rujakangkung

iklan

Kumpulan Belajar Prosais


Kumpulan Belajar Prosais


Semalam


Semalam ada yang datang dalam benak, menggelayut serupa embun di pucuk daun. Berayun dimainkan kantuk.

Kutepis ia enggan, katanya menunggu untuk kujamah. Padahal sudah berulang kali tak kuhiraukan, kepada hati kusampaikan agar sejenak mengajaknya bermain, sementara aku mencumbu secangkir kopi pekat tanpa susu.

Ia tetap merengek tak mau berlalu, bahkan hati menyerah jika harus terus menerus merayunya untuk tak menggangguku, aku bisa apa jika sudah demikian adanya.

Kupersilahkan saja ia duduk, di serambi rasa. Ada canggung ketika aku harus memulainya, karena kami memang sudah lama tak saling tegur sapa.

Pada sesap terakhir kopi di cangkirku, baru aku mau berujar kepadanya.

"Perempuan masa silamku. Ada apa singgah di ingatanku? Bukankah kau sudah memilih, dan itu bukan aku. Lantas untuk apa hadirmu malam ini?"





                                                         ~ D.Bani Khalman ~




03/07/2017


Baca juga: kumpulan-cerita-flash-fiction.


Kumpulan Belajar Prosais

Lain Waktu

Mungkin lain waktu saya akan kembali, senja. Membawa setumpuk kisah, akan ada yang tak biasa, karena ketiadaan resah yang sudah karam dihantam karang

Cerita yang kubawa pasti akan lebih baik, tidak seperti kemarin lalu, maaf aku sudah sembuh dari luka, waktu dengan sabar telah merawatku, hingga sedemikian adanya

Tak perlu ada lagi risau yang berlebih, karena mungkin hadirnya aku cuma sejenak saja, sekedar numpang menghabiskan sisa kopi yang belum tersentuh sejak getir mengoyak rasa

 

                ~D.Bani Khalman ~




14/07/2017





Kumpulan Belajar Prosais

Kau Menjelma Bara



Sadarkah kau, Puan. Rintik-rintik embun yang kau jatuhkan telah mengering. Bahkan pucuk-pucuk daun tempatmu bergelayut pun nyaris mati.

Teduh mata yang pernah aku jadikan tempat berteduh pun telah kehilangan auranya. Kemana perginya apa yang dulu ada pada kau?

Kau menjelma bara, Puan. Menghanguskan teduh matamu, mengeringkan pucuk-pucuk daun tempat kau berpijak. Sadar kah kau?

Cinta memang tak selamanya harus memiliki, namun setidaknya kita bisa meninggalkan kesan yang tak akan pernah lekang oleh jaman.



@DBanik 16/04/18

Cerita Pendek Humor.


Cerita Pendek Humor.

Nyaris Tak Terdengar



Udara siang ini cukup lumayan panas, Ario tengah asik memanen keringat dengan sapu tangan dekilnya.

"Aduh, nih angkot lama amat ya?!" gerutu Ario, seorang pemuda tanggung, berbadan kerempeng.

"Sabar, Mase!" sela perempuan yang sedari tadi duduk bersebelahan, sambil sesekali mengibaskan rambutnya.

"Eh, sapa kamu? Nyambung-nyambung aja, huh!" balas Ario sewot.

Tak lama kemudian angkutan tiba, dan berhenti tepat di depan mereka, yah walau kondisinya cukup lumayan sesak. Namun mau tidak mau, Ario dan orang yang sama-sama menunggu angkutan pun naik.

"Maaf, numpang lewat, Bu!"

"Ita, gak usah basa-basi, lewat saja sana!" gumam Ibu setengah baya, yang berdandan menor ala-ala artis ketoprak itu.

Angkot melaju dengan cepat, berzig zag ria, di antara ramainya jalan raya. Namun di tengah suasana dalam angkutan umum yang pengap, dan tentunya berbaur bau keringat, tiba-tiba ...

"Oaek!"

"Huek!"

"Cuih!"

Suara-suara itu riuh, memecah emosi penumpang angkot di siang yang panas itu.

"Woi! Siapa yang kentut!" teriak supir yang ikut mau muntah.

Penumpang saling tatap, mencari jawaban, pada sudut mata para penumpang lainnya, berharap mata itu mau berbicara, untuk mengakui perbuatan tuannya.

Hening, tidak ada yang berani ngaku. Ya, mungkin saja takut lah, ya! Secara di dalam angkot sudah pada mendidih darahnya, akibat bau kentut yang kelewat parah seperti bau comberan.

Akhirnya penumpang sampai juga di terminal pemberhentian terakhir, mereka bergegas turun, ada yang muntah, ada yang berludah, komplit pokoknya. Dih, jijik ya!

"Woi, itu yang kentut belum bayar!" teriak supir angkutan umum itu tiba-tiba.

"Eh, bang! Tadi aku bayar pakai uang limapuluhan!" refleks, Ario nyeletuk, untuk ngebantah tuduhan supir.

"Oh, jadi kamu pemilik bau kentut ajaib itu!" ucap sopir sambil melotot.

"Loh, abang njebak saya?" eh, Ario malah nyolot tuh.

"Tidak, saya penasaran saja, siapa sih pelaku pengentutan di angkot saya, dan ternyata kamu!"

Ario beranjak pergi, meninggalkan beberapa pasang mata, yang seolah menguliti dirinya.

"Sial! Pinter juga tuh sopir angkot!" gerutu Ario, sambil pergi berlalu, menahan malu.


Baca juga: cerita-pendek-kisah-cinta.

230219 DBaniK ☕ 👈

RUJAK TEPLAK KULINER TEGAL ASLI

Namanya rujak teplak Memiliki bahan-bahan yang jelas banyak sekali mengandung unsur serat dan tentunya juga menyehatkan, karena tidak ...