Monolog - Dengan Judul: Langit Malam Itu.

iklan

Monolog - Dengan Judul: Langit Malam Itu.


Monolog - Dengan Judul: Langit Malam Itu.

Langit Malam Itu .... 

 Oh iya, langit. Izinkan aku rebah di kolongmu, melepas gundah raga yang tertumpu beban hidup, hingga lelap menina bobokan, meski tak begitu lelap.

Ajari terlebih dahulu aku menata gemintang, yang terserak di hamparmu, namun begitu indah saat terlihat dari tempatku terpaku.

Aku ingin seperti itu, walau perih ini terserak di langit jiwa, namun tetap indah saat dipandang orang dari jarak yang entah sekali pun. 
Apa kau bilang? Mataku enggan menumpahkan airmata? Meski kata orang bijak, lelaki pun boleh menangis. 

Mungkin saja itu yang dinamai naif? Atau bisa jadi aku memang tidak bisa menangis? 

Oh, tidak ...! Tidak seperti itu langit ...! 

Airmata kadang juga tumpah, di lipat waktu yang kusembunyikan, dari jamah telinga-telinga orang, yang bisa saja menertawai kelemahanku. 

Sungguh ..., menyedihkan!
Orang bilang aku tegar, berjiwa kuat, dan tidak mudah menyerah.
Apa kau tahu? 

Jika punggung malam kerap basah oleh airmataku ... 
Jika ujung pagi sering kuyup oleh isakku. 

Sttt ... Ini hanya aku dan kau ... 
Ah, kau ini langit ...! 

Jangan tertawakan aku seperti itu! 

Ayolah ...! Hibur hingga aku terkekeh. 

Makian pun akan kubiarkan ...! 

Karena aku memang pantas kau cemooh. 

Bagaimana? 

Apa kau masih mau mendengar kisahku yang lain? Namun, lelapkan aku terlebih dahulu pada punggung malam. 


26/08 /2018.

No comments:

Post a Comment

RUJAK TEPLAK KULINER TEGAL ASLI

Namanya rujak teplak Memiliki bahan-bahan yang jelas banyak sekali mengandung unsur serat dan tentunya juga menyehatkan, karena tidak ...