iklan
Kumpulan Puisi Cinta.
Kau Ada Di Tubuh Puisiku.
Siapa bilang aku tidak mengenal kau; Puan. Wanita indah dengan lekuk hidung yang nyaris sempurna.
Kau memang tidak pernah mendengar sepatah kata pun perihal cinta, namun puisiku ilah kau.
Aku sembunyikan kau pada bait-bait diksi yang mengular, aku tempatkan di antara tawa dan bahagia yang tersamar.
Aku memang ingin memetik kau kelak, jika ranum sudah membungkusmu. Sekarang biar saja aku begini, mencintai kau tanpa perlu pernyataan.
Aku percaya takdir, sebab semua memang begitu adanya. Kau tetap akan aku miliki, jika takdir sudah berkata demikian.
Lalu untuk apa aku tergesa mengatakan? Baca saja puisi yang sudah aku kabarkan kepada angin, walau tanpa namamu, tapi seluruhnya ialah, kau.
Tunggulah saja aku, sebab kedatanganku itu pasti. Menjemput rasa yang telah aku titipkan kepada waktu, meski kau tidak pernah tahu.
23/04/18
------------------------------------------------------------
Judul : Puan.
Perempuan yang menemuiku, di saat harapan tinggal menunggu sirna, ialah kamu.
Perlahan luka ini kau basuh dengan segenap kerelaanmu, tanpa keluh meski terasa tak seimbang, karena aku mulai kehilangan rasa.
Kau tetap tegar meski hadirmu kuanggap lalunya angin, kau tersenyum walau lengkung bibirku ialah amarah.
Kau perempuan yang tegar, meski hantaman itu telak mengarah ke jantungmu, tersebab semula aku tak pernah menganggap kau ada.
Kau sembunyikan di mana airmatamu, karena aku tak pernah berjumpa dengannya, meskipun seharusnya ia luruh dari sudut - sudut matamu.
Kau yakinkan aku jika semua akan baik-baik saja, lalu segalanya akan menjadi indah walau harus ia bayar dengan perasaan, karena aku begitu tak memperdulikan kamu.
Perempuan yang menemuiku, ia telah usai membasuh luka - luka hati yang nyaris padam, tersebab terhunus sebilah cinta, melimbungkan aku ke jurang yang paling gelap, hingga waktu seakan berhenti.
Kau tulus, Puan.
Aku bahagia...
Hati kembali terang
Jalan tak lagi sunyi
Karena kamu selalu ada
Di setiap waktu yang bergulir.
Juli - 23 - 2018
_____________________________________
Judul: Pagi Yang Embun
Pagi yang embun...
Aku yang terdiam larut...
Menyetubuhi hening yang hening, mengklimakskan sesapan kopi, di sepagi tadi. Hingga pada puncak rasa yang diam.
Aku...
Mewakili diri yang terselubung raga, berbaur menjadi ada di antara ketiadaan, lalu berebut limpahan berkah yang datang dan pergi, seperti halnya hujan yang saat ini ada, meskipun sebelumnya tiada.
Bila mana tiba ketiadaan memjelmakan waktuku. Kuberharap, hujan akan menjadi teman terbaikmu, Puan. Seperti adanya aku, saat bersama engkau, memetik rinai hujan, pada tepian pagi.
25/12 /2018
_____________________________________
Judul: Jangan Menggunjing
Tak patut menggunjing malam, padahal engkau butuh memejamkan mata pada heningnya.
Tak patut menggunjing pagi, sementara sinar matahari selalu kau rindukan pada pejam matamu yang telah usai.
25/12 /2018
_____________________________________
Judul: Katamu
Katamu luka bekas patahan hati itu membiru dan mati. Kataku tidak!
Sebab ada yang akan tunas di sekitar bekas patahan, lalu ia menjelma ranting, rerimbun daun, dan tak akan lama kemudian, ia bisa menjadi tempat untuk berteduh, bagi sebatang asa yang dipelihara oleh waktu.
24/12/2018
Kumpulan puisi DBaniK, semoga bisa menghibur kalian yang membaca di blog saya.
28/12/2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tamu Prosa Blog Dbanik
Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...
-
Resep Tahini Brownies Halo sobat blogger semua, kita jumpa lagi di kesempatan ini ya, dan kali ini saya akan memberikan resep tahini ...
-
Resep Membuat Glotak Makanan Khas Tegal Kali ini saya akan membagi resep glotak, makanan khas Tegal yang tentunya sangat lezat dan ni...
-
Kumpulan Flash Fiction Contoh. Di Ruang Tunggu. Aku terdiam meskipun duduk bersebelahan dengan Ayah. Bukan karena aku tak sayang,...
No comments:
Post a Comment