iklan
Kisah Flash Fiction
Aku Kembali Hening
Baca juga: kumpulan-flash-fiction
Ini sudah hampir sebulan lelaki itu mendiamkanku. Tidak seperti biasanya, ia menatapku dengan mata elangnya, mata yang begitu tajam, namun meneduhkan.
"Ah, Roy! Aku kangen semua itu."
Sudah beberapa hari ini lelaki itu tidak menatapku. Rindu? Jelas! Aku rindu sekali. Meskipun kami hanya menatap sekilas, namun itu sudah mampu mengobati rinduku.
"Roy, mau sampai kapan kau pergi? Aku sudah tidak tahu, bagaimana caranya menyimpan rindu ini."
Krieet ...!
Pintu pun terbuka. Aku kaget! Ah, rupanya lelaki itu sudah pulang! Tapi siapa perempuan yang bersamanya?
"Ini kontrakanmu, Sayang?"
"Iya, May. Di sinilah aku ngontrak, selama kerja di kota ini. Dan sekarang, kita sudah sah tinggal serumah di sini."
"Iya, Sayang."
Perempuan itu pun tiba-tiba menatap lukisan perempuan dengan menggunakan kebaya, seperti pada zaman dahulu.
"Ini lukisan perempuan yang sering kau ceritakan ya? Bagus, sih. Tapi sudah terlalu usang, bagaimana jika kita ganti dengan lukisan pemandangan, Sayang?"
"Terserah kamu, Sayang!"
Jujur, aku menangis. Saat lelaki bermata elang itu menurunkan dan melemparkan aku ke dalam gudang yang begitu gelap.
DBaniK 06/02/2019
Belajar Menulis Fiksi Mini
Belajar Menulis Fiksi Mini.
RT @DwiSuhendra4:
KEGIATAN DI AKHIR PEKAN. Ayah duduk di teras, aku mencuci mata, ibu menjemur kepala.
Mari kita sama-sama belajar sobat, mari kita menyederhanakan pemikiran kita terhadap sebuah FM.
Fiksi Mini adalah sebuah karya yang sebenarnya sangat mudah untuk kita buat, karena kita bisa membuatnya dengan hal-hal yang simpel saja, seperti kejadian sehari-hari.
Seperti contoh fm di atas, itu adalah merupakan kegiatan sehari-hari yang mungkin saja sering sobat lakukan.
KEGIATAN DI AKHIR PEKAN. Ayah duduk di teras. Aku mencuci mata, Ibu menjemur kepalanya.
Kita lihat kegiatan mereka, tentunya sangat wajar sekali bukan?
Cuci mata, adalah kegiatan bersenang-senang memanjakan mata kita, misalnya melihat pemandangan, pengunungan atau lain sebagainya.
Menjemur kepala, adalah kegiatan yang lazim orang zaman dahulu, ketika habis keramas, karena belum adanya alat pengering rambut.
Jadi apa yang susah?
Baca juga: kumpulan-fiksi-mini.
Karena kita tidak menyederhanakannya, kita hanya butuh bermain diksi, hanya butuh menempatkan diksi, dan tentunya membuat judul yang pas.
Jika saya buat fm saya itu seperti ini misalnya.
KEGIATAN DI AKHIR PEKAN. Ayah duduk di teras. Aku melihat gunung, Ibu mengerikan rambut di bawah sinar matahari.
Maka cerita itu tidaklah menjadi sebuah cerita dengan genre fm, karena setelan kita selesai membaca, maka selesai pula, tidak ada apa-apa yang terngiang di kepala kita, karena kita sudah tahu ceritanya.
Beda setelah saya kulik ceritanya, dengan memilih diksi yang pas, dengan menempatkan kalimat:
"Ibu menjemur kepalanya"
Maka cerita itu menjadi memiliki sesuatu, dan selepas membaca, pasti akan ada pertanyaan dalam benak, apa sih maksudnya? Kok kepala dijemur?
Pembaca pun akan menjadi ikut masuk ke dalam imajinasinya.
Kira-kira seperti ini sobat, cobalah untuk menyederhanakannya, sebab FM tidaklah sesulit yang kita bayangkan, kita hanya butuh pemahaman, hanya butuh waktu untuk menyelaminya.
Maaf, ini sekadar berbagi, bukan bermaksud untuk menggurui.
Sekian dan terima kasih ð
@DBaniK
06/02/2019
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tamu Prosa Blog Dbanik
Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...
-
Resep Tahini Brownies Halo sobat blogger semua, kita jumpa lagi di kesempatan ini ya, dan kali ini saya akan memberikan resep tahini ...
-
Resep Membuat Glotak Makanan Khas Tegal Kali ini saya akan membagi resep glotak, makanan khas Tegal yang tentunya sangat lezat dan ni...
-
Kumpulan Flash Fiction Contoh. Di Ruang Tunggu. Aku terdiam meskipun duduk bersebelahan dengan Ayah. Bukan karena aku tak sayang,...