Cerita Pendek (Kenangan)

iklan

Cerita Pendek (Kenangan)

Cerita Pendek (Kenangan)


Judul: Kenangan.



Pada suatu hari, aku pergi menjenguk kenangan, saat itu hujan turun dengan lebatnya, terlanjur basah, aku pun terus berjalan menyusuri titian waktu.


Langkah ini terhenti, saat kudengar isak tangis pilu, kudekati asal suara itu, ah ..., rupanya kamu, Nay. Perempuan sunyi yang pernah membuat gaduh di relungku, dia masih sama, mencintaiku seperti dulu kala, padahal rentan waktu telah jauh memisahkan aku dan dia.


"Biarkan aku mengasuh rindu ini, Tuan." dia berkata lirih.


Ada debar iba yang tiba-tiba lahir di benak, bukan lantaran aku kembali jatuh cinta, namun ini sebuah rasa yang tak mampu kuucap.


"Nay, sudahlah. Biarkan rindu bermain, sapih ia, agar waktumu tak habis untuk mengurusnya!" kutatap wajah perempuan itu, ada gurat luka yang terpancar dari sorot matanya.

"Kenapa? Apa aku salah, Tuan?"

"Tidak, tidak ada yang salah! Tapi apa kau tidak mengasihani jiwamu? Dia kau biarkan meradang, kau biarkan terus menyimpan rasa yang telah mati, sadar itu, Nay!"


Sungguh, aku lelaki tegar, namun tidak untuk kali ini. Bulir-bulir bening mulai keluar dari sudut mataku. Ini menyakitkan, dan teramat mengharukan.


Baca juga: cerpen singkat judul: saksi.


"Maki aku, Nay! Ludahi aku! Ayo, lakukan!" bahu mungil itu kuguncang, aku ingin ia terbangun, lalu tersadar dari semuanya.

"Tidak, tidak, Tuan! Bunuh saja jika kau ingin aku melupakanmu!" Perempuan di hadapanku mulai menangis. Dan aku tak kuasa untuk membendungnya.

"Maafkan aku, jika aku harus melangkah pergi! Sungguh, itu bukan kehendakku.



Hujan masih turun, saat langkah ini beranjak pergi meninggalkan Nay dengan lukanya, luka yang kutorehkan lima tahun yang lalu, luka yang sebenarnya aku pun sama, masih menahan nyeri untuk melupakannya.





NB: ini hanya cerita fiktif belaka, dan jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat, ini benar-benar tidak disengaja.




Tegal 22/10/2017

No comments:

Post a Comment

Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...