iklan
(Esai) Jangan Remehkan Pion!
Jangan Remehkan Pion.
Buat kalian yang suka dengan permainan catur tentu sudah hapal bidak catur itu apa saja. Bidak catur meliput; pion, benteng, kuda, mantri, patih dan raja, kesemuanya adalah bidak catur yang akan siap dimainkan di atas papan catur dengan lawan yang sama namun beda warna, yaitu hitam dan putih.
Buat kalian yang sekadar bermain, atau bukan seorang penyuka permainan tersebut, tentu akan memandang rendah apa itu yang dinamakan pion, yaitu bidak catur yang seringkali dianggap rendah atau tidak memiliki nilai pada sebuah permainan.
Hal itu sangatlah wajar, sebab kita tidak mampu menyelami dengan baik tentang permainan catur tersebut, sehingga kita dengan gampangnya mengorbankan tiga sampai empat pion demi mendapatkan satu kuda. Tidak ada yang salah selagi di belakang kita memiliki strategi serangan yang bagus, dan nantinya membuat lawan mati, meskipun sudah banyak pion yang kita korbankan. Namun jika sebaliknya?
Begitulah kita yang selalu memandang rendah pada bidak catur yang satu itu, kita terlalu memerhatikan milik kita yang dianggap berharga tanpa mau menyadari akan hal - hal kecil yang bisa saja memengaruhi kita. Seperti halnya pion tersebut, yang kita biarkan habis hanya untuk memenuhi sebuah ambisi.
Tidak jarang dalam permainan catur yang berakhir dengan raja dan dua atau tiga pion tersebut, maka tugas pion adalah melindungi raja, hingga pion pun bisa berubah menjadi kuda, menteri, benteng bahkan bisa menjadi patih! Hal itu menunjukkan, jika hakikatnya pion memiliki hak yang sama dengan para bidak catur yang dianggap tinggi kedudukannya.
Jadi kita tidak boleh memandang rendah kepada apapun yang terlihat rendah, sebab pada hakikatnya kedudukan kita sama di mata Tuhan Sang Pencipta, yang membedakannya adalah amal ibadah kita, bukan harta, pangkat maupun kedudukannya.
Tidak ada hal apapun yang tidak luput dari Tuhan, sebab semuanya sudah di atur sedemikian rupa hebatnya, kita hanyalah bidak - bidak yang memerankan di atas panggung yang bernama kehidupan, jika kita memahami hakikatnya hidup, maka kita akan jauh dari perasaan yang memandang rendah orang lain, sebab apa - apa yang kita miliki adalah titipan-Nya, jadi tidak ada yang patut untuk kita sombongkan kepada orang lain.
06/12/2018.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tamu Prosa Blog Dbanik
Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...
-
Resep Tahini Brownies Halo sobat blogger semua, kita jumpa lagi di kesempatan ini ya, dan kali ini saya akan memberikan resep tahini ...
-
Resep Membuat Glotak Makanan Khas Tegal Kali ini saya akan membagi resep glotak, makanan khas Tegal yang tentunya sangat lezat dan ni...
-
Kumpulan Flash Fiction Contoh. Di Ruang Tunggu. Aku terdiam meskipun duduk bersebelahan dengan Ayah. Bukan karena aku tak sayang,...
No comments:
Post a Comment