rujakangkung

iklan

Tips Gokil Berselancar Di Dunia Maya.

Tips Gokil Berselancar Di Dunia Maya.

Tips Gokil Berselancar Di Dunia Maya.


Yuk sobat kita berselancar di dunia maya!

Eit ...! Tunggu dulu! Sudah pemanasan belum? Seperti halnya mau berselancar di laut kita juga harus mengadakan pemanasan terlebih dahulu ya, biar tidak kram hahahaha...

Nah, ini dia pemanasan yang perlu kita lakukan sobat!


Pertama : Lemaskan dulu jari - jari kamu, atau bisa dibilang senam jarilah.

Kedua : regangkan otot - otot di leher, putar kepala beberapa kali, sekiranya biar lemas dan tidak tegang.

Ketiga : kedip - kedipkan mata sejenak.

Jika sudah siap, kita lihat dulu kelengkapan apa saja yang akan kita bawa menuju selancar di dunia maya. Soalnya ini juga wajib, biar kita tenang saat berselancar 🏄 😁

Pertama : cek baterai ponsel kamu, jangan - jangan tinggal strip satu, kan repot juga kalau lagi asik-asiknya berselancar tiba-tiba batrenya habis.

Kedua : pastikan kondisi mood kamu sedang dalam kondisi yang baik ya, biar tidak mudah baper kalau nemuin postingan yang kadang suka ada berbau nyinyir.

Ketiga : jangan lupa siapin cas hp, kan siapa tahu hp kamu ngedrop.

Keempat : siapin kopi, sirup, teh anget, jus atau apa saja deh biar tidak haus.

Kelima : siapkan juga camilan, siapa tahu pas lagi selancar kamu lapar, ya kan?


Jika sudah kamu persiapkan semua, sekarang kamu harus nyari lokasi buat selancar nih! Kalau selancar di laut pasti nyari yang ombaknya itu gede, karena akan lebih menantang untuk berselancar, ya kan?

Namun untuk berselancar di dunia maya, cari yang ombaknya kecil atau sedang saja, takutnya kalau masuk ke dunia maya yang ombaknya gede nah pas kita baper, kita malah bisa kebawa arus tuh, artinya apaan? Artinya, kita jangan masuk di area atau postingan orang yang lagi ribut tuh gara - gara rebutan es cendol misalnya. Nah kan, itu bisa menyeret kita kepada arus mereka, yang akhirnya kita malah bisa terbawa arus juga.

Jadi alangkah baiknya kita amati dulu, mana nih arus yang tenang, syukur - syukur adem untuk kita berselancar, jadi kita kerasan terus hati juga senang, ya kan?


Ya sudah mari kita berselancar di dunia maya dengan tenang tanpa ada rasa gundah gulana, biar pikiran juga menjadi senang dan akhirnya mendapatkan hiburan yang dapat menyejukan hati.


Saya mau berselancar dulu ya, cari tempat yang teduh - teduh saja, jangan yang penuh gejolak. Eh, iya siapa tahu pas selancar ketemu es cendol jadi bisa beli sekalian hahahaha....


Ya sudah mari berselancar di dunia maya sobat....!!!


Pic. Pexels/pixabay


30/12 /2018

Belajar Menulis Prosais Lagi.

Belajar Menulis Prosais Lagi.

Aku Serumput Ilalang Yang Mati Di Jejakmu.

Kita sudah seperti sepasang kenari di dahan-dahan rimbun, romantis bersama menikmati waktu yang berlalu. Tiada hari tanpa canda merupa kicau.

Aku begitu dalam mencintai kau, hingga tidak ada siapa pun yang mampu singgah di hati aku, walau dalam hitungan menit. Aku cinta kau dengan sebenarnya!

Hari-hariku ialah kau, kuhabiskan seluruhku hanya untuk memikirkan kau. Melipat waktu demi waktu hanya untuk bersama kau. Apa hal itu juga sama terpikir oleh kau?

Namun aku sungguh sangat tidak peduli, biar saja kau begini. Karena wajah manis itu masih saja bisa aku nikmati pada sepanjang senja yang melintas.

"Malam ini kita jalan ya."

"Kemana, Mas?"

"Kamu saja yang memilih tempat terbaik untuk malam ini."

Kau selalu saja enggan untuk sekadar memberi usulan kemana kita akan pergi, selalu aku yang menjadi penentu, tahukah kau jika aku selalu berharap kau yang memilihnya, bukan pasrah begitu saja.

Aku selalu memilih taman kota, selain ramai taman kota banyak berjajar pedagang kaki lima, jadi lebih gampang jika perut tiba-tiba lapar. Banyak sekali pilihan menu, tinggal memilih saja sesuai selera.

"Kamu sudah lapar?"

"Nanti saja, Mas. Kita habiskan saja sisa cerita semalam."

"Baiklah, tapi jika sudah lapar kamu bilang ya."

Kami pun menghabiskan sisa cerita semalam, suasana begitu hangat, apalagi kebetulan malam ini taman kota tidak begitu banyak orang yang datang seperti biasanya.

"Mas, boleh aku minta dipesankan bakso?"

"Kita kesana aja gimana?"

Aku coba mengajak kau ke tempat penjual bakso tersebut, namun kau menggeleng, memang sih tempat ini lebih enak buat ngobrol ketimbang duduk di lapak penjual bakso tersebut. Aku pun bergegas mendatangi penjual bakso tersebut untuk memesan dua mangkok bakso dan dua botol air mineral.

Kami menikmati malam ini dengan bahagia, segala cerita pun sudah menguap laksana bensin dalam botol yang tutupnya lupa ditutup. Banyak tawa kita pecahkan malam itu, aku pun senang melihat raut bahagia yang begitu nyata terpancar dari wajahmu.

Sudah seminggu kepergian yang kau bilang karena ada urusan keluarga, aku gelisah kau jarang mengirimkan pesan, kalau pun aku telpon, kau tidak pernah mengangkat dengan alasan sedang sibuk di sana, aku coba untuk mengerti dan berusaha untuk tidak menumbuhkan kecurigaan - kecurigaan yang tanpa alasan.

Tiga minggu kemudian kau pulang, itu juga aku tahu dari teman yang kebetulan rumahnya tidak jauh dengan kau. Aku mulai menaruh curiga, kenapa kau berubah secepat ini, bahkan pulang pun tidak memberikan kabar. Apa aku ada salah dengan kau?

Jujur, hati ini bergetar hebat saat akan mengetuk pintu rumahmu yang bercat kuning muda, perasaan ini persis ketika aku baru pertama kali apel ke rumah kau. Ada apa ini?

"Oh, Nak Bram! Ee ... cari Non Airin?"

Aku tertegun, asisten rumah tangga Airin yang biasa aku panggil Bibi ini kenapa canggung saat berhadapan denganku, ini sungguh tidak biasa. Kami biasa bercanda sebelumnya!

"Maaf, Bi. Kenapa dengan Bibi?"

"Nak, sini ikut Bibi!"

Bibi menarik tanganku hingga menjauh dari rumah Airin. Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang aku hadapi saat ini.

"Kamu belum tahukah, Nak?"

"Tentang apa, Bi?"

"Non Airin sudah menikah! Non Airin dijodohkan Tuan dan Nyonya, Nak."

Aku seperti mati sesaat. Tubuhku lunglai, mulut pun seakan diam terkunci. Aku tidak pernah memikirkan yang sejauh ini, jika aku memang tidak pantas untuk dijadikan menantu, aku hanyalah rumput liar yang mencoba tumbuh di antara pepohonan anggur. Aku terlalu tinggi berharap.

"Terima kasih, Bi. Sampaikan kepada Airin, aku turut bahagia."

 19/04/2018

_____________________________________

Belajar Menulis Prosais Lagi.


Aku masih di sini menunggu pagi, seraya menyulam sehelai demi sehelai kenang yang hampir kusut. Berharap menjadi selembar cerita yang mungkin kelak akan terbaca, seperti sebuah prasasti purba.

Kepada tawa yang pernah bertahta di langit malam, sekarang sudahlah tanggal dan luruh, pecah dan terburai bagai kunang-kunang liar yang yang menemukan dunianya.

Lalu bagaimana dengan aku dan kamu?

Kita tetap baik-baik saja.

Mendiami lipatan - lipatan waktu, menenteramkan rasa yang ada, membuatnya kian subur di ladang hening.

Kelak akan ada masa.

Jika airmata bukan lagi kepedihan, bukan lagi sebuah isakan kuat demi meluluh lantakkan jeruji sunyi, namun ia terjatuh di antara riuhnya anak - anak rindu.

  01/09/2018

_____________________________________


Belajar Menulis Prosais Lagi.

Judul: Lelaki Sunyi dan Rindu.

Setiap malam, lelaki itu gelisah menina bobokan rindunya.

Kadang ia menyanyikan beberapa lagu, bahkan mengkidungkan puisi - puisi pujangga yang tak bertuan, demi apa? Demi melelapkan rindu yang semakin hari semakin rewel saja.

Pernah suatu hari ia ingin membunuh rindu, namun niatnya urung. Sebab lelaki itu kembali kepada kesederhanaan cara berpikirnya.

"Jika kelak rindu tak betah menanti indungnya kembali, pasti dengan sendirinya tangisnya akan terhenti"


Betul kata hatinya, jika rindu dimanjakan, hancurlah raga menanggung derita. Bukan lantaran lelaki itu enggan berkasih sayang dengan rindu, membiarkan ia lepas di padang temu. Namun, lelaki itu tahu, jikalau dibiarkan, maka hancur sudah cinta yang sesungguhnya.

Lelaki itu mengeram rindu setiap malam, menenggelamkan kepedihan di setiap harinya. Meluluhkan keinginan untuk bersua, kepada tambatan hati yang tak semestinya.


29/12/2018


Tamu Prosa Blog Dbanik

Judul : Masih Sanggupkah Kau Bertahan? Karya : Dian Ahmad  Tatap mata yang kian meredup, menampakan duka yang sepertinya menoreh telalu dala...