rujakangkung

iklan

Kumpulan Puisi.


Kumpulan Puisi.

Bagai Bersamamu

Aku sudah lama sekali tidak berpuisi untuk kau yang kupanggil; Puan. Sebab aksaraku tengah terombang - ambing waktu dan kesibukan.

Kau terlihat biasa saja, meski aku tahu kau ingin aku menyentuh rasa dengan bait - bait yang biasa kuhadirkan di sela-sela sepimu.

Tidak ada wajah memelas, sebab kau telah mengerti aku, kita sudah saling mengenal satu sama lain, hingga merasuki keseluruhannya, jadi kita pun tahu sama tahu.

Kita tidak pernah gaduh dengan persoalan yang mememang seharusnya bisa diredam, sebab kita tak akan pernah terjebak kepada pertengkaran di atas mainstream, kita telah didewasakan oleh waktu.

Kita tak lagi seperti anak baru gede, yang menjadikan sepele menjadi sesuatu yang dahsyat, tidak! Kita sudah melewati masa - masa itu. Dan ketika menjadi lebih tenang kepada gelombang yang dulu pernah terlewati.

Hati kau dan aku menjadi kuat lantaran kita saling memahatkan kesetiaan, mengukir pun dengan ditail tanpa terkecuali, hingga kita saling mengetahui masing - masing.

Aku bahagia bersamamu; Puan. Pun engkau! Sebab tak pernah aku temui kegelisahan saat aku tengah tidak berada di sisi kau, dan begitu juga dengan kau.

Aku akan kembali mengumpulkan diksi untuk kau, lalu aku kembali akan membuat bait - bait yang mengatas namakan kau, sebagai rasa yang begitu kuat merajai hati aku.

Kita tetap saja begini, meski waktu mengubah apa yang kita miliki, namun kita tetap sama, sejalan bersama cinta yang telah kita genggam, tanpa keraguan lagi, seperti pada masa - masa kita baru saling menyelaminya.

Aku percayakan seluruhnya kepada waktu yang terus saja berjalan, sebab apa-apa yang kita jalani juga di atas waktu yang telah ditipkan kepada aku dan kau, hingga waktu jua yang akan memisahkan kita kelak.

Kepada engkau yang aku panggil; Puan. Terus saja begitu adanya, sebab begitu pun sudah membuat langkah kita menjadi ringan, tidak ada lagi pertengkaran yang hanya akan melahirkan nestapa.

Aku cinta kau, seperti matahari menyinari bumi, hingga begitu seterusnya, sampai kita menua nanti, dan tetap bersama dalam rasa; cinta.

20/05/18



Kumpulan Puisi.


MENGGAPAI ASA


Masih aku ingat dengan jelas, pada pertengahan Juli, Dik. Aku datang di senja yang basah, mengetuk segenap rasa yang kuharapkan.

Engkau terdiam dalam hening, saat kuhaturkan maksud dan tujuanku singgah di beranda rumahmu, "Dik, aku mengharap kau tumbuhkan lagi rasamu padaku, karena tanpamu aku adalah ranting kering!" itu yang kuucapkan di senja basah itu, lalu kau tetap tertunduk diam seribu bahasa.

Agustus masih basah di pelataran rumahku, dan kau masih membeku, Dik.

Maafkan atas segala khilafku, jika aku membuatmu terluka, tapi apa tidak bisa kau beri aku kesempatan kedua, untuk menebus semua luka yang telah kutorehkan, "Dik, jika hatimu telah mencair, kabari aku. Akan kujemput engkau, untuk kembali kujadikan penerang dalam gelap jiwaku.


 2 Agustus 2016 ~





Kumpulan Puisi.

TENTANG BUMI


Bumiku sayang bumiku malang
Menanggung beban bukan kepalang
Menanggung hajat milyaran orang

Engkau sudah tak muda lagi
Ribuan tahun sudah kau tuai
Penghuninyapun silih berganti

Wajahmu tak secantik dulu
Hutanmu musnah satu-persatu
Satwa-satwa penyeimbangmu mati diburu

Bumi meradang bukan kepalang
Menanggung polah tingkah sombong
Manusia-manusia yang ia timang

Sungguh ironis
Bumiku miris
Akankah berakhir tragis


25 juli 2016~




Kumpulan Puisi.

JUDUL : PAGIKU


Pagi di kota kecilku
Tak seramah dulu, kawan
Udara pagi sudah kumuh
Tercampur emisi kuda-kuda besi

Pagi di kota kecilku
Di bisingkan deru-deru mobil
Memecah lengang suasana
Yang seharusnya terisi kicau burung

Pinggir-pinggir jalan telah sesak
Tembok-tembok beton memagarnya
Pohon telah tergusur tempatnya
Asap-asap kenalpot merajalela

Aku merindukan kicauan burung
Aku merindukan udara bersih
Aku merindukan tetes embun
Menghias pagi di kotaku

Semua telah berubah
Pagi di kotaku tak sama lagi
Hanya kembali ke ingatan lalu
Untuk menjamah pagi yang dulu


18/07/2016





Kumpulan Puisi.

BILA

Waktu
Itulah ruang
Terhampar dalam maya
Tak akan pernah terulang

Hanya bisa terkenang saja
Terpijak lalu pergi
Cuma sesaat
Hadir

Lelah
Menghiba kembali
Walau menguras rasa
Waktu tetap tak berhenti


13052016




Kumpulan Puisi.

Judul : Paijo



"Merdeka! " Teriak Paijo girang
Tangannya mengepal bak pejuang
Ada senyum tersungging
Saat ia coba melenggang

Sang saka merah putih dibawanya
Sesekali ia kibas-kibaskan ke angkasa
Sungguh Paijo kecil penuh asa
Walau belum mengerti apa itu merdeka

Pada barisan paling depan
Perayaan karnaval tujuh belasan
Paijo memang terlihat tampan
Berseragam ala pejuang kemerdekaan

Semoga engkau selalu begitu
Penuh semangat dan ambisi
Bangsa ini butuh penerus sepertimu
Setelah kau tahu arti kemerdekaan ini



06/08/2017.

Ini kumpulan puisi hasil coretan di dunia maya, semoga bisa menghibur kalian yang sudah mampir di blog saya, dan jangan lupa kunjungi juga konten yang lain, semoga bermanfaat. 🙏



Ikan dan Kail.


Ikan dan Kail.
Pic. ZeeNBee/pixabay


Halo sobat semua, sebagai seorang yang sudah menginjak usia dewasa, tentunya kita juga sudah semestinya mencari penghidupan, karena memang harus seperti itu adanya.

Kita jelas tidak mungkin akan terus bergantung kepada orangtua kita, meskipun orangtua kita mampu sekali pun, sebab mencari rizki memang sudah menjadi kewajiban bagi kita yang sudah menginjak usia dewasa, atau memang sudah masuk sebagai orang yang seharusnya mencari penghidupan.

Adapun diri kita juga seharusnya tahu akan diri sendiri, sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain, agar setidaknya mampu menghidupi diri sendiri, bukan malah menjadi beban bagi orang lain, meskipun itu kedua orangtua kita sendiri.

Namun jika kita yang ternyata memperoleh posisi atau kemapanan dalam hal pekerjaan, kita juga bisa memberikan bantuan atau solusi kepada sahabat maupun kerabat kita yang memang sedang membutuhkan pekerjaan, kita bisa saja memberi bantuan secara materi, namun sewajarnya saja, agar tidak menjadi suatu kebiasaan bagi sahabat atau kerabat kita, dan itu bukan berarti kita kejam, namun setidaknya kita bisa mencegahnya agar tidak bergantung kepada orang lain.

Sebuah pepatah yang sangat bijak sekali menurut saya, ketimbang memberikan ikan mendingan memberikan seseorang itu kail, sebab dengan memberikan kail, sama saja kita memberikan seseorang bisa mendapatkan ikan yang lebih banyak lagi. Mantap sekali kan pepatahnya? Dan yang terpenting adalah makna di balik pepatah tersebut.

Saya sangat setuju sekali dengan pepatahnya, dan lebih baik memang di implementasikan kepada orang yang suka meminta bantuan secara materi kepada kita, dengan memberikan sebuah kail, maka seseorang menjadi lebih tahu bagaimana sulitnya mencari ikan, namun kalau berhasil, maka akan menjadi berkah tersendiri, sebab seseorang tersebut memiliki dua keuntungan, yaitu ilmu sekaligus hasil tentunya.

Dengan memberikan kail kepada orang yang sering meminta ikan, akan membuat dia lebih bersemangat ketika dia sudah bisa merasakan betapa enaknya mencari ikan sendiri, tanpa harus terus menerus bergantung kepada orang lain, maka ketika ada seseorang yang serupa dia, maka dia pun begitu pula kepada orang tersebut, dan begitu seterusnya.

Dengan memberikan kail kepada orang yang selalu meminta ikan kepada, adalah cara yang sangat benar sekali, sebab tidak akan menjadikan seseorang menjadi ketergantungan dengan selalu mengharapkan uluran tangan dari orang lain, dan justru menumbuhkan rasa lebih bertanggung jawab, sebab merasa telah diberikan pegangan (kail) sehingga ia pun akan berusaha dengan sebaik-baiknya.

Dengan cara memberikan kail kepada orang yang selalu meminta ikan, itu sangat bagus untuk mengajarkan indahnya berbagi, namun berbagai dengan memberikan pekerjaan, sehingga untuk kedepannya seseorang itu bisa juga berbagi dengan orang lain yang membutuhkan bantuan atau pekerjaan, jika kita selalu memberikan bantuan dalam bentuk materi, maka materi itu hanya akan mengatasi sementara masalahnya, maka cara yang terbaik ya berikan pekerjaan atau dengan istilahnya sebuah kail.

Terima kasih sudah mampir di blog saya sobat 🙏



04/01/2019


Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...