, meski bekas kau tumbuh menjadi lubang yang teramat menyakitkan, saat tak sengaja aku memijaknya.

Aku ingin menuliskan lagi tentang kau, bukan untuk membuatmu kembali tumbuh, namun hanya sekadar napak tilas sebuah kisah yang begitu tidak pernah seharusnya ada dalam kisahku.



21/05/18






Kumpulan belajar menulis prosais, semoga bisa bermanfaat buat kalian yang sudah mampir di blog saya 🙏

03/01/2019         DBaniK

Tabulampot Pakcoy Atau Sawi Sendok


Pakcoy Atau Sawi Sendok



Pakcoy atau sawi sendok tengah menjadi primadona bagi kalangan pecinta tanaman, baik yang sistem hidroponik ataupun sistem tabulampot di tanah air kita tercinta ini.

Pakcoy atau sawi sendok ini memang sangat mudah cara menanamnya, begitu juga dengan perawatannya. Sehingga banyak sekali ditanam selain kangkung, bayam dan sejenisnya.

Sayuran Pakcoy juga memiliki tampilan yang bagus, sehingga ketika dia sudah mulai besar, maka akan semakin mempercantik tampilnnya, dan akan semakin enak untuk dipandang dan tentunya juga menyegarkan mata.




Pakcoy Atau Sawi Sendok


Kegunaan dari sayuran yang satu ini sangat banyak, bisa diolah menjadi berbagai macam sayuran, apalagi dengan cara menanamnya sendiri yang jelas - jelas tidak menggunakan pestisida berbahan kimia, yang tentunya akan semakin membuat tumbuhan ini menjadi lebih aman untuk dikonsumsi.

Cara menenamnya tergolong cukup mudah, yaitu dengan cara kita semai terlebih dahulu biji pakcoy ke wadah atau bisa juga menggunakan rokwol, tapi berhubung saya menggunakan sistem tabulampot, maka saya semai menggunakan besek bekas berkat dari kondangan.

Jika biji - bijinya sudah mulai keluar tunas, maka kita biarkan sampai agak besar, sampai keluar daun hingga dua atau empat, baru kita siapkan pot, bisa juga menggunakan polibag, botol bekas air mineral atau apa saja yang bisa kita jadikan pot.


Pakcoy Atau Sawi Sendok


Setelah pisahkan ke pot-pot tadi, maka kita wajib memberikan pupuk organik seminggu sekali saja sudah cukup, jangan menggunakan pupuk kimia, karena tanpa pupuk kimia pun pakcoy bisa tumbuh dengan baik.

Selain memberikan pupuk, kita juga harus sering mengontrol daun pakcoy, sebab jika sudah mulai banyak keluar daun, biasanya akan ada hama ulat pada daunnya, jadi dengan kita mengontrolnya, maka kita akan tahu apakah ada ulat atau tidak, jika ada ulatnya maka kita bisa membuangnya.


Pakcoy Atau Sawi Sendok


Menanam pakcoy juga tidak harus di lahan yang luas, karena bisa juga ditanam di depan rumah, seperti halnya saya, saya juga menanamnya di teras rumah dengan menggunakan pot plastik, juga ada yang menggunakan besek berukuran kecil, sehingga ketika diatur pun akan sangat mudah.

Menanam sendiri sayuran di rumah, setidaknya bisa memberikan kita banyak manfaat, dan saya yang dulu tidak bisa, sekarang sudah sedikit demi sedikit memahami bagaimana cara menanam pakcoy atau sawi sendok tersebut.



 03/01/2019

RUJAK TEPLAK KULINER TEGAL ASLI

Namanya rujak teplak Memiliki bahan-bahan yang jelas banyak sekali mengandung unsur serat dan tentunya juga menyehatkan, karena tidak ...