Belajar Menulis Prosais.

iklan

Belajar Menulis Prosais.


Belajar Menulis Prosais.

Judul: Tapi Sayang Seribu Kali Sayang.

Sudah berkali aku maafkan kau, Dik. Hingga sudah lupa salah - salah yang dulu pernah kau buat kepada aku. Sebab hati ini tidak akan menaruh dendam kepada siapapun apalagi kepada kau!

Apa karena aku tak sperti dengan harapanmu, bukan lelaki yang dibilang kaya dengan titisan harta dari Bapak aku? Lalu kau memandang sebelah mata tanpa ada rasa bersalah?

Dulu kau bilang jika aku menjadi orang yang paling penting dalam hidup kau, segalanya ialah aku! Tanpa harus aku pinta pun, kini kau berubah semaumu.

Jika ada yang lain, katakan saja kepada aku, sebab tidak akan ada berat untuk melepaskan kau, jangan sembunyi dari aku, tentang rasa yang lain. Aku enggan!

Cinta bisa tumbuh namun bisa mati dalam hitungan waktu, apa kau masih coba menghidupkan rasa yang sebenarnya telah mati, lalu untuk apa?

Sebab aku marah kau tahu, namun kau tidak mau tahu, padahal kita sudah tidak seharmonis camar pada langit yang terbang beriring tak mengenal waktu.

Mari kita lepas ikatan ini, jika kau hanya akan memperparah rasaku, kita sudah tidak lagi bersinergi, sedang beiring sejalan adalah kekuatan yang sudah mulai kau padamkan.

Kau cinta aku, namun kau membenci nasib yang tengah aku jalani, kau lucu! Bolehkah aku menertawakan kebodohan kau? Tertawa hingga nyaring sekali di gendang telinga kau!

Aku berhenti untuk berharap, sebab aku sudah kuyup oleh ulahmu, bahkan dinding jiwa ini telah padam dari segala kau. Apa mungkin kau mampu menyalakan kembali? Aku rasa tidak!

Ambil saja jalan yang telah kau pilih, Dik. Sebab aku sudah tidak akan pernah peduli lagi, dan aku bisa saja pergi kapan pun jika aku mau.

Kita telah menjadi cerita lalu, yang mungkin saja tidak akan pernah aku buka untuk selamanya, hingga aku benar-benar melupakan kau. Mungkin waktunya tidak akan lama.

Ucapkan saja selamat tinggal kepada keadaan yang pernah kau jalani, sebab ia akan lebur bersama kepergianku.



12/05/2018





Belajar Menulis Prosais.

Judul: Ini Tentang Dingin

Ini tentang dingin yang menang melawan kesenderiaan, menyebabkan aku berpikir untuk memeluk kembali kenangan yang pernah ada, kenangan yang dulu pernah kita ciptakan bersama, hingga waktu yang kita lalui menjadi sehangat sinar matahari di pagi hari.

Biasanya aku mampu bertahan melewati segala musim yang menghampiriku, namun tidak dengan dingin di tahun ini. Kenangan tentang kau tiba-tiba menyeruak ke permukaan rasa, dan itu tak dapat aku bantah! Apa kau tengah merindukan aku?

Perlahan dingin memunculkan kembali ingatan-ingatan tentang kau, yang dulu pernah membakar cinta di perapian yang nyaris usang, namun kau kembali memadamkannya, saat bara itu sudah mulai menyala!

Aku pernah nyaris mati beku lantaran dingin yang kau sebabkan, namun aku bersyukur mampu bertahan sejauh ini, meski dengan tertatih dari musim ke musim yang hilir mudik pada hari yang aku jalani.

Kita memang telah lama saling beku, tanpa ada tanda - tanda akan ada gejolak yang mampu memantik kembali nyala bara di dada, sebab kita pun telah sepakat, untuk tidak saling menyalakan kembali, sampai kapan pun.

Namun kenyataannya tidak untuk aku, kini dingin ini begitu nyata mengingatkan aku kepada kau yang pernah memantikan api di perapianku, hingga seluruhku mampu kau hangatkan, dan membuat aku semakin dalam menikmati hangatnya.

Aku tidak mengharapkan kau kembali lagi, aku hanya ingin mengenang saja tentang kau yang pernah menjadi bagian dari bara yang ada di dadaku, pada masa yang telah kita kubur bersama.



7/07/18




Belajar Menulis Prosais.

Judul: Nisanak

Apa Sampean tahu, jika hidup bukan melulu soal cinta kepada manusia saja?

Apalagi dengan bersusah payah menimang-nimang rindu. Hingga malam pun habis untuk memikirkannya!

Itu salah Nisanak!

Hidup itu begitu teramat berat, jika cintamu kepada manusia sudah membuatmu lena!

Membiarkan tubuh rapuh serapuh-rapuhnya, hingga dada seperti lautan luka yang siap menenggelamkan kapan pun!

Percayakah, Sampean?

Mungkin saat rindu tengah menyergap hati, Sampean akan berkata salah! Sebab, begitulah rindu menyengkeram akal hingga begitu kuatnya.

Sampean tidak salah! Hanya butuh menepi di antara riuhnya debar-debar rindu yang memekakan relung jiwa. Lalu simpuh sujud kepada Sang Yhang Agung, untuk meminta kelapangan dada, agar tak pengap oleh jejalan rindu yang bisa saja melimbungkan, bahkan melemahkan seluruh raga.

Kendalikan rindu di akalmu, ajak ia bermain. Setidaknya itu bisa membuat hati lebih baik, ketimbang kita timang, kita ayun. Tidak cukup rentang malam untuk menina bobokannya, sedangkan raga butuh waktu untuk rebah di pangkuan malam.

Merindulah kepada Sang pemilik rindu, sebab rindu Nisanak akan lebih indah. Jikalau ada tangis, itu adalah tangis kebahagiaan, bukan tangis kepedihan.


09/1/2019

1 comment:

RUJAK TEPLAK KULINER TEGAL ASLI

Namanya rujak teplak Memiliki bahan-bahan yang jelas banyak sekali mengandung unsur serat dan tentunya juga menyehatkan, karena tidak ...