Belajar_FM
Membuat struktur FM itu, buatlah cerita setengah nyata, setengahnya tidak atau fiksi.
Karena sesuai dengan namanya, fiksi mini.
Akan tetapi yang perlu kalian ketahui, meskipun itu terlihat fiksi, tapi harus ada logika.
Pada bagian yang saya sebut setengahnya tidak nyata, di situlah letak puntirannya. Sebab struktur sebuah fm memang harus memiliki apa itu yang dinamakan puntiran.
Itu sebenarnya pelajaran dasar, sebelum kalian melangkah ke hal yang lebih rumit lagi.
Contoh:
MENU MAKAN. Timun pucat, saat aku menyebut acar.
Ini adalah fm yang sangat sederhana sekali, hanya memainkan atau mengeksekusi judul saja.
Lalu, di mana letak kisah fiksi-nya?
Yaitu, terletak pada kalimat:
"Timun pucat"
Yang secara otomatis itu adalah kalimat pemuntir pada struktur FM tersebut!
Apa itu masuk logika?
Iya! Itu jelas masuk logika! Sebab, ini sebenarnya hanya bercerita tentang kondisi warna dari ketimun itu sendiri, bukankah timun berwarna agak-agak pucat?
Maka, dari keseluruhan cerita, akan memberikan konflik pada ceritanya, sebab, secara tidak sengaja, kalian akan terhanyut pada kisah si timun yang pucat, saat akan dimasak.
Begitulah, sebuah FM. Karena, FM yang berhasil, adalah fm yang akan meninggalkan konflik di setiap orang yang membacanya.
Selamat belajar.
Baca juga: belajar-fiksi-mini.
110319 ☕ ð ð DBaniK
_______________________
Selamat belajar FM yaa...
Pertama-tama yang perlu kalian ketahui adalah, mengenal terlebih dahulu apa itu FM?
Sudah saya tulis di hari kemarin, tentang apa sih FM itu? Sebelum kita melangkah jauh, karena FM tidak segampang seperti kalian membuat sebuah cerita pada umumnya.
Sudah saya katakan, jika FM adalah cerita yang terlihat fiksi, namun sebenarnya tidak. Sebab FM harus memegang teguh apa itu logika! Jadi tidak membuat cerita yang ngaco, atau di luar nalar, meskipun ketika kalian membaca sebuah FM, kalian akan banyak menemukan semacam ketidak nalaran, padahal itu nalar dan masuk logika.
FM adalah seni bercerita, meskipun singkat dan padat, namun sebenarnya memiliki cerita yang bisa di cerna dan tentunya masuk akal.
Seperti contohnya FM di bawah ini.
ANGIN RIBUT. Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tungang langgang.
Bisa dikatakan, jika FM tersebut tidak masuk akal, namun jika kita bedah satu persatu, maka semua pun akan bisa dicerna.
Baiklah kita bedah.
Dari judulnya ANGIN RIBUT.
Judul adalah sebuah jembatan dalam sebuah FM, agar sebuah cerita yang terbentuk tidak melebar ke mana-mana.
ANGIN RIBUT.
Adalah sejenis kejadian alam, seperti halnya angin puting beliung, angin topan, angin puyuh dan lain sebagainya.
Namun penggunaan yang cerdas di tempatkanlah ANGIN RIBUT sebagai sebuah judul. Lalu di sambung dengan isi, yang seperti menerangkan sebuah kejadian, atau terjadi keributan, yaitu dengan sebuah isi yang menguatkan judulnya.
Isi: Kami sibuk menenangkannya, sedangkan puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.
Ini yang dinamakan isi menguatkan judul, sehingga membentuk image, bahwa seolah - olah angin sedang ribut, seperti halnya ributnya manusia, atau cekcok.
Sedang judul sebagai jembatan untuk menghasilkan apa itu yang dinamakan puntiran, sebab dalam sebuah FM harus ada puntiran untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, yang tentunya itu sudah menjadi ciri khas dari FM.
ANGIN RIBUT. Kami seharian sibuk menenangkannya, sementara puluhan rumah sudah lari tunggang langgang.
Ini hanya bercerita tentang kejadian angin ribut yang sesungguhnya.
"menenangkannya" adalah bentuk suatu usaha orang-orang, entah dengan jalan berdoa dan lain sebagainya.
"Rumah lari tunggang langgang" ini adalah penggambaran ketika banyak rumah yang roboh, bahkan atapnya bertebangan.
Jadi, FM tersebut adalah menggambarkan kejadian yang nyata, namun di puntir sedemikian rupa, untuk membentuk sebuah pola bercerita dengan bergenre FM.
Sederhana kan sobat?
Selamat belajar yaa...
02/02/2019 DBaniK