Puisi (Aku Di Matamu)

iklan

Puisi (Aku Di Matamu)


Puisi (Aku Di Matamu)

Aku Di Matamu.

Katamu, aku adalah singgahan sesaat ketika engkau tengah diombang-ambingkan rasa! Aku terdiam, itu bukan berarti mengisyaratkan ruang untukmu singgah di sela lengangku.

Salahku, membiarkan semuanya mengalir begitu saja, tanpa mampu aku menghentikannya. Siapa yang harus dipersalahkan?
Entahlah!

Hari-hariku sudah mulai banyak berubah, apa kau tahu akan hal itu?

Awalnya malam adalah tempatku singgah, melepas penat seperti halnya hari yang sudah - sudah. Tanpa ada lirih kesedihan tentang rasa yang tengah menghantam ke dalaman rasamu.

Sialnya!
Aku terperangkap...
Aku terdiam dalam kesedihanmu...
Aku menikmati setiap kisahmu...
Hingga malamku tak lagi hening!

Candu macam apa yang sudah kau jejalkan?

Hadirmu kutunggu bersama detak detik jam dinding yang nyaring terdengar, bahkan gaduh tikus di dapur yang biasanya membuatku jengah, kini tak lagi terhiraukan! Selain denting suara khas ponselku.

Kau keterlaluan!

Menumbuhkan rasa kepadaku!
Sedang aku tak mampu melipat jarak, demi sebuah temu untuk sekadar merayakan rindu! Rasa macam apa ini, Dik?!


Gulir waktu menuntutku kepada cinta, menyuburkan ladang jiwa, penuh aroma semerbak, hingga inginkan semakin kuat, ingin memiliki kau seutuhnya.

Aku ingin temu pada tepi senja, denganmu. Membiarkan rasa saling mengobati rindu. Sebelum jejak kita samakan, dalam titian waktu di masa mendatang.


Ditulis oleh : DBaniK.



Tegal 30/10/2018



No comments:

Post a Comment

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...