rujakangkung

iklan

Cerita Pendek - Vanesa Bertemu Pacar.


Cerita Pendek - Vanesa Bertemu Pacar.

Judul: Vanesa Bertemu Pacar.

Vanesa sudah berjanji mau ketemuan pagi ini sama pacarnya, rencana dia mau cari mas kawin buat persiapan pernikahan habis lebaran nanti, sepertinya tidak lama lagi mereka akan menikah, pasti Vanesa senang sekali tentunya.

Calon Vanesa memang seorang tukang ojek yang tergabung di Ojol, namun Vanesa sih tidak mempersoalkan hal itu, karena calon suaminya mempunyai hati yang baik, dan katanya sih sangat romantis.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk segera menikah, lagi pula usia mereka kan memang sudah pas untuk itu, jadi nunggu apa lagi? Daripada pacaran kelamaan tar malah dosa juga kan, jadi mereka memilih untuk mengakhiri masa lajangnya.

Hari ini mereka sudah berjanji untuk ketemu untuk membeli cincin kawin, sudah dari semalam mereka obrolkan lewat SMS. Mereka sepakat pagi ini untuk keluar bersama, kebetulan juga gadis itu sedang libur.

Seperti biasa Vanesa menunggu sang kekasih datang menjemputnya, rasa bahagia begitu terpancar jelas di wajah ayunya, wajah yang terlihat sederhana namun manis, apalagi kalau tersenyum nampak sekali lesung di pipinya, duh kamu memang manis sekali Vanesa!

Setengah jam perempuan itu menunggu, namun sang calon belum nongol juga, perempuan itu mulai gelisah pastinya, tapi ia menyadari kalau calon suaminya kan tukang ojek, jadi ada kemungkinan lagi narik penumpang terlebih dahulu. Ya ya ya, Vanesa memang pengertian sekali ya?

Betul juga, akhirnya kekasih hatinya datang ke rumah, betapa senangnya Vanesa, entah kenapa pagi itu Roy atau nama aslinya adalah Roni, terlihat tampan sekali, duh Vanesa gak nyangka beneran, Roni ternyata tampan juga, cocok deh sama kamu.

Lelaki itu turun dari motor yang biasa untuk ngojek, lalu segera mendekati perempuannya pujaannya, wah sepertinya Roni juga terpaku melihat gaya dandanan Vanesa yang terlihat sangat anggun sekali, tidak seperti kesehariannya yang agak - agak tomboy.

"Sayang."

"Iya, sayang!"

Jawab Vanesa manja, namun entah kenapa perempuan itu tiba-tiba terdiam sambil menarik kepalanya ke belakang.

"Kenapa, sayang?"

"Abang puasa?"

"Ya iyalah, sayang. Masa nggak sih!"

"Terus sudah mandi belum nih?"

Vanesa sepertinya sedang mengintrogasi Roni calon suaminya.

"Emang abang bau apa?"

"Mandi kagak?"

"Iya dong sayang, kan kita mau jalan, masa sih gak mandi!"

"Terus, gosok gigi juga?"

Spontan Roni meniup telapak tangannya lalu ia cium, barangkali mulutnya bau.

"Iya lah sayang, kamu aneh aja nih!"

"Abang, kalau tadi beneran gosok gigi, napa masih ada cabe merah di sela-sela gigi Abang?"

"Masa sih?"

Roni segera berjalan menuju kaca spion yang ada di motornya, eh benar juga ternyata masih ada cabe merah yang nyelip di sela-sela gigi! Wah, ini sisa saur atau tadi makan dulu sebelum ketemuan sama Vanesa ya?

"Aduh maaf, ini kagak kena sikat gigi berarti!"

"Tapi Abang puasa kan?"

"Iye, Abang puasa sayang!"

Roni meyakinkan pacarnya, bahwa ia benar-benar puasa dan cabe merah yang nongkrong di sela-sela itu memang bukan unsur kesengajaan.

Ha ha ha ha ha, makanya kalau gosok gigi yang bersih Mas Bro!


                      SELESAI


NB : INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA DAN JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH DAN TEMPAT INI BENAR-BENAR TIDAK DISENGAJA.

17 / 05 / 18

Puisi (Aku Di Matamu)


Puisi (Aku Di Matamu)

Aku Di Matamu.

Katamu, aku adalah singgahan sesaat ketika engkau tengah diombang-ambingkan rasa! Aku terdiam, itu bukan berarti mengisyaratkan ruang untukmu singgah di sela lengangku.

Salahku, membiarkan semuanya mengalir begitu saja, tanpa mampu aku menghentikannya. Siapa yang harus dipersalahkan?
Entahlah!

Hari-hariku sudah mulai banyak berubah, apa kau tahu akan hal itu?

Awalnya malam adalah tempatku singgah, melepas penat seperti halnya hari yang sudah - sudah. Tanpa ada lirih kesedihan tentang rasa yang tengah menghantam ke dalaman rasamu.

Sialnya!
Aku terperangkap...
Aku terdiam dalam kesedihanmu...
Aku menikmati setiap kisahmu...
Hingga malamku tak lagi hening!

Candu macam apa yang sudah kau jejalkan?

Hadirmu kutunggu bersama detak detik jam dinding yang nyaring terdengar, bahkan gaduh tikus di dapur yang biasanya membuatku jengah, kini tak lagi terhiraukan! Selain denting suara khas ponselku.

Kau keterlaluan!

Menumbuhkan rasa kepadaku!
Sedang aku tak mampu melipat jarak, demi sebuah temu untuk sekadar merayakan rindu! Rasa macam apa ini, Dik?!


Gulir waktu menuntutku kepada cinta, menyuburkan ladang jiwa, penuh aroma semerbak, hingga inginkan semakin kuat, ingin memiliki kau seutuhnya.

Aku ingin temu pada tepi senja, denganmu. Membiarkan rasa saling mengobati rindu. Sebelum jejak kita samakan, dalam titian waktu di masa mendatang.


Ditulis oleh : DBaniK.



Tegal 30/10/2018



Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...